"Kasus ini hanya bagian kecil dari puncak gunung es. Praktek perburuan rente bertebaran di segala lini," kata Sekjen Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (Almisbat), Hendrik Sirait, kepada
Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin, 23/11).
Dalam pandangan Hendrik, beberapa nama yang disebut dalam rekaman percakapan pencatutan nama itu misalnya, alih-alih memberikan klarifikasi yang jernih dan obyektif malah saling berbantahan yang akhirnya menempatkan posisi Presiden Jokowi dalam situasi yang ambigu. Kabinet yang diharapkan terkonsolidasi dan terkoordinasi baik pun justru dalam kasus ini terlihat semakin terfragmentasi.
"Untuk itu, Almisbat berharap Presiden Jokowi dapat mengambil sikap tegas dan terukur. Publik sejauh ini menunggu langkah-langkah Presiden untuk menuntaskan kasus pencatutan nama," ungkap Hendrik.
Di sisi lain, lanjut Hendrik, kasus ini harus dijadikan momentum untuk pembenahan kabinet agar agenda Nawacita tidak dibajak oleh menteri-menteri yang tidak sejalan dengan Presiden. Karena itu, Almisbat menilai 100 persen bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Sudirman Said adalah sebagian menteri yang membajak Nawacita dan layak diganti.
"Kasus pencatutan nama ini disinyalir merupakan bagian dari permainan kedua menteri itu untuk mengedepankan dan menyelamatkan kepentingan mereka," demikian Hendrik.
[ysa]
BERITA TERKAIT: