Dari situ terlihat, kelompok yang menginginkan perubahan di partai beratribut serba biru itu yang merasa menang. Mereka masih punya waktu untuk menÂsosialisasikan calonnya.
Sebelumnya beredar kabar, pendukung SBY menginginkan kongres dipercepat untuk mempersulit calon pesaingnya melakuÂkan sosialisasi ke daerah.
Tapi keinginan itu dimentahkan dengan argumentasi kaÂlau kongres dipercepat, berarti namanya Kongres Luar Biasa (KLB). Padahal, tidak ada alasan untuk menggelar KLB.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto yang juga Wakil Ketua DPR itu mengatakan, walau kongres sesuai jadwal, pihaknya masih merasa yakin SBY akan dipilih secara aklamasi.
Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Agus Hermanto, pada Senin (9/3) lalu: Kenapa Anda merasa yakin SBY terpilih secara aklamasi?Karena sebagian besar kader Partai Demokrat masih menginginkan Pak SBY memimpin partai ini sampai 2020.
Aklamasi itu bukan dengan sengaja kita ciptakan. Tapi kalau seluruh kader memberi dukunÂgan, maka aklamasi akan terjadi dengan sendirinya.
Apa tidak ada rekayasa agar aklamasi? Tidak ada upaya rekayasa akÂlamasi untuk menangkan SBY dalam kongres nanti. Buktinya, kongres juga tetap sesuai jadwal. Kita ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa tidak ada dinamika seperti itu di internal Demokrat.
Apa SBY bersedia dicalonkan?Teman-teman meyakini apaÂbila seluruh kader menghendaki, tentunya Pak SBY akan melakÂsanakan amanah yang diberikan seluruh kader Partai Demokrat.
Sudah ada konfirmasi resmi kesediaan dari SBY?Rasanya tidak ada kader yang meminta konfirmasi, karena kita kembalikan kepada khittahnya. Beliau pasti masih ingin menÂjalankan amanah tersebut.
Kenapa mesti SBY, apa tidak ada calon yang lain?Setelah berputar ke seluruh daerah, bertemu dengan seluruh pemilik hak suara dalam kongres Partai Demokrat nanti, mayoriÂtas masih menginginkan Pak SBY menjadi ketua umum.
Alasannya?Karena kita ingin mengutamaÂkan elektabilitas, kejayaan dan kebesaran Partai Demokrat.
Itu saja?Survei 2003 memperlihatkan Demokrat turun sekali. Ada yang memperkirakan hanya dapat tiga persen karena sejumlah kader kita bermasalah hukum.
Kemudian kita lakukan KLB dan memilih Pak SBY menjadi ketua umum. Partai Demokrat kembali rebound menjadi 10 persen lebih dalam Pileg 2014.
Walau perolehannya tidak seperti Pileg 2009, capaian itu sudah spektakuler. Tanpa dipegang Pak SBY tentu tidak mungkin kita bisa mencapai angka tersebut.
Padahal beliau menjabat tidak sampai satu tahun. Berangkat dari itulah para kader meyakini Pak SBY bisa mengembalikan kejayaan Partai Demokrat, paling tidak seperti Pileg 2009, yaitu 20,9 persen pada Pileg 2019.
Apa hanya SBY yang mamÂpu mewujudkan itu?Karena sejauh ini memang di mata kader, di mata pemilik suara hanya beliau yang mampu mencapai reputasi ini.
Jika nanti pemilihan secara aklamasi, ada yang menilai itu tidak demokratis?Justru aklamasi itu bagian dari demokrasi yang tertinggi. Musyawarah dan mufakat adaÂlah sesuatu yang paling dikeÂhendaki. Tapi kalau musyawarah dan mufakat tidak dicapai, maka ditempuh voting.
Apa ada permintaan dari SBY untuk aklamasi?Bukan Pak SBY meminta. Tapi beliau yang diminta dan diharapkan untuk kembali meÂmegang amanah seluruh mayÂoritas pemegang hak suara. Ini berbeda dengan calon partai lain, yang biasanya mencalonkan. Pak SBY tidak mencalonkan. Tapi seluruh kader yang ingin memberikan amanah kepada Pak SBY.
Kabarnya, jika SBY tidak maju, maka Anda atau Ibas yang akan dijadikan calon alternatif, apa benar?Itu tidak benar. Kami seÂmuanya mendukung apa yang menjadi keinginan pemegang hak suara,bahwa sangat mengÂinginkan Pak SBY memimpin lagi Demokrat lima tahun ke depan. ***
BERITA TERKAIT: