Sebut saja Intsiawati Ayus. SeÂnator wanita asal Riau yang telah menjabat selama dua periode ini ingin menjadikan DPD sebagai lembaga yang lebih maksimal dalam mewujudkan aspirasi dan kepentingan daerah.
“Seluruh anggota DPD harus berÂkerja keras agar para konÂstituen di daerah tidak merasa sia-sia dengan lembaga ini,†kata InÂtsiaÂwati Ayus kepada
Rakyat MerÂdeka, kemarin.
Seperti diketahui, bursa peÂmimÂpin DPD sudah mulai berÂmunÂculan seperti, Ketua DPD peÂtahana, Irman Gusman, Osman SapÂta, Nono Sampono, GKR HeÂmas dan Intsiawati Ayus.
Pemilihan akan dilakukan pada tanggal 2-3 Oktober. Sesuai traÂdisi, pimpinan lembaga tersebut terÂdiri dari tiga senator dari tiga wilayah yang berbeda, yakni baÂrat, tengah dan timur.
Intsiawati Ayus selanjutnya meÂngatakan, sebagai senator yang mendapat mandat langsung dari masyarakat, ada kewajiban moÂral secara politik untuk berÂbuat yang terbaik bagi daerahnya.
Berikut ini kutipan lengÂkapÂnya:Apa alasan Ibu siap maju seÂbaga Ketua DPD?Saya siap maju setelah saya meÂmahami peran dan fungsi tuÂgas sebagai anggota DPD. Saya meÂmiliki kewajiban moral politik untuk berbuat yang terbaik untuk daerah, sehingga para konstituen dapat bangga dan merasa tidak sia-sia memilih saya.
Dengan merebut posisi pimÂpinÂan DPD banyak visi saya terÂkait kemajuan DPD serta agenda keÂlemÂbagaan tidak macet lagi dan daÂpat diprioritaskan untuk ditunÂtasÂkan secara lebih efektif dan cepat.
Apa visi dan misi Anda dalam membangun DPD?Saya ingin meningkatkan proÂdukÂtifitas legislasi yang berÂkualitas dan menjaga agar setiap proÂduk RUU yang dihasilkan tiÂdak bertentangan dengan keÂpenÂtingan daerah.
Selama ini peran DPD kuÂrang maksimal di banding DPR. Apa yang akan Anda laÂkuÂkan?Saya akan memperjuangkan pemulihan hak konstitusi DPD secara penuh dan kedudukan DPD dalam kontek ketaÂtaÂneÂgaraan yang benar yaitu sebagai keÂkuatan penyeimbang di parÂleÂmen nasional.
Bagaimana menjembatani hubungan DPR dan DPD yang kurang harmonis. Apa strategi ibu agar hubungan bisa berÂjalan dengan baik?Kita harus mempunyai strategi yang jitu agar komunikasi politik terjadi secara harmonis sekaligus fleksibel serta lobby yang konÂsisten sehingga mampu menjalin kerjasama kelembagaan yang siÂnerÂgis sekaligus dapat mengÂimÂbangi jam terbang politik DPR. KuaÂlitas itu tidak dapat kami daÂpatkan dari pemimpin periode laÂma. Pimpinan adalah jubir dan wakil anggota.
Apa yang menjadi keungÂgulÂan antara senator laki-laki dan perempuan? Senator perempuan adalah puÂteri-puteri daerah yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dari kaum laki-laki dalam soal konÂsistensi dan dedikasi, karena kami harus ekstra keras bergulat dan berjuang menghancurkan banyak tembok dan dinding politik yang sebelumnya sudah terbuka lebar bagi kaum laki-laki. Jadi sungguh wajar jika kami mengambil keÂsempatan berkompetisi untuk tuÂrut menentukan perjalanan lemÂbaga ini.
Apa saja prestasi Anda sehingÂga layak dipilih menjadi pimÂpinan DPD? Prestasi saya tercermin dari manÂdat yang telah diberikan keÂpaÂda saya. Saya pernah menjadi sekÂretaris dalam upaya koÂmuÂnikasi dengan DPR untuk memÂbeÂrikan penguatan kepada lemÂbaga DPD. Selama dua periode menjadi anggota DPD saya selalu menjadi pemimpin alat keÂlengÂkapan DPD dan pernah menjadi wakil ketua Pansus Tatib DPD. SeÂkarang saya menjabat sebagai wakil ketua kelompok DPD.
Apa saja persiapan agar bisa memenangkan perÂtaÂrungan pimpinan DPD?Saya siap dengan segala komÂpeÂtensi yang saya miliki. Saya juga sudah berkomunikasi deÂngan seluruh anggota DPD dan maÂyoritas mereka menginginkan adaÂnya figur baru dan bisa berÂkoÂmunikasi baik dengan mitra DPD.
Harapan ibu terhadap pimÂpinan DPD yang akan datang?Memimpin perwakilan daerah di parlemen nasional jangan lagi untuk orientasi mengejar penÂcitraan diri sendiri atau memÂperjuangkan diri dalam kontestasi partai politik. Pimpinan DPD haÂrus memiliki independensi yang tinggi karena memikul beban tanggung jawab sejarah republik ini yang didirikan oleh daerah-daerah. ***
BERITA TERKAIT: