Dua hal itu antara lain yang dibicarakan Presiden SBY saat menerima kunjungan Senator Amerika Serikat (AS) John McCain dan Sheldon Whitehouse di Kantor Presiden, Selasa (12/8).
“Soal ISIS menjadi keprihatinan bersama, sehingga posisi kita sama dengan AS,’’ kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Fenomena ISIS, lanjutnya, dirasakan banyak negara, termasuk AS. Bahkan McCain mengungkapkan, ada warga negara AS yang bergabung dengan ISIS dan ikut berperang di Syria.
“Ini menjadi keprihatinan kita bersama. Senator McCain berharap, Indonesia bisa menjadi contoh kombinasi yang baik antara demokrasi dan Islam. Sebab, sejumlah negara di Timur Tengah gagal bertransformasi ke arah tersebut,†ujar Faizasyah.
Berikut kutipan selengkapnya:
Isu apa yang paling banyak dibicarakan dalam pertemuan Presiden dan McCain?Porsi pembahasannya lebih banyak soal kawasan. Isu-isu kawasan yang mengemuka di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, seperti perkembangan Laut China Selatan, kerja sama ASEAN serta perkembangan demokratisasi di Myanmar.
Di luar itu, disinggung juga soal perkembangan dunia, utamanya apa yang terjadi di Timur Tengah sekarang. Namun, kami tidak membahas secara mendalam soal isu Palestina, karena Indonesia dan AS berbeda pandangan.
Presiden SBY dan Senator McCain juga memperbincangkan tentang apa yang bisa dikerjakan dan peluang kerja sama antara Indonesia dan AS.
Keduanya berkomitmen untuk meneruskan hubungan kedua negara. Tidak perlu ada kekhawatiran dan kesangsian terhadap hubungan Indonesia-AS terkait Presiden yang baru nanti.
Sikap Indonesia terhadap Palestina sangat jelas. Kenapa tidak dilakukan pembahasan mendalam mengenai itu?Terkait masalah Palestina-Israel, kami tidak melakukan pembahasan mendalam karena sudah memahami pandangan masing-masing. Posisi AS melihat Hamas lebih mendekati Israel. Sementara Indonesia melihatnya sebagai representasi masyarakat Palestina.
Kepala negara juga telah menegaskan, Indonesia mengecam keras penggunaan senjata berat yang tidak proporsional dan menilai serangan Hamas ke Israel tidak kondusif.
Mengenai pilihan sikap AS terhadap Palestina, bukan kewenangan saya untuk menjelaskan.
Dalam pertemuan itu tidak dilakukan penyamaan pandangan soal Palestina?Pertemuan tersebut tidak dirancang untuk menyamakan persepsi. Forum itu untuk menerima kunjungan kehormatan Senator McCain kepada Presiden.
Terkait ISIS, poin apa saja yang dibahas dengan Senator McCain?Soal fenomena ISIS, sikap Indonesia sudah jelas. Pemerintah telah melarang keterlibatan warga negara kita dalam gerakan tersebut. Kita berada dalam posisi yang sama dengan AS. Sebab, ada warga negara AS yang juga menjadi radikal dan ikut berperang.
Kesamaan pandangan Indonesia-AS di antaranya, melihat warga negara bersikap terhadap negaranya dan menjadikan Indonesia sebagai contoh kombinasi yang baik antara demokrasi dan Islam. Dengan demikian, pemikiran radikal atau apa yang dilakukan ISIS bisa terkikis.
Artinya, AS menempatkan ISIS dan Hamas dalam porsi yang sama?Saya tidak berwenang menyimpulkan sikap negara lain. Yang bisa saya sampaikan, AS tidak membela ISIS, bahkan mereka juga mencemaskannya.
Terkait Hamas, AS melihat organisasi tersebut sebagai kelompok yang menjalankan aksi terorisme. Soal Hamas, AS dan Indonesia jelas berbeda. ***
BERITA TERKAIT: