Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tak Bisa Daftar Online, Pelamar CPNS Daerah Datangi Panselnas

Wajah Kecewa Hiasi Pemandangan Di Kantor Menpan & RB

Kamis, 18 September 2014, 08:54 WIB
Tak Bisa Daftar Online, Pelamar CPNS Daerah Datangi Panselnas
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
rmol news logo Mubarok meninggalkan Posko Layanan Informasi Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2014 di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN & RB) dengan raut kecewa. Tinggal di Jakarta, ia menjadi penyambung lidah bagi saudaranya di Bengkulu yang tak bisa  melakukan pendaftaran online. Namun pihak Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) yang didatanginya, tak bisa memberikan solusi.

mubarok datang ke Kemente­rian PAN & RB untuk membantu sau­dara­nya yang hendak ikut se­leksi CPNS tahun ini. “Namanya Fe­malia. Kebetulan dia belum bisa ke Jakarta Makanya saya wakili,” kata Mubarok.

Femalia, katanya, kesulitan me­­lakukan pendaftaran online CPNS untuk penempatan di Pe­merintah Provinsi Bengkulu. Pe­rem­puan itu sudah melakukan pendaftaran awal di portal pan­sel­nas.menpan. go.id pada akhir Agustus lalu. Ia juga su­dah men­da­patkan email konfir­masi untuk login, tiga hari setelah pen­daf­taran awal.

“Masalahnya, ketika Femalia mencoba untuk masuk (log in) ke portal sscn.bkn.go.id me­ng­gu­na­kan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan password yang telah di­dapat, gagal. Sudah dicoba ber­ka­li-kali pun gagal,” kisah Mubarok.

Femalia kemudian mengirim pe­ngaduan lewat email ke Pan­sel­nas. Namun tak pernah dires­pons. “Sampai hari ini email pe­ngaduan tersebut tidak dibalas,” kata Mubarok ketika ditemui Se­lasa (16/9).

Tak hanya itu, Femalia juga su­dah mendatangi Badan Ke­pe­ga­waian Daerah (BKD) setempat. Pihak BKD memberikan ja­wa­ban: jaringan sedang berma­salah. Ketika ditanya kapan ja­ringan bisa diakses, pihak BKD tak bisa memastikan.

Khawatir tak bisa ikut seleksi CPNS, Femalia meminta Mu­ba­rok yang tinggal di Jakarta untuk ke Panselnas mencari solusi per­masalahan yang dialaminya.

Tak langsung ke Panselnas, Mu­barok sempat mengakses por­tal pen­daftaran. Ia pun mengal­a­mi persoalan yang sama: tak bisa di­akses.  “Buat saya itu agak tidak masuk akal. Sebab, saya juga su­dah mencoba berbagai cara. Mu­lai dari ikut mencoba log in dari Ja­karta, mengunduh berbagai brow­ser alternatif, sampai men­coba log in dari tengah malam hing­ga subuh, tetap saja tidak ber­hasil. Padahal saat saya coba mem­buka website lain, bisa ter­akses da­lam seketika. Akhirnya saya me­mu­tu­skan ke­mari,” bebernya.

Datang ke Posko Layanan In­formasi Seleksi CPNS 2014 di Ke­menterian PAN & RB, Mu­ba­rok mendapat jawaban sama: ja­ringan bermasalah. Dan, Pan­sel­nas tak bisa berbuat apa-apa. Ia pun kecewa. “Perwakilan Pan­selnas malah bilang, soal jaringan itu soal untung-untungan. Masak penanggung jawab terkesan lepas tangan begitu,” cibirnya.

Menurut dia, seharusnya bisa se­gera dicari solusi atas per­soal­an itu. Jika jaringan tak juga bisa diakses, masyarakat yang hen­dak ikut seleksi CPNS di­ru­gi­kan ka­rena tak bisa mendaftar.

Kepada Panselnas, Mubarok sem­pat mengusulkan agar pen­daftaran awal yang dilakukan Fe­malia dibatalkan saja. Sehingga saudaranya itu bisa mendaftar di instansi lain.

Apa jawaban Panselnas? “K­a­ta­nya tidak bisa,” ujar Mubarok.

“Ini kan artinya kemampuan sebagai penanggung jawab pe­lak­­sanaan CPNS online patut di­per­tanyakan. Sebab mereka  ti­dak bisa membantu me­nye­le­sai­kan masalah, yang jelas-je­las ti­dak diakibatkan oleh peser­ta,” tandasnya.

Datang ke Posko Layanan In­for­masi Seleksi CPNS 2014, Mu­barok mendapati banyak pelamar yang mengalami persoalan serupa. “Buktinya sampai hari, baik di daerah maupun di Jakarta, orang banyak yang mengeluh karena ga­gal melakukan pendaftaran on­line, termasuk teman saya. Pa­da­hal dia sudah melakukan se­per­ti yang diinstruksikan,” katanya.

Berbeda Femalia yang mewa­kilkan datang ke Panselnas, Wike Rizfa Grinnanda menempuh per­jalanan jauh dari Jambi ke Ja­karta lantaran tak bisa mendaftar se­leksi CPNS. Persoalannya N­o­mor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera di Kartu Tanda Pen­duduk (KTP) tak diterima ketika mendaftar online. “Di situ ditulis datanya tidak sesuai KTP. Kan aneh, karena yang kami isi me­mang data sesuai KTP,” tuturnya.

Merasa janggal, Wike pun men­datangi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jambi. Namun sayangnya, BKD tidak bisa banyak membantu. Ala­san­nya BKD, data pelamar hanya bisa diakses Panselnas di Jakar­ta. “Makanya saya memutuskan untuk ke sini,” kata dia.

Datanglah perempuan ini ke ibukota. NIK di KTP Wike pun dicek. Hasilnya mengagetkan: NIK itu milik perempuan berna­ma Nirmala.  “Kok jauh banget nama Wike sama Nirmala. NIK ini su­dah saya pakai untuk me­milih beberapa kali. Bahkan saya sudah cek ke Dinas Kependu­dukan dan Catatan Sipil Kota Jambi, NIK ini atas nama saya, bukan Nirmala,” protesnya.

Wike pun kecewa tak bisa men­daftar. “Ini Panselnas kalau tidak siap begini bagusnya di­ma­nualkan saja. Seperti ini kami yang dirugikan tidak bisa men­daftar karena datanya sudah di­pa­kai orang lain,”  ujarnya geram.

Persoalan sama juga dialami Reni Hidayati. Perempuan asal Sragen, Jawa Tengah ini, juga datang langsung ke Kementerian PAN & RB Selasa (17/9).

“Setelah ada masalah, saya langsung kirim email ke Pan­sel­nas, tapi tidak pernah di­balas. Makanya saya datang jauh-jauh ke Jakarta,” ungkap Reni.

Reni menuturkan, saat men­daftar online NIK di KTP-nya di­nyatakan tidak valid. Dua hari ber­turut-turut dia datang ke posko un­tuk mencari solusi per­soalan­nya.

“Kirain diurus satu-satu, ng­gak tahunya ramai-ramai be­gini. Gi­mana mau selesai? Ya ti­dak ada solusi. Nantinya mereka akan menghubungi via email, terus buat apa mereka minta nomor te­lepon. Kalau niatnya ingin mem­bantu kenapa hanya lewat email, telepon dong,” protesnya.

Panselnas: Butuh Waktu Tanggapi Semua Pengaduan

Posko Layanan Informasi Seleksi CPNS 2014  terletak di sebelah kanan lobby kantor Ke­menterian PAN & RB. Selasa lalu, posko ramai didatangi pe­lamar dari berbagai daerah.

Pelamar yang hendak me­nga­du diminta meminta ke meja re­sepsionis. Di sini mereka di­minta mengisi formulir yang berisi identitas, dan per­ma­sa­lahan yang dihadapi.

Untuk menampung penga­duan dari pelamar, posko mem­buka dua sesi layanan. Sesi per­tama pukul 10 pagi sampai 12 siang. Sesi berikutnya mulai jam 2 siang hingga 4 sore. Tem­patnya di media center.

Kursi-kursi di media center pun dipenuhi pelamar yang hen­dak mengadu. Mereka yang tak kebagian berdiri di ruang tung­gu di lobby.

Kepala Sub Bagian Pel­a­ya­nan Informasi Kementerian PAN & RB, Wasito menga­ta­kan, pelamar yang datang me­ngadu ke sini banyak. Agar tak menumpuk, dibuka dua sesi un­tuk menampung pengaduan.

“Harapannya, pelamar bisa mengemukakan masalahnya langsung ke IT Panselnas, dan dicarikan solusinya,” kata dia.

Wasito mengungkapkan, ada pelamar yang datang berkali-kali ke posko lantaran per­soa­lan­nya belum teratas. “Ini yang da­tang sebagiannya su­dah per­nah datang ke sini, tapi balik lagi ka­rena solusi yang di­be­ri­kan pan­selnas tidak ber­ha­sil,” katanya.

Anggota Panselnas Hayu Dika Pramita menemui pelamar yang mengadu ke posko. Apa saja penjelasannya?

“Untuk menjawab tiap-tiap pengaduan, kami butuh waktu. Kami akan berusaha se­mak­simal mungkin. Tapi saya min­ta agar masyarakat ber­sa­bar,” pinta kepada pelamar.

Hayu menjelaskan, untuk men­­cegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, Pan­sel­nas menerapkan sistem pe­nga­manan berlapis. Sehingga untuk mem­proses sebuah pengaduan, Pan­sel­nas harus melakukan ve­ri­fi­kasi terlebih dulu. Pan­sel­nas ha­rus me­mastikan validitas data penga­du, sebelum me­ngam­bil tindakan.

“Benar apa nggak dia me­nga­jukan lamaran di instansi yang disebut? Lalu apakah benar ti­dak ada upaya pindah instansi? Dan sebagainya. Bukannya ka­mi mau berpikir negatif ter­ha­dap masyarakat. Tapi upaya ter­sebut diperlukan,” jelas dia.

Setelah hasil verifikasi turun, dia menjamin, Panselnas tak akan menunda-nunda. Pan­sel­nas akan langsung mengirim pem­berita­huan via email. “Kami pahami kondisi rekan-rekan ka­lian. Wal­aupun setelah di­ve­ri­fi­kasi, kami tidak berani memb­er­i­kan ja­minan atau janji apapun,” ujarnya.

Terkait masalah NIK yang di­pakai orang lain untuk men­daf­tar, Hayu meminta pelamar tidak perlu khawatir. Kata dia, jika benar NIK tersebut sudah digu­nakan orang lain, maka account pelamar yang sudah masuk data base akan ditutup.

“Banyak pelamar me­nga­du­kan NIK-nya sudah dipakai orang lain. Akibatnya mereka tidak bisa mendaftar. Nah ini peng­a­duan­nya banyak, dan se­bagian besar su­dah kami veri­fikasi,” terang wa­nita ber­ka­ca­mata ini.

Hayu mengungkapkan, dari hasil verifikasi Panselnas, ada temuan NIK memang sudah ter­pakai, ada yang ternyata telah mendaftar ke instansi namun ingin pindah. Ada juga NIK yang datanya berbeda alias bu­kan pemilik account sah.

“Untuk ka­sus yang NIK-nya digunakan orang lain atau tidak sesuai data Adminduk (Admi­nistrasi Ke­pen­dudukan), maka akan kita tutup account-nya. Jadi pelamarnya bisa melakukan re­gistrasi kem­bali,” ujarnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA