“Jokowi tidak bisa independen, tetap hanya sebagai petugas partai, sehingga tidak komitmen dalam mengumumkan kabinetÂnya,’’ kata Ketua Front Pelopor Perjuangan, Rachmawati SoekarÂnoputri, keÂpada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Saat ditanya molornya penguÂmuman itu karena Komisi PemÂberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memberikan catatan merah terÂhadap delapan calon menteri, RachÂmawati mengatakan, masaÂlah itu tinggal diganti, sehingga bisa diumumkan 21 Oktober lalu seperti dijanjikan sebelumnya.
“Lagipula ini lucu. Yang berÂsangkutan saja belum jelas bersihnya karena diduga terlibat dalam kasus busway, tapi kenapa calon menteri minta rekomendasi ke KPK dan PPATK,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya;
KPK sudah bilang tidak ada dugaan korupsi yang melibatÂkan Jokowi, kenapa Anda terus ngotot?Saya akan terus mendesak dan warning keras kepada KPK. Saya ingin menyadarkan KPK bahwa ada kesalahan dari dalam diri meÂreka. KPK tidak lengkap dalam melakukan proses pemeriksaan. Pelapor kasus Jokowi tidak pernah dipanggil atau diperiksa oleh KPK. Sedangkan saksi peÂlapor dan yang lain diperiksa.
Anda sebelumnya mendesak agar pelantikan Jokowi ditunÂda, tapi tetap dilaksanakan yang dihadiri hampir semua anggota MPR serta sejumlah kepala negara lain, ini bagaiÂmana?Itu sekadar seremonial saja. SeÂbenarnya rakyat menunggu bagaiÂmana pemerintahan baru ini meÂnyelesaikan persoalan besar yang di haÂdapi bangsa ini. Dalam piÂdato JoÂkowi pertama sebagai PreÂsiden itu, saya tidak melihat tersirat bisa memÂperbaiki maÂsalah bangsa. Jadi itu sekadar pidato tanpa makna.
Bukankan dalam pidato itu ada ajakan bekerja, bekerja, dan bekerja serta bergotong-royong untuk membawa bangÂsa ini menjadi negara maju?Kalau sebagai pemimpin sehaÂrusnya bisa memberikan arahan, tujuan, akan dibawa kemana negara ini. Tapi saya melihat tiÂdak ada dalam pidato itu. OrienÂtasinya tidak jelas akan dibawa kemana bangsa ini.
Rakyat begitu mencintai Jokowi, makanya usai dilantik langsung disambut dengan pesta rakyat, ini bagaimana?Itu kan mobilisasi massa, apaÂlagi masyarakat disuguhi segala macam hiburan. Itu namanya doang pesta rakyat, tapi itu pesÂtafora. Di tengah keprihatinan rakÂyat sekarang ini, pendukung Jokowi pestafora.
Anda terus mengkritisi Jokowi?Politik saya tidak berubah dari dulu. Saya berpikir secara ideoÂlogis kemana bangsa ini harusnya bermuara. Tujuannya agar rakyat itu sejahtera.
Apa Anda mengkritik JokoÂwi atas kemauan sendiri atau diminta orang lain? Tidak ada campur tangan Koalisi Merah Putih (KMP) saat saya mengkritisi Jokowi. Begitu juga saat saya melaporkan kasus dugaan korupsi Jokowi dan dugaan kepemilikan rekening di luar negeri.
Ini murni ide saya sendiri. TiÂdak ada campur tangan atau doÂrongan dari pihak lain.
Serangan Anda ke Jokowi beÂgitu keras, apakah ini cara untuk menjatuhkan pemerinÂtaÂhan Jokowi nantinya?Tujuan saya ingin menciptakan pemerintahan bersih. Saya sudah melihat kondisi yang sangat memÂprihatinkan. Maka kami memÂpunyai kekuatan moral unÂtuk melakukan koreksi kepada para penegak hukum, yang meÂnurut pengamatan saya mencoba bermain politik.
Ada yang menanggap seraÂngan Anda itu hanya fitnah, ini bagaimana?Saya bukan fitnah dan mengaÂda-ada. Tapi kami, Front Pelopor dan Progres 98 mempunyai data-data yang bisa dipertangÂgungÂjawabkan keabsahannya. Tapi tidak dilanjutkan oleh peneÂgak huÂkum. Ini kan sangat aneh.
O ya, adakah komunikasi dengan petinggi Koalisi Merah Putih?Komunikasi berjalan dengan baik. Tentu bukan baru-baru ini saja saya komunikasi. Dari awal sudah banyak bicara dengan PraÂbowo Subianto mengenai nasib bangsa ke depan. Karena kami mempunyai kesamaan dalam mempertahankan konsÂtitusi kita. Landasan visi, misi dan ideologis sama. ***
BERITA TERKAIT: