Saya memrotes keras kalau ada yang protes Ahok terkait etnisnya yang TiongÂhoa atau soal agaÂmanya. Kalau mau kritik silakan, tapi jangan soal SARA (suku, agama, ras, dan anÂtarÂgolongan). Kita ini kan BhiÂnneka Tunggal Ika,†ujar ZulÂkifli Hasan, di GeÂdung parlemen, SeÂnaÂyan, Jakarta, kemarin.
Menurut calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, MPR periode sebelumnya suÂdah sukses menyosialisasikan kebhinnekaan. Sudah sehaÂrusnya MPR mempertahankan keÂÂÂbhineÂkaan sebagai pilar berÂnegara.
Jadi siapa pun, dari suku apa pun, agama apa pun, asal Warga Negara Indonesia, boleh mencaÂlonÂÂkan jadi Presiden. Soal dipilih atau tidak, itu soal lain,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Apa dalam mempertahanÂkan kebhinneÂkaan MPR berÂjalan seorang diri?Tidak bisa dong. MPR Harus didukung lembaga negara lainnya dan masyarakat.
Agenda apa yang akan dilakÂsanakan di 2015?Bersama lembaga lembaga tinggi negara seperti Presiden, MPR, DPR, DPD, Mahkamah KonsÂÂtitusi, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Agung, kita akan meÂngaÂdakan konsultasi atau siÂlaturraÂhim pada Januari 2015. SiÂlaturraÂhim tersebut sebagai langÂkah menÂcari solusi terciptanya kedaÂmaian antara lembaga tinggi neÂgara, sehingga rakyat tidak teÂrus-menerus menyaksikan para elite politik bertengkar, ribut, konÂflik, dan sebagainya.
Rakyat capek melihat para elite ini terus bertengkar, ribut dan konflik terus-menerus. Sampai mereka bertanya, kenapa DPR tidak bekerja tapi menerima gaji? Belum lagi partai politik juga pecah seperti PPP dan Golkar. Karena itu, silaturahim harus kita jalin agar semua rukun, damai dan bekerja untuk rakyat, bangsa dan negara.
Apa sudah dibicarakan keÂpaÂda Jokowi?Saya sudah membicarakan rencana tersebut ke Presiden JoÂkowi dan Presiden sudah siap. Hanya saja soal waktu dan tangÂgalÂnya masih akan dibicarakan kemudian setelah DPR reses atau memasuki masa sidang pada pertengahan Januari 2015.
Kita tinggal memastikan wakÂtunya saja setelah memasuki maÂsa sidang DPR Januari nanti.
Apa hanya itu?Selain itu juga akan dilakukan laporan pertanggungjawaban ketujuh lembaga tinggi negara tersebut pada setiap tanggal 14, 15 dan 16 Agustus setiap tahun di MPR.
Ketujuh lembaga tersebut akan menyampaikan progres-laporan setiap kepada rakyat dan disiarÂkan langsung oleh televisi nasioÂnal. Laporan itu agar rakyat tahu terhadap apa yang akan dikerjaÂkan oleh tujuh lembaga tinggi neÂgara itu dan untuk kemudian bisa dikritisi oleh rakyat demi perÂbaiÂkan pembangunan dan keÂseÂjahteraan rakyat.
Apa saja yang sudah disamÂpaikan ke Jokowi?MPR juga sudah menyamÂpaiÂkan ke Presiden bahwa sosialisasi empat konsensus dasar kebangÂsaan (Pancasila, UUD 1945, BhinÂneka Tunggal Ika dan NKRI) itu bukan saja tugas MPR, tapi keÂwajiban pemerintah, karena peÂmerintah memiliki struktur-apaÂratur negara sampai ke daerah. Namun, formulasi dan metode-nya masih akan dibicarakan, agar menjadi program pemerintah.
Ada hal lain yang perlu jadi perhatian selain empat konsensus dasar kebangsaan itu?Termasuk etika, moral, kepatuÂtan, dan kepantasan yang mulai luntur sekarang ini, apakah harus masuk pada kurikulum pendidiÂkan seperti masa lalu yang menÂjadi kewenangan Kementerian Pendidikin Nasional. Juga penÂdidiÂkan sejarah kepahlaÂwanan di mana banyak generasi muda lupa dengan para pejuang kemerÂdeÂkaan RI seÂkarang ini. BahÂwa Kemerdekaan RI ini hasil perÂjuangan para pahÂlawan dan bukan pemberian dari siapapun.
Dimana posisi MPR kalau nanti diambil pemerintah?Kalau MPR hanya untuk perÂgeÂrakan, karena tidak mempuÂnyai struktur sampai ke bawah. Hanya saja sosialisasi itu sudah pada tingkat mewujudkan dan bukan lagi berwacana. ***
BERITA TERKAIT: