“Tidak seperti itu. Mungkin PreÂsiden SBY mengetahui komÂpetensi dan
track record saya. Mungkin juga beliau dan Menlu membutuhkan bantuan saya untuk persoalan diplomasi. Sebab, beberapa waktu ke depan jadwal diplomasi sangat padat,†kata Dino Patti Djalal kepada
Rakyat Merdeka di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/7).
Seperti diketahui, Presiden SBY melantik Dino Patti Djalal sebagai Wakil Menteri Luar Negeri, di Istana Negara, Jakarta, Senin (14/7).
Bekas duta besar untuk AmeÂrika Serikat itu dilantik mengÂgantikan Wardhana yang akan mengemban tugas baru sebagai duta besar untuk Turki.
Dino Patti Djalal selanjutnya mengaku akan bekerja keras menÂjalankan tugas yang diberiÂkan kepadanya sebagai Wamenlu.
Berikut kutipan selengkapnya;
Bagaimana awal penunjuÂkan Anda sebagai Wamenlu?Beberapa hari sebelumnya, saya diberi kabar oleh pihak IstaÂna, bahwa saya akan dijadikan Wamenlu. Saya sempat kaget ketika pertama kali mendengarÂnya.
Namun saya mempunyai komitmen kalau negara meÂmanggil atau membutuhkan saya, tentu saya harus siap meneriÂmanya.
Anda menjabat Wamenlu dan komisaris di perusahaan negara, bagaimana membagi waktunya?Itu gampang sekali. Kalau dari segi waktu tidak masalah. Kalau komisaris ketemunya sebulan sekali dengan direksi. Itu pun tidak harus hadir setiap perteÂmuan.
Saya sudah pernah punya peÂngalaman ketika menjadi koÂmisaris Danareksa. Komisaris tidak masuk ke operasional dan lebih memberikan pandangan ke direksi.
Mana yang akan diprioritasÂkan?Kedua-duanya akan saya prioritaskan. Tapi jadwal sebagai Wamenlu sudah tentu lebih padat dibanding komisaris. Tentu lebih banyak waktu di Kemenlu. Sebab, akan banyak pertemuan dan diplomasi dengan mancaÂnegara yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
Apa yang membuat Anda menjadi Wamenlu?Untuk lebih tepatnya tanyakan saja kepada Pak Presiden. Yang jelas jabatan ini bukan balas budi karena saya ikut konvensi capres Partai Demokrat.
Kalau analisa saya mungkin karena saya sudah 27 tahun jadi diÂplomat. Mungkin ada faktor keÂbeÂruntungan yang saya alami. PadaÂhal, banyak rekan-rekan saya yang lebih senior dalam hal diplomasi.
Bagaimana pembagian tugas dengan Menlu?Saya harus duduk dengan beÂliau untuk menerima arahan deÂngan beliau. Secepat mungkin akan duduk bersama untuk menentukan tugas-tugas apa saja yang akan saya jalankan. Beliau atasan saya. Apa pun yang diÂarahkan akan saya lakukan dengan baik.
Apa sudah ada program yang akan Anda jalankan?Saya akan fokus pada tiga hal. Pertama, mengenai diaspora. Saya ingin terus aktif menggaÂlang diaspora Indonesia di seluÂruh dunia agar menjadi kekuatan ekonomi dan sosial di seluruh dunia. Nanti Agustus akan ada kongres diaspora internasional.
Kedua, saya akan mensosiaÂlisasikan ASEAN Economic Community (AEC) ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Sebab, masih banyak warga InÂdonesia yang belum memahami apa itu AEC. Dari pengalaman 6 bulan terakhir saya keliling Indonesia di 40 kota, sering sekali mendapat pertanyaan AEC itu apa, itu satu hal penting yang saya akan perhatikan.
Ketiga, saya akan membantu pemerintah daerah untuk meÂngembangkan daerahnya secara mandiri tanpa harus menganÂdalkan APBN. Jadi jauh lebih banyak membantu bupati atau walikota dan gubernur yang ingin memanfaatkan sumber-sumber dana internasional. ***
BERITA TERKAIT: