Lintas Mashab

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Sabtu, 15 Agustus 2015, 12:28 WIB
Lintas Mashab
nasaruddin umar/net
SECARA fikih, Islam Nusan­tara sangat dipengaruhi oleh komunitas Nahdlatul Ulama. Setiap kali kita berbicara ten­tang Islam Nusantara tidak bisa kita memisahkannya dengan Islam Nadliyin. Se­baliknya bagi para warga Nahdliyin, setiap kali bicara tentang Islam tentu akan ber­bicara dalam konteks Islam Nusantara. Sedemiki­an kental hubungan antara keduanya sehingga kita tidak bisa memisahkan antara keduanya. Da­lam Muktamar NUke yang baru lalu, NUkembali mengusung penguatan Islam Nusantara.

Nuahdhatul Ulama sejak awal memompakan se­mangat multi mazhab, sebagaimana disimbolkan dalam lambang NU, ada ikatan tali yang longgar mengikat bola dunia dan diterangi dengan 9 bin­tang. Satu di antaranya paling besar sebagai sim­bol Allah Swt dengan kitab suci Al-Qur'an sebagai petunjuk-Nya. Bintang lainnya ada Nabi Muham­mad Saw dengan kekuatan hadis sebagai warisan­nya. Bintang lainnya ada yang menyimbolkan Abu Bakar, Umar, Itsman, Ali ditambah dengan empat imam mazhab, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Ma­lik, Imam Syafi', Imam Ahmad ibn Hanbal.

Pada saat bersamaan, kehadiran Perguruan Tinggi Islam yang dimotori Kementerian Agama ternyata memunyai arah yang sama dengan tradisi pemikiran Islam NUyang berusaha untuk "meloka­lkan" (Baca: menusantarakan ajaran Islam). Peran Kementerian Agama dalam lintasan sejarah bang­sa Indonesia sangat besar. Sampai sekarang, kan­tor Kemenag masih merupakan satuan kerja (Sat­ker) terbesar, memiliki lebih dari 300 satker yang menggurita sampai ke tingkat struktur pemerintah­an paling bawah, Kantor Urusan Agama di tingkat Kecamatan dan aparat yang berada di dibawah kordinasinya sampai ketingkat desa dan kelurahan. Jumlah karyawan Kemenag sekitar 300.000 orang, yang antara lain terdiri atas Guru Agama Islam ber­jumlah 268.244. Di antara jumlah tersebut terdapat Guru Agama Islam PNSsebanyak 120.184 orang dan non PNSberjumlah 148.060 orang. Khusus Penyuluh Agama Islam di bawah Ditjen Bimas Is­lam berjumlah 97.003 orang yang tersebar sampai ke pelosok desa di seluruh Indonesia. Sebanyak 4.254 di antaranya adalah Penyuluh Agama Islam PNSdan 92.749 yang non-Non PNS. Kemenag adalah mesin organisasi yang paling efektif melaku­kan seminasi "Islam Inklusif" di Tanah Air.

Selain NUdan PTAIS, kejadiran Muhammadi­yah, sebagai ormas Islam kedua terbesar di Indo­nesia, di tanbah dengan sejumlah oramas islam lainnya, juga memiliki peranan penting di dalam melenturkan kubu-kubu mazhab fikih di Indonesia. Perbedaan mazhab tidak lagi dirasakan sebagai sebuah problem teologis tetapi hanya terasa se­bagai problem sosial. Problem kunut-tidak kunut, ziarah kubur-tidak ziarah kubur, tahlil-tidak tahlil, dan perbedaan mazhab fikih lainnya semakin hari semakin tidak lagi mengganggu hubungan dalam kehidupan beragama. Bahkan antara aliran juga sebenarnya sudah mulai terasa longgar. Sau­dara-saudara kita yang beraliran Syi'ah bisa eksis di Indonesia.

Selain ormas-ormas islam dan Kemente­rian Agama sebagai wakil Negara dalam uru­san agama, kehadiran Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang strukturnya menggurita sampai di tingkat Kabupaten, juga memberikan perang yang amat besar di dalam melenturkan kelom­pok aliran dan mazhab keagamaan dalam Is­lam diwilayah Nusantara. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA