WAWANCARA

Marzuki Alie: KIH & KMP Akan Kembali Berseteru Jika Ada Perbedaan Kepentingan

Jumat, 19 Desember 2014, 10:00 WIB
Marzuki Alie: KIH & KMP Akan Kembali Berseteru Jika Ada Perbedaan Kepentingan
Marzuki Alie
rmol news logo Bekas Ketua DPR Marzuki Alie memprediksi, kondisi DPR ke depan bakal sama seperti saat ini.

"Kadang bersama, dan kadang berseteru. Itu akan terus terjadi sampai lima tahun ke depan," kata Marzuki Alie.

Menurut Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu, per­damaian Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia He­bat (KIH) tidak permanen. Kedua pihak akan kembali berseteru jika ada perbedaan kepentingan.

"Harmonisasi secara alamiah tidak akan terjadi. Mereka hanya har­mo­nis secara kepentingan," tu­turnya.

Inilah wawancara lengkap Rakyat Merdeka dengan Marzuki Alie di Jakarta, Rabu (17/12);

Kenapa pimpinan DPR tidak bisa mempertahankan soliditas?
Saya membutuhkan adaptasi selama enam bulan untuk mema­hami para wakil saya. Kami du­duk sama-sama, saling mema­ha­mi. Alhamdulillah, empat ta­hun terakhir relatif tak memiliki per­bedaan pandangan. Yang pen­­ting, bagaimana ketua memaha­mi lembaga yang dipimpinnya.

Kondisi sekarang bagaima­na? Bukankah KIH dan KMP sudah berdamai, tapi kenapa berseteru lagi?
Perdamaian KMP-KIH terjadi karena kesamaan kepentingan.  Itu terjadi setelah kedua pihak se­pa­kat soal pengesahan RUU pe­rubahan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), sehingga masih membuka ruang perbedaan pandangan.

Artinya DPR bakal berseteru lagi?
Kadang bersatu, kadang pecah. Kemudian bersatu lagi, biasa saja. Seperti yang saya sampai­kan tadi, titik temunya adalah ke­pentingan. Kalau kepentingan mereka di DPR sama, nggak akan ada kelompok.

Masing-masing fraksi di DPR kan beda partai. Kalau yang satu dukung ini, lainnya du­­kung itu, bagaimana bisa akur. Situasi ini, berbeda dengan eksekutif. Di lembaga ekseku­tif, Presiden bisa memecat men­teri yang "macam-macam". Di DPR itu nggak bisa.

Pada periode sebelumnya, Anda ikut mengesahkan Un­dang-Undang MD3.  Apa tang­gapan­ Anda atas  perubahan itu?
Saya nggak ikut membahas un­­dang-undang itu. Sebagai ketua, saya mengesahkan saja. Pim­pi­nan nggak bisa apa-apa. Bah­kan, mem­beri masukan pun belum tentu didengar.

Apa penilaian Anda soal isi perubahan Undang-undang tersebut?
Yang namanya politik, wajar kalau terjadi inkonsistensi. Nggak masalah. Kalau mau di­ubah lagi juga boleh.

Oh ya, apa Anda akan men­calonkan diri sebagai ketua umum dalam kongres Partai Demo­krat tahun depan?
Saya ini tut wuri handayani, ma­nut saja. Saya bukan tipikal pem­berontak. Yang penting baik un­tuk kader. Kalau memang itu yang terbaik, saya akan menca­lonkan diri. Kalau Pak SBY tidak maju, saya akan mencalonkan diri.

Seandainya dipercaya me­mimpin Demokrat, apa Anda akan jadi capres atau cawa­pres?
Saya tidak memiliki ambisi  mencalonkan diri sebagai presi­den atau wakil presiden. Jika saya diberikan amanah menjadi ketua umum, saya akan mengurus par­tai. Jangan ada lagi ketua umum mau jadi presiden. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA