“Siapapun tidak boleh menyatakan sebagai pemenang sebelum ada pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU),’’ kata Djoko Suyanto kepada
Rakyat Merdeka, di Istana Negara, Jumat (11/6).
“Jangan berandai-andai. Proses penghitungan suara oleh KPU masih berjalan. Tunggu saja hasil resmi (yang akan diumumkan KPU) 22 Juli 2014,†tambahnya.
Berikut kutipan selengkapnya;
Ada yang protes sejumlah lembaga survei mengenai hasil quick count Pilpres 9 Juli lalu, tanggapan Anda?Itu kan metodologi sebuah sampel yang bisa saja berbeda. Karena masing-masing punya lembaga survei sendiri. Tapi lembaga survei itu tidak boleh saling komplain paling benar. Jangan berandai-andai. Prosesnya saja masih berjalan (penghitungan suara) di KPU.
Akibat perbedaan hasil survei, masyarakat jadi bingung, ini bagaimana?Masyarakat mau percaya quick count apa percaya KPU. Tentunya saya yakin masyarakat akan mempercayai real count dari KPU. Informasi itu memang penting dan perlu. Akan tetapi harus terlebih dahulu dicerna apakah benar atau tidak.
Bagaimana jika ada pihak yang tidak setuju dengan hasil Pilpres?Kalau mau protes, kan sudah ada tanggalnya (bisa diajukan ke Mahkamah Konstitusi). Ikuti saja prosesnya. Yang penting tunjukkan komitmen untuk mengikuti aturan konstitusi. Pemilu 2004 ada yang tidak setuju, lalu diputuskan dan selesai. Tahun 2009 juga ada yang mengadu ke MK, diadili dan diputuskan, sudah selesai.
Ada teror yang diterima lembaga survei, apa ini masih kategori aman?Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia masih masuk dalam kategori aman.
Contohnya, di Jakarta tidak ada yang rusuh. Isu kerusuhan itu hanya isapan jempol belaka. Itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Apa yang Anda lakukan untuk meredam gejolak akibat perbedaan hasil quick count?Saya sudah komunikasi dengan teman-teman yang memimpin lembaga survei. Mereka menyatakan hasil quick count itu memang bukan hasil resmi. Informasi ini sangat penting. Teman-teman Pers harus menyampaikan dengan baik kepada masyarakat.
Apa himbauan Anda kepada kedua kubu capres-cawapres?Kedua belah pihak pasangan capres untuk tidak mengerahkan massa secara berlebihan yang bisa menimbulkan gesekan dan kekacauan.
Keduanya diharapkan bisa menahan diri untuk tidak melakukan tindakan provokatif yang kontraproduktif bagi keamanan dalam proses demokrasi yang sedang berlangsung. ***
BERITA TERKAIT: