Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ini Langkah Pemerintah Lindungi Baja Lokal dari Serbuan Impor

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Kamis, 21 Mei 2015, 20:55 WIB
Ini Langkah Pemerintah Lindungi Baja Lokal dari Serbuan Impor
rmol news logo Pemerintah menaikkan bea impor baja untuk tarif Most Favoured Nation (MFN) sebesar 15 persen dan kewajiban menggunakan SNI bagi penggunaan produk baja. Selain itu juga memastikan penggunaan produk dalam negeri termasuk baja pada pengadaan dan proyek yang dibiayai APBN dengan bekerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).  

"Kami juga terus memperjuangkan penurunan harga gas dan tarif dasar listrik yang kompetitif agar dapat mendorong dan meningkatkan kapasitas dan kinerja industri baja nasional," tegas Menteri Perindustrian Saleh Husin pada peresmian pabrik pelapisan pipa PT Bakrie Pipe Industries, Bekasi, Kamis (21/5).

Berbagai upaya tersebut dilakukan agar pembangunan infrastruktur Indonesia lebih banyak dinikmati pelaku industri nasional. Salah satu pelaku industri yang diharapkan mendapat manfaat ialah industri besi dan baja.

"Industri besi dan baja merupakan industri utama yang turut memasok bagi proyek-proyek infrastruktur dan menentukan pengembangan industri lainnya. Mereka harus punya daya saing sehingga mesti dilindungi dari serbuan baja impor," tegasnya.

Menurutnya, industri besi dan baja menjadi bahan baku dasar bagi galangan kapal, industri di sektor oil and gas, industri alat berat, otomotif, dan eletronika. Di infrastruktur, industri ini memasok kebutuhan pembangunan jalan, bandara, pelabuhan, rel kereta api, dan beberapa fasilitas lainnya.

Kebutuhan baja  domestik meningkat tajam  dari 7,4 juta ton pada tahun 2009 menjadi 12,7 Juta ton pada tahun 2014 dan akan meningkat terus seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Kebutuhan pembangunan  infrastruktur di Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 5.519 triliun sampai dengan tahun 2019  dan  membutuhkan  baja 17,46 Juta ton setiap tahun.

Hingga kini, jumlah perusahaan industri baja nasional sebanyak 352 yang tersebar di beberapa daerah antara lain Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi  dimana sebagian besar industri ini berpusat di Pulau Jawa, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak  200.000 orang serta kapasitas industri sebesar 14 Juta ton /tahun.

Bakrie Pipe Industries memproduksi pipa baja las lurus dengan kapasitas sekitar 300 ribu ton. Khusus untuk unit pelapisan pipa, kapasitasnya mencapai 800 ribu meter persegi. CEO Bakrie Pipe Industries, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menargetkan pihaknya meraih efisiensi dari fasilitas pelapisan pipa baja ini.

"Fasilitas ini untuk memenuhi kebutuhan pipa bagi penggunaan di daratan (on shore) dan bawah laut, juga mendukung rencana pemerintah membangun jaringan pipa dalam program konversi BBM ke gas," terang Wigrantoro.

Untuk jangka menengah, kelompok usaha logam dan metal Bakrie ini menyiapkan investasi Rp 1,5 triliun. "Sedangkan hingga tahun 2020, total investasi yang akan dikucurkan Rp 5 triliun," terang Direktur Utama Bakrie & Brothers, Bobby Gafur Umar pada kesempatan yang sama.

Mereka akan memanfaatkan sisa lahan dari total 26 hektare karena baru terpakai 12 hektare. Selain meresmikan pabrik pelapisan, Bakrie juga mendirikan unit jasa inspeksi dan analisis logam. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA