Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) SuryaÂdharÂma Ali tidak percaya Mbah Moen (panggilan akrab MaiÂmoen ZuÂbair) telah meminta agar PPP menÂÂdukung pemeÂrinÂtah Jokowi-JK.
â€Itu tafsir yang salah. SeÂtahu saya beliau (Mbah Moen) tiÂdak seÂperti itu dalam mengÂambil keÂpuÂtusan. Jadi ada hal yang perlu diluÂruskan,’’ kata SurÂyadharma Ali.
Menanggapi hal itu, Wakil KeÂtua PPP Emron Pangkapi mengaÂtaÂkan, pihaknya tidak salah meÂnafÂÂsirkan arahan Mbah Moen.
â€Salah tafsir gimana, Mbah Moen jelas-jelas minta menÂduÂkung pemerintahan Jokowi. Kami meÂngikuti perkataan beliau (Mbah Moen),’’ tegas Emron PangÂkapi kepada
Rakyat MerÂdeka, di Jakarta, Rabu (22/10).
Berikut kutipan selengkapnya:Pihak Anda dianggap salah meÂnafsirkan wejangan dari Mbah Moen, ini bagaimana?Apanya yang salah. Dengan sangat jelas Mbah Moen meÂmeÂrinÂtahkan PPP untuk bergabung deÂngan pemerintahan. Kami ikuti perkataan beliau. Sepertinya ada pihak yang mencoba memanÂfaatÂkan Mbah Moen.
Karena pihak terÂsebut tidak mampu menjalankan parÂtai dan berÂlindung di balik naÂma Mbah Moen. Saya sarankan agar orang-orang dan tokoh PPP yang seperti itu harus segera saÂdar bahwa mereka sudah salah jalan
Muktamar di Surabaya diÂangÂgap hanya akal-akalan unÂtuk merapat ke Jokowi, ini baÂgaimana?Salah jika ada tafsir seperti itu. Kami berlandaskan amar mahÂruf nahi mungkar.Tujuan PPP diÂbenÂtuk untuk itu. Baik di parÂlemen atau legislatif. Setiap parÂtai apaÂpun pasti ingin menÂdapatkan keÂkuaÂsaan. PPP saat itu ditawari oleh Koalisi Indonesia Hebat (KIH) untuk gabung dengan peÂmeÂrintahan. Ajakan itu kami teriÂma.
Apa sudah ada pembicaraan dengan Jokowi?Sudah. Ada beberapa kali perÂteÂmuan dengan Jokowi dan Jusuf Kalla secara langsung. PerteÂmuÂan berlangsung sebelum dan seÂsuÂdah diselenggarakan MukÂtaÂmar. PPP diwakili oleh saya dan Romy (panggilan akrab Ketua Umum PPP Romahurmuziy hasil Muktamar Surabaya). Kami berÂtiga berbicara panjang lebar. DeÂngan Ikhtiar membangun koÂmuÂnikasi politik dengan siapapun.
Ada tawaran menjadi menÂteri?Pak Jokowi tidak menyebut hal itu. Hanya menyatakan dalam pemÂbangunan Indonesia ke deÂpan, tidak cukup hanya dengan satu atau dua parpol, tapi dengan banyak parpol yang saling bahu memÂbahu. Ini untuk memÂperÂceÂpat pembangunan ekonomi. RakÂyat kecil segera tertolong. KeÂseÂjahÂteraan rakyat harus ditingÂkatÂkan. Itu yang beliau ceritakan.
Tidak menanyakan kader yang ingin dijadikan menteri?Kami merasa tidak pantas untuk bertanya kepada beliau. KaÂmi tidak pernah meÂnyamÂpaiÂkan hal semacam itu. Biar PreÂsiden yang memilih sendiri.
Bagaimana tanggapan Anda mengenai Muktamar yang akan digelar kubu SDA?Kami menganggap itu adalah forum silaturahmi antara beÂbeÂrapa kader dan KH Maimoen ZuÂbair (Mbah Moen, Ketua MaÂjelis Syariah PPP). Kalau mengÂadaÂkan Muktamar kan harus diÂhadiri mayoritas pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan DeÂwan Pimpinan Cabang (DPC) yang sah.
Bagaimana jika SDA berÂsiÂkeÂras melaksanakan MukÂtaÂmar 30 Oktober mendatang?Jika memang dilaksanakan, ini berbahaya. Sebab, Muktamar di Surabaya yang lalu itu sudah fiÂnal dan sah meskipun SuryaÂdharÂma Ali tidak hadir.
Ada aturannya, bisa diwaÂkilÂkan oleh Waketum, Lukman HaÂkim Syaifuddin. Muktamar juga direstui oleh mahkamah partai, sehingga keabsahan sudah jelas.
Tapi kalau tetap dilaksanakan akan mempermalukan Mbah Moen jika ada kesalahan pengÂamÂbilan keputusan dalam mukÂtaÂmar tersebut. Selain itu, saya yaÂkin pengurus Dewan Pimpinan WiÂlayah (DPW) dan Dewan PimÂpinan Cabang (DPC) tidak akan hadir. Sebab, Muktamar di SuÂraÂbaÂya dihadiri 24 DPW dan 420 DPC dari 497 DPC. ***
BERITA TERKAIT: