MENGENAL ISLAM NUSANTARA (6)

Islam Yang Berkemelayuan

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Senin, 10 Agustus 2015, 12:00 WIB
Islam Yang Berkemelayuan
nasaruddin umar/net
ENTITAS kemelayuan tidak bisa dipisahkan dengan Islam Nusantara. Melayu adalah sebuah konsep masyarakat tertentu yang men­diami suatu wilayah tertentu dengan kondisi obyektif bu­daya tertentu pula. Melayu adalah sebuah etnik yang memiiki bahasanya send­iri yang lebih dikenal dengan bahasa Melayu (Malay language). Konsep kemelayuan adalah kristalisasi nilai-nilai obyektif yang hidup di da­lam kawasan Asia Tenggara. Melayu memiliki entitasnya sendiri yang memiliki unsur distinc­tiveness dengan kawasan lain.

Islam telah berhasil mengislamkan umumnya masyarakat Melayu. Namun tak dapat disangkal Islam yang masuk di negeri serumpun melayu sudah mengalami proses kemelayuan. Dengan kata lain, sebelum mengislamkan negeri Mel­ayu terlebih dahulu terjadi proses pemelayuan Islam. Proses tarik menarik antara nilai-nilai Is­lam dan nilai-nilai kemelayuan telah berlang­sung lama, selama berabad-abad lamanya.

Proses pengislaman melayu tidak banyak kesulitan karena antara keduanya memiliki per­samaan nilai-nilia mendasar. Persamaan itu antara lain, sama-sama menjunjung tinggi har­kat dan martabat kemanusia, keadilan, persa­maan hak, moral kesusilaan, etika sosial yang santun, percaya kepada Tuhan Yang maha Esa, toleransi, dan tenggang rasa. Pusat-pusat kerajaan negeri serantau tidak pernah tercatat melakukan peperangan dahsyat antara dua ko­munitas, yaitu antara komunitas Islam dan ko­munitas adat-istiadat lokal.

Adaptasi dan integrasi nilai-nilai keduanya sal­ing mengisi satu sama lain di sepanjang gugusan kepulauan nusantara ini dengan beberapa daerah pengecualian. Watak dasar budaya masyarakat melayu enjunjung tinggi azas kebersamaan dan kemanusiaan. Ini diperkuat dengan kondisi alam­nya yang berpualau-pulau. Masyarakat pula bisasanya memiliki budaya khusus yang disebut dengan maritime culture (akan dibahas tersend­iri dalam artikel mendatang), yaitu budaya yang egaliter, menjunjung tinggi hak-hak kebersa­maan. Di sepanjang pantai oarng-orang bebas mendarat sehingga persentuhan budaya asing lebih sering dialami masyarakat maritime dari pada masyarakat continental.

Masyarakat continental biasanya lebih berlapis-lapis. Stratifikasi dan struktur sosialnyanya juga lebih rumit karena sudah terbiasa dengan gaya hidup daratan, pedalaman yang bebas dari gang­guan ansing. Budaya melayu ikut berpengaruh di dalam penampilan kepribadian masyarakat Asia Tenggara, khsusnya Indonesia.

Bahasa Melayu menjadi salahsatu faktor yang amat penting di kawasan negeri seran­tau karena betul-betul bisa mempersatukan seluruh masyarakat di kawasan Asia tenggara. Meskipun ada perbedaan dialek tetapi struktur dan kosa katanya umumnya sama. Orang yang memahami bahasa Melayu bisa hidup dan berkomunikasi satu sema lain sesame negeri serantau. Bahasa melayu diperkaya oleh ba­hasa Arab srbagai wujud pengaruh Islam begitu besar di negeri ini. Sebaliknya budaya kemel­ayuan ikut juga berpengaruh di dalam perada­ban Islam Asia Tenggara. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA