“Mereka masih membuÂtuhÂkan waktu untuk adaptasi. Saya perkirakan, guru dan murid akan terbiasa dengan kurikulum 2013 ketika sudah satu siklus. Untuk SD bisa memakan waktu lima tahun, dan SMP sekitar tiÂga taÂhun,’’ kata M Nuh kepada
RakÂÂyat Merdeka, yang dihuÂbuÂngi via telepon, Kamis (28/8) malam.
Seperti diketahui, berdasarkan temuan ICW di lapangan, belum meÂlihat tersedianya buku pelajaÂran bagi pelajar SD dan SMP, khuÂsusnya di Jakarta dalam peneÂrapan kurikulum 2013.
Menurut Divisi Monitoring PeÂlaÂyanan Publik ICW Siti JulianÂtaÂri, indikator keberhasilan kuriÂkulum dapat dilihat dari keÂterÂsedian buku pelajaran di setiap sekolah dan pelatihan guÂru yang memadai, sehingga guru memaÂhami konsep kuriÂkulum dengan baik.
M Nuh selanjutnya mengataÂkan, menyusun buku yang jumÂlahnya mencapai ratusan dan meÂlatih jutaan guru memang memÂbutuhkan waktu.
“Orang-orang tidak melihat dan merasakan prosesnya yang sulit dan memakan waktu,’’ ujar Nuh.
Berikut kutipan selengkapnya;Kurikulum 2013 digodok seÂlaÂma tiga tahun, kenapa masih ada kendalanya?Nanti kalau waktunya pendek dikira tidak terlalu dipikirkan deÂngan matang.
Kalau terlalu lama dianggap kelamaan. Prosesnya memang tidak mudah. Kita harus melakukan review.
Menyusun buku jumlahnya yang mencapai ratusan dan melaÂtih jutaan guru itu membutuhkan waktu. Kalau hanya melatih 10 ribu sampai 20 ribu, itu enteng saja buat kami.
Manfaat kurikulum 2013 diragukan, ini bagaimana?Silakan saja jika ada pihak-piÂhak yang meragukan manfaat kuÂrikulum 2013. Siapa pun boleh menilai seperti itu. Sekarang mari kita diskusikan bersama-sama.
KiÂta cari di mana letak salahnya. Apa yang perlu diperbaiki, lalu diÂcaÂrikan solusinya bersama-sama.
Bagaimana sikap KemendikÂbud terhadap pihak yang tak setuju?Kami siap adu argumentasi deÂngan pihak yang tak setuju deÂngan kurikulum 2013. Kami unÂdang untuk beradu argumentasi.
Ini bukan persoalan seseorang saja, tapi menyangkut masa depan bangsa. Kami bukan pihak yang anti kritik. Semua kritik kami dengar dengan baik.
Setelah tiga minggu berjalan, guru tidak siap mengajarkan kurikulum itu, ini bagaimana?Melihat persoalan guru jangan hanya dari satu sisi. Tapi harus dilihat secara keseluruhan. Saat ini, guru yang dilatih mencapai 1,3 juta orang. Kami sudah memÂpunyai nilainya semua. Tidak semua mempunyai nilai 80-90. Ada juga yang nilainya yang 50. Itu faktanya. Bukan berarti harus mendapatkan nilai yang sama. Nilai yang bagus terus jalan, yang belum bagus didampingi.
Bagaimana solusinya?Kami membuka klinik konsulÂtasi pengajaran. Guru yang kesuÂlitan menerapkan sistem online diberi bekal agar mengerti dan beÂradaptasi dengan sistem terseÂbut. Semua guru yang dilatih suÂdah punya buku pada saat pelatihan.
Fasilitas penunjang sepeti buku, bagaimana?Proses pencetakan buku saat ini sudah mencapai 82 persen, dan proses pengiriman ke sekoÂlah-sekolah sudah sekitar 70-71 persen. Saya yakin akhir Agustus ini sekolah-sekolah di seluruh daerah sudah menerima versi cetak dari buku-buku tersebut.
Anda yakin kurikulum 2013 lebih berkualitas?Kurikulum 2013 merupakan perbaikan dari yang sebelumnya. Antara lain diperbaiki adalah jumlah guru yang dilatih. Tahun 2006 lalu jumlah guru yang dilatih tidak sampai jutaan.
Kami akui kurikulum itu belum semuanya sempurna dan siap diterapkan. Pasti masih ada sisi kekuragannya. Nah yang kurang itu akan terus diperbaiki.
Apa kurikulum 2013 diangÂgap sebagai ‘warisan’ di era Anda?Saya tidak pernah berpikiran seperti itu. Tidak ada warisan dan seÂmacamnya. Untuk apa saya mengambil tindakan seperti itu. KaÂlau saya mau, sudah saya laÂkuÂkan dari dulu. Tapi nyatanya tiÂdak. Ini tugas saya sebagai MenÂteri PenÂdidikan.
Saya ingin memÂbenaÂhi hal-hal yang kurang dalam sekÂtor pendidikan di Indonesia. SaÂya ingin memberikan segala maÂcam kemampuan saya yang terbaik untuk bangsa dan negara. ***
BERITA TERKAIT: