WAWANCARA

Din Syamsuddin, Saya Yakin Partai Golkar dan PPP dapat Selesaikan Masalah Internal

Jumat, 09 Januari 2015, 09:40 WIB
Din Syamsuddin, Saya Yakin Partai Golkar dan PPP dapat Selesaikan Masalah Internal
Din Syamsuddin
rmol news logo Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin merasa yakin Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dapat menyelesaikan perselisihan internal di kedua partai itu.
       
‘’Saya yakin Partai Golkar dan PPP dapat menyelesaikan masalah internal itu. Kami harapkan ada jalan keluarnya,’’ kata Din Syamsuddin kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Selasa (6/1).
     
Menurut Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu,  Partai Golkar belakangan ini mengalami kegamangan disorientasi, sehingga terjebak kepada satu sikap perilaku politik yang menciptakan dikotomi antagonistik dialektik dalam kehidupan berbangsa .
       
‘’Terutama sebagai kelanjutan dari pilpres yang pada hemat saya orientasi ini sangat tidak positif dan konstruktif bagi kehidupan bangsa. Pilpres sudah selesai,  saya mendorong Golkar harus bangkit dan melakukan reformasi, terutama mendorong lapisan bawahnya untuk bangkit,’’ paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Sekarang ini terjadi perbedaan kepentingan di elite Golkar, ini bagaimana?

Jangan sampai perbedaan kepentingan dan orientasi politik selama pilpres berkembang menjadi suatu dikotomi dalam partai. Seperti partai pemerintah dan partai oposisi. Terus terang kondisi ini merugikan bangsa. Apalagi sampai pada dualisme kepemimpinan DPR. Pada hemat saya, kalau ini berlanjut, kita mengalami defisit demokrasi.

Berarti Golkar perlu secepatnya islah?
Ya. Kalau Golkar gagal berdamai atau islah, tentu diteruskan ke proses pengadilan.  Diharapkan ada kesepakatan antara kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie (Ical).

Kalau kondisinya seperti sekarang ini,  saya prihatin. Makanya sangat baik sekali untuk mencari jalan keluar. 

Partai Golkar  memiliki pengalaman panjang dalam dunia politik. Untuk itu, ideologi kegolkaran harus kembali ditegakkan oleh kedua belah pihak. Idelogi inilah yang nantinya bisa menyatukan.

Saat ini perlu sekali ditegakkan ideologi kegolkaran.  

Anda yakin bisa diwujudkan islah itu?
Saya yakin bisa ditemukan jalan untuk islah. Saya melihat ada urgensi Partai Golkar melakukan reformasi atau revitalisasai kekuatan-kekuatan karena memiliki pengalaman dan rekam jejak yang baik. Apalagi banyak kader yang berkualitas dengan modal politik tentu masih bisa memainkan perannya.
     
Dengan adanya masalah internal partai Gokar ini tentu kita mendorong dilakuknnya ajaran agama, yaitu islah, konsiliasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada konstitusi partai ataupun mekanisme termasuk hukum yg berlaku di rebuplik kita ini.
 
Selasa (6/1) lalu, Kubu Agung Laksono berkunjung ke PP Muhammadiyah, ini ada apa?
Muhammadiyah dari instansi keagamaan membuka diri terhadap kunjungan silaturahim siapa saja, apalagi pak Agung Laksono dan kawan-kawan adalah sahabat-sahabat saya, karena saya dulu pernah juga sebagai fungsionaris DPP Partai Golkar sebagai Wakil Sekjen. Oleh karena itu kami membuka diri.
      
Kami senang hati menyambut Agung Laksono dari DPP Partai Golkar untuk silaturahim ke PP Muhammadiyah. Karena silaturahim itu ajaran agama. Silaturahim dalan tingkat elite perlu ditingkatkan. Kami dari PP Muhammadiyah tentunya mendorong islah di Partai Golkar.
    
Agung Laksono tidak asing bagi kami, karena beliau adalah senior kami sebagai senior dan guru politik. Selamat atas terpilinya sebagai ketum Golkar, kami harapkan masalah-masalah bisa diselesaikan dengan baik. Saya sangat berharap masalah internal bisa selesai dengan baik. Kembalikan ke institusi partai dalam menyelesaikan masalah.
 
Bagaimana dengan PPP, kabarnya Anda akan jadi mediator dalam konflik itu, apa benar?
Saya perlu jelaskan keinginan islah PPP itu bukan prakarsa kami, tapi permintaan saat dalam forum di MPR yang lalu ketika ada cara MUI bersama Fraksi PPP MPR. Di situ diminta agar MUI bisa menjadi mediator dalam islah PPP. Maka saya katakan Insya Allah kalau pihaknya mau. Tapi kan kedua belah pihak tidak bersedia, tentu kita tidak perlu repot-repot.

Tapi kita sarankan untuk islah, apalagi mottonya mereka kan menjadi rumah besar umat. Janganlah rumah besar kemudian terpecah-pecah begitu. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA