"Kementerian Pertanian menargetkan swasembada lebÂih cepat dari target yang disÂampaikan Pak Presiden," kata Amran Sulaiman kepada
Rakyat Merdeka saat ditemui usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas Hasanuddin, Gowa, Sulsel, Sabtu (24/1).
Pemerintah, lanjutnya, telah berkomitmen untuk mewujudÂkan kedaulatan pangan serta swasembada pangan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menÂetapkan agar swasembada padi, jagung dan kedelai dalam tiga tahun.
Amran melanjutkan, sebaÂgai bentuk komitmen terhadap penugasan ini, pemerintah telah menambah alokasi anggaran 2015 melalui APBN-P sebesar Rp 16,9 triliun, serta tambaÂhan dana alokasi khusus (DAK) bidang pertanian sebesar Rp4 triliun.
"Tambahan alokasi anggaÂran yang besar tersebut belum pernah diperoleh pemerintah sebelumnya, bantuan terbesar selama Indonesia Merdeka" paparnya.
Berikut kutipan selengkapÂnya: Apa langkah yang ditemÂpuh untuk mewujudkan target yang lebih cepat itu?Sejumlah langkah stratÂegis dilakukan, seperti irigasi dan memberikan alat mesin pertanian kepada para petani. Tujuannya agar produktivitas yang sebelumnya seperti lima ton meningkat menjadi tujuh ton, atau dari lima ton ke enam ton dengan biaya produksi yang sama.
Kami juga melakukan kerja sama di bidang penelitian dan pengembangan dengan mengganÂdeng berbagai Universitas seperÂti Universitas Lampung (Unila), Universitas Brawijaya (Unbraw), Universitas Gajah Mada (UGM), M
Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, mengadakan nota kesepahaman bersama dalam rangka pencapaian swasembada pangan sebagai upaya bersama untuk memanfaatkan sumber daya yang ada, dan bertujuan meningkatkan produktivitas dan produksi pangan nasional.
Apa ruang lingkup kerja sama itu?Ruang lingkup kesepakatan kerja sama itu mencakup budiÂdaya komoditas pertanian, peÂnelitian dan pengembangan perÂtanian, penyuluhan dan pengemÂbangan Sumber Daya Manusia terkait pertanian. Kemudian pengolahan hasil dan pemasaran hasil pertanian, ada juga sarana dan prasarana pertanian, serta karantina pertanian.
Apa yang diharapkan dari kerja sama itu?Kami berharap, mereka bisa berkontribusi besar dalam menÂdukung program pemerintah dalam pengembangan komoditas pangan guna mendukung pencaÂpaian swasembada pangan. Kita harus buktikan bersama-sama bahwa kita bisa.
Kita saling mendukung dan keterlibatan tenaga ahli dari Perguruan Tinggi nantiÂnya dengan semangat kerja dan optimisme yang tinggi daÂpat meningkatkan produktivitas dan produksi pangan nasional. Implementasi dari kerjasama itu yang terlibat adalah dosen, maÂhasiswa, kemudian penyuluh, ini harus sama-sama dengan petani di lapangan.
Apa DPR mendukung?DPR mendukung, Komisi IV percaya karena ini langÂkah kami dalam mewujudkan swasembada pangan. Ini adalah program pro rakyat.
Semua elemen bangsa harus bersama-sama bergotong-royong ikut menuju swasembada pangan. Ini ketahanan panÂgan ketahanan republik ini, jadi seluruh stakeholder harus sama-sama bekerja, ini nggak bisa sendiri-sendiri. Kami akan jalan terus, kami akan bekerja tak kenal lelah, kami cek satu persatu-satu. Doakan kita ini target, 2015 target produksi padi seluruh Indonesia itu 73 juta ton naik 3 juta ton Insha Allah.
Apa arahan dari Presiden?Bapak Presiden luar biasa araÂhannya, luar biasa supportnya ke sektor pertanian. Anggaran tahun ini di tambah Rp 16,9 triliun itu tambahannya, total 32 triliun. Target seluruh Indonesia, dalam waktu dekat 4 bulan ini 200 sampai 300 kabupaten, kami akan cek langsung.
Peningkatan produksi seperti itu bagaimana jaminan harga bagi para petani?Nah itu nanti koordinasi dengan Bulog yang sekarang berubah menjadi stabilisator dan menstabilkan pangan.
Apa harapan Anda kepada para petani dalam mendukung swasembada pangan itu?Pesan saya sisingkan lengan, turun ke sawah, kerja, kerja, kerja. Demi Indonesia yang lebih baik. Skala prioritas adalah padi, jagÂung, dan kedelai. ***
BERITA TERKAIT: