â€Saya yakin, tak semua angÂgota KMP mengingkari koÂmitÂmen dukungan terhadap Perppu PilÂkada secara langsung,’’ ujar Amir Syamsuddin kepada
Rakyat Merdeka, yang dihubungi via teÂleÂpon, kemarin.
Seperti diketahui, Partai GolÂkar dalam Munas di Bali meÂnolak Peraturan Pemerintah PengÂÂganti Undang-Undang (PerÂppu) Nomor 1 Tahun 2014 tenÂtang Pilkada yang dilakÂsaÂnakan secara langsung.
Sikap Golkar ini tentu memÂbuat Partai Demokrat merasa heÂran. Sebab, sudah ada perjanjian hitam di atas putih soal dukungan KMP terhadap perppu yang diterÂbitkan SBY di akhir masa peÂmeÂÂrintahannya tersebut.
SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat membeberkan ada perjanjian dengan KMP yang kronologisnya disampaikan seÂcara rinci dalam akun twitter-nya
@SBYudhoyono pada Senin (6/10/2014).
SBY mengaku pada Kamis (2/10/2014) malam bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat NaÂsional Hatta Rajasa. Dalam perÂteÂmuan itu disampaikan pesan dari pimÂpinan partai KMP yang mengÂinginkan Demokrat berÂgaÂbung.
Meski Demokrat bukan baÂgian KMP, mereka ingin kebÂerÂsaÂmaan di DPR & MPR. Ajakan itu saya respons positif dengan satu catatan. PD bersedia berÂsama-sama di DPR & MPR, jika KMP mendukung Perpu Pilkada Langsung dgn Perbaikan yg akan saya terbitkan,†ungkap SBY.
Amir Syamsuddin selanÂjutÂnya meÂngungkapkan rasa keÂcewa saÂma KMP yang mengÂingkari perÂÂjanjian untuk menÂdukung Perppu Pilkada secara langsung.
â€Kami tentu kecewa karena KMP mengingkari komitmen menÂdukung Perppu Pilkada secÂara langsung,’’ papar bekas MenÂkumham itu.
Berikut kutipan selengkapnya;Kenapa tidak ditagih saja koÂmitmen KMP agar menÂduÂkung Perppu Pilkada secara langÂsung yang sebentar lagi akan dibahas di DPR?Kami serahkan saja kepada rakÂyat untuk menilai tidak komitÂmennya KMP terhadap Perppu PilÂkada secara langsung. PaÂdaÂhal, sudah ada perjanjian hitam di atas putih.
KMP merasa tidak ada perÂjanjian seperti itu, ini bagaiÂmana?Saya turut menyaksikan peÂnanÂdatanganan kesepakatan poÂlitik untuk mendukung Perppu PilÂÂkada. Tapi kalau sekarang tiÂdak komitmen lagi, silakan rakÂyat yang menilai dan mengÂadiliÂnya.
Yang jelas, ada pelanggaran terhadap perjanjian yang sudah ditandatangani. Padahal, nota keÂsepakatan itu telah mengikat piÂhak-pihak yang sepakat dengan butir-butir perjanjian itu.
Kalau begitu, apa Demokrat mau keluar dari KMP?Partai Demokrat tidak pernah menjadi bagian KMP. Pak SBY kan sudah jelas menyebutkan bahwa Partai Demokrat bukan baÂgian KMP. Kami sebagai peÂnyeimbang.
Apa Demokrat berjuang keÂras menggolkan perppu tersebut?Tentu, itu sudah pasti. Perppu itu kan dikeluarkan Pak SBY seÂlaku Presiden ketika itu. Pak SBY mengeluarkan Perppu Pilkada untuk membatalkan UU Pilkada yang telah disetujui DPR peridoe 2009-2014 lewat voting di rapat paripurna DPR.
Pak SBY mengeluarkan perÂppu itu setelah banyak penolakan dari rakyat terhadap UU Pilkada yang kewenangan memilih keÂpala daerah dikembalikan ke DPRD.
Ada penilaian, SBY sengaja keluarkan perppu agar menÂdapat simpati rakyat karena seÂbelumnya dianggap menÂduÂkung pilkada lewat DPRD, ini bagaimana?Dari awal Partai Demokrat menÂdukung Pilkada secara langÂsung, tapi ada 10 perbaikan. Hanya saja dalam rapat paripurna itu, perbaikan tersebut tidak diÂakoÂmodir, sehingga Demokrat walk out saat voting RUU PilÂkada.
Undang-Undang Pilkada tersebut mendapat reaksi keras dari publik yang tak mau hak meÂreka untuk memilih kepala daeÂrah dikembalikan ke DPRD. PeÂnolakan masyarakat itulah seÂbaÂgai alasan Pak SBY meÂnerbitkan Perppu Pilkada secara langsung.
Pak SBY melakukan itu agar rakyat memilih secara langsung pemimpin daerahnya. Ini bukan untuk mencari simpati. Tapi beÂgitulah perjuangan Pak SBY dan Partai Demokrat.
Artinya Demokrat serius meÂlakukan lobi-lobi di DPR untuk menggolkan Perppu Pilkada?Ya. Itu sudah pasti. Fraksi DeÂmokrat di DPR tentu melakukan lobi-lobi dengan fraksi lain, khuÂsusnya yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Bagaimana dengan fraksi di KMP, apa tidak dilobi?Itu juga dilobi. Sebab, saya yakin tidak semua anggota KMP mengingkari komitmen duÂkungÂan terhadap Perppu Pilkada seÂcaÂra langsung.
Fraksi Demokrat akan terus berÂkomunikasi dengan semua fraksi di DPR agar mengeÂdeÂpanÂkan harapan masyarakat dalam meÂmilih kepala daerah. Itu kan keÂÂinginan rakyat. Sedangkan angÂÂgota DPR itu berupaya meÂwuÂjudkan aspirasi rakyat.
Nanti rakyat akan melihat, frakÂsi mana yang tidak memÂperÂjuangÂkan kehendak rakyat dan frakÂsi mana yang komitmen memÂperÂjuangkan aspirasi rakyat. ***