Desakan kepada Presiden Jokowi untuk mengganti menteri datang dari berbagai penjuru dengan segala kepentingannya. Makanya dinilai tepat momenÂtum usai Lebaran untuk melakuÂkan perombakan kabinet.
Menanggapi hal itu, bekas Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan sekaligus tokoh perempuan nasional Meutia Hatta mengatakan, Presiden harus melihat mana menteri yang bisa bekerja dan yang tidak bisa bekerja.
"Jika menteri itu sudah keliÂhatan tidak bisa bekerja, maka harus segera dicopot. Jangan ditunggu lama-lama untuk di-
reshuffle," tegas Meutia Hatta saat ditemui usai Rapat Pleno Dewan Pimpinan Nasional Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), di Jakarta, Senin (6/7).
Berikut kutipan selengkapÂnya: Siapa menteri yang layak diganti?Presiden tentu sudah tahu. Tidak bisa asal diganti. Untuk
reshuffle kabinet itu harus melihat orangnya dulu. Mana yang harus diganti. Jangan sampai diganti karena kepentingan politik.
Kalau menteri yang tidak mampu, tentu wajar diganti, itu lebih baik ya. Jangan sampai salah orang.
Kriteria yang layak diganti itu seperti apa?Yang tidak bisa bekerja. Itu kan bisa dilhat dari kinerjanya. Seorang menteri itu kan harus bisa bekerja maksimal di keÂmenterian yang dipimpinnya. Selain itu, menteri itu harus pihak terkait. Menteri tidak selalu kerja sendiri, harus ada kerja sama kan.
Apa harapan Anda kepada Presiden mengenai reshuffle kabinet?Presiden harus tahu betul-betul kinerja menteri itu. Jangan sampai karena desakan politik, orang itu diganti, padahal dia kompeten. Begitu juga Presiden harus tahu betul kemampuan orang yang akan dimasukkan dalam kabinet. Jangan diserahÂkan ke pimpinan parpol untuk mencari menteri.
Memangnya kenapa?Kalau Presiden menyerahkan kepada orang-orang tertentu, nanti orang itu memilih orang yang dia pikir bagus, padahal tidak bagus. Jangan menyerÂahkan kepada orang lain deh. Kalau seperti dulu zamannya pak Harto kan tahu betul.
Harapan saya Presiden harus dijaga supaya bisa bekerja denÂgan baik, diberi kesempatan unÂtuk bisa berpikir sendiri, jangan dirongrong.
Jangan ada bisikan kanan kiri maksudnya?Jangan dirongrong pokoknya. Kalau ada bisikan kanan kiri yang baik, tidak apa-apa, he-he-he.
O ya, bagaimana Anda meÂlihat perempuan Indonesia saat ini?Perempuan Indonesia sebetÂulnya sudah punya wawasan bagaimana berkiprah dalam banyak aspek kehidupan. Tapi tantangannya juga lebih besar.
Apa tantangannya? Tantangannya adalah kekÂerasan, kemiskinan, permasalaÂhan kesehatan. Masalah lainnya, laki-laki tidak memberikan kesempatan pada mereka.
Kalau saya dengar orang biÂcara, masih kecendrungan melecehkan perempuan. Padahal seharusnya menghormati dan memberi tempat bagi peremÂpuan. Sebab, kalau perempuan itu tidak berdaya, laki-laki juga susah.
Apa cita-cita Anda ke deÂpan?Saya ingin membuat sekolah bangsa. Meneruskan nilai-nilai kebangsaan. Kita mendirikan negara untuk apa sih. Memahami permasalahan bangsa, tentu perlu wawasan. Jangan sampai kalau masuk di DPR tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Tugasnya kan mengawasi pemerintah yang menjalankan tugas eksekutif.
Seperti dana aspirasi, berpikir ke situ saja, nggak boleh sebetÂulnya. Tidak boleh dana aspiarsi itu. Sekarang rakyat susah loh. Jangan pura-pura nggak tahu kalau rakyat itu susah.
Kita mempunyai amanah untuk menjaga negara. Negara ini harus kita jaga. Tidak boleh menjadi negara yang terpuÂruk. Makanya penting sekolah politik itu biar tahu dan menÂguasai bidang-bidang tugasnya.
Ini berarti harus mempunyai wawasan.
Kapan membuka sekolah politik? Kita kumpul dulu, ini harÂus dipersiapkan. Cita-citanya masuk partai itu mempunyai pendidikan politik agar memÂpunyai wawasan. Jangan sampai masuk DPR tapi nggak ngerti apa-apa. ***
BERITA TERKAIT: