Saat pemerintahan Jokowi-JK menaikkan harga BBM, Ferry kembali bersuara lantang melaÂkuÂkan penolakan. Sebab, kata dia, kebijakan itu menyengsaÂrakan rakyat.
Untuk membicarakan kenaikan harga BBM, ratusan tokoh dan aktivis gerakan dari berbagai organisasi, berkumpul di Rumah Makan Pulau Dua, Senayan pada Selasa siang, 9 Desember 2014.
Tidak ketinggalan pimpinan seÂrikat-serikat buruh dan mahaÂsiswa juga turut hadir.
Pertemuan diisi dengan disÂkusi publik Kilas balik Gerakan Rakyat Menolak Kenaikan BBMâ€. Pertemuan ini digagas Ferry Juliantono, tokoh pergeraÂkan yang pernah dipenjara pada tahun 2008 karena dituduh melaÂkukan makar oleh Presiden SBY. Apa tujuan dari pertemuan?
Berikut kutipan wawancara dengan Ferry Juliantono:Apa latar belakang acara Kilas Balik Gerakan Rakyat Menolak Kenaikan BBMâ€?Bagi elite politik, persoalan BBM hanyalah sekadar persoalan angka, masalah statistik yang setiap tahun terus mengalami hal yang sama, yaitu alokasi kuota BBM subsidi habis atau harga minyak dunia naik. Padahal, inti dari persoalan BBM yang muncul adaÂlah kuatnya ideologi pemeÂrintah yang berpandangan neoliÂberal untuk mendorong dicabutÂnya subsidi BBM bagi rakyat, sehingga harga BBM bisa mengiÂkuti harga pasar.
Momentum gerakan menolak kenaikan BBM tahun 2008 menÂjadi relevan untuk kita conÂtoh. Gelora semangat perjuangan para aktivis pada saat itu tetap sama ketika PemeÂrintahan Jokowi menaikkan harga BBM dengan mengabaikan kondisi ekonomi masyarakat.
Memang apa yang salah dari kebijakan ini?Pertama, basis data orang misÂkin yang dijadikan alasan untuk dikompensasi patut dipertanyaÂkan validitasnya. Kritik orang terÂhadap SBY mengenai data orang miskin tidak diperbaharui terleÂbih dahulu tetap tidak dilakukan paÂda pemerintahan sekarang, seÂhingga dipastikan pendistribuÂsian kompensasi ini salah sasaran.
Kedua, pengumuman pemerinÂtah menaikkan harga BBM diÂlakukan pada saat harga minyak dunia sedang turun. Ketiga, moÂmen ini dilakukan bertepatan deÂngan akan disesuaikannya bebeÂrapa harga kebutuhan pokok dan juga penyesuaian upah minimum daerah yang mengakibatkan tekanan inflasi dan naiknya biaya hidup melampaui pendapatan masyarakat banyak.
Jadi, apa maksud acara ini sesungguhnya?Harus ada lagi pihak yang mengingatkan agar pemerintah bisa menurunkan kembali harga BBM sesuai dengan kemampuan masyarakat. Presiden Jokowi tidak usah malu-malu menurunÂkan harga BBM.
Kalau Jokowi tidak mau nurunkan harga BBM bagamana?Kalau seÂmakin bersikukuh, dia akan berhadapan dengan reaksi dan protes dari rakyat yang seÂlama ini terkena dampak kenaiÂkan harga BBM tersebut.
Tahun 2008 DPR sempat menggagalkan Pansus menyiÂkapi kenaikan harga BBM, Anda masih ingat? Harusnya Pansus tersebut merupaÂkan pintu konsÂtitusional untuk dilakukanÂnya audit inÂvestigasi pengelolaan minyak dan gas.
Sekarang DPR gulirkan hak interpelai...Hak interpelasi soal BBM harus dikawal agar tidak berÂhenti seperti yang sudah-sudah atau hanya menjadi bargaining politik. . Harus ada keÂsadaran kolektif tentang ini. BerÂsatunya para aktivis dari berÂbagai elemen serta meratanya perÂgerakan menolak kenaikan BBM dihampir semua daerah pada tahun 2008 bisa menjadi catatan bagi kaum pergerakan yang akan melakukan hal yang sama, saat ini.
Apa gerakan ini akan menÂjatuhkan Jokowi?Jangan terlalu jauh melihat gerakan yang menolak kenaikan harga BBM ini, karena sesungÂguhÂnya masalah ini memang seÂlaÂlu terjadi dan belum ada jaÂwabannya. Persoalan Migas ini sampai sekarang selalu tertutup, kita tidak tahu sebenarnya biaya produksinya berapa.
Oleh karena itu pemerintah harus instropeksi khusus masaÂlah ini, bukannya ketakutan tenÂtang kekuasaan.
Tidak takut dipenjara lagi?Saya lebih takut kalau saya tidak konsisten dengan apa yang pernah saya perjuangkan. ***
BERITA TERKAIT: