WAWANCARA

Marciano Norman: Yang Menang Jangan Provokatif, Yang Kalah Harus Bisa Menerima

Sabtu, 12 Juli 2014, 08:38 WIB
Marciano Norman: Yang Menang Jangan Provokatif, Yang Kalah Harus Bisa Menerima
Marciano Norman
rmol news logo Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman meminta kedua pasangan capres mengelola massa pendukungnya dengan baik agar tidak menimbulkan konflik.

“Kami mengimbau kepada tim pemenangan dan simpatisan untuk saling menjaga kondisi keamanan, dan tidak mudah ter­provokasi. Selain itu, kedua pasa­ngan harus rela menerima keka­lahan,” kata Marciano Norman usai sidang kabinet, di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya;

Bagaimana situasi keamanan pasca pilpres?
Hingga saat ini keamanan na­sional masih terjaga. Keamanan yang kondusif tersebut lahir dari kedewasaan masyarakat me­nyi­kapi setiap isu pilpres, seperti ada­nya kampanye hitam. Masya­ra­kat sudah saling memahami adanya perbedaan sikap dalam pilpres, sehingga tidak saling ejek dan saling serang.

Kedua kubu saling klaim kemenangan, bukankah ini bisa menjadi potensi konflik?
Konflik itu akan muncul jika masing-masing kubu tidak bisa mengelola kondisi dan massa pendukungnya dengan baik. Di­butuhkan kedewasaan dari pihak-pihak pengendali dari massa ini yang harus secara bijak. Kalau dibiarkan bisa berpotensi jadi kon­flik. Pihak yang menang ja­ngan memprovokasi pihak yang kalah. Sedangkan yang kalah harus bisa menerima kekalahan dengan bijak.

Apa yang seharusnya dila­kukan para pendukung?
Sekarang yang perlu dilakukan oleh kedua belah pihak adalah menciptakan kondisi yang aman dan nyaman. Pendukung harus bisa menenangkan diri menjelang pengumuman KPU, 22 Juli 2014. Jika sudah ada pembekalan kepada pendukung, maka potensi konflik bisa dihindarkan.

Bagaimana dengan tim pemenangan?
Saya minta semua mengendali­kan diri dan juga tidak mudah ter­provokasi. Elite juga diharapkan tidak menggerakkan massanya dan tidak memprovokasi. Elite itu hendaknya konsen terhadap sta­bilitas keamanan di dalam negeri. Mereka memberikan bimbingan kepada para pendukungnya.

Dini hari tadi ada lembaga survei yang diteror, tanggapan Anda?
Saya rasa itu upaya teror yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Belum tentu dilakukan oleh pi­hak-pihak yang berseberangan. Itu bisa dilakukan siapa saja un­tuk mengacaukan situasi. Jangan spekulasi terlebih dahulu. Jangan terpancing isu-isu yang belum tentu kebenarannya.

Antisipasi situasi keamanan ke depan, bagaimana?

Kami sudah berupaya maksi­mal menggunakan perangkat keamanan, baik lewat kepolisian dan back up dari TNI. Semua su­dah digelar. Selain itu, kami juga mengoptimalkan peran komuni­tas intelijen sebagai alat untuk memberikan peringatan dini terhadap perkembangan yang terjadi. Berbagai pemeriksaan kesiapan juga terus kami lakukan.

Setelah pencoblosan, per­siapan apa saja yang sudah dilakukan?
Kami juga sudah melakukan berbagai hal terkait situasi kea­manan pasca pencoblosan. Se­jauh ini kondisinya terpantau baik. Kami berharap kedua pihak dan seluruh pendukungnya siap menghadapi kondisi (menang atau kalah). Kami berharap, pihak yang menang jangan bersuka ria berlebihan. Sementara yang ka­lah jangan menilai ini akhir se­galanya. Kita harus sama-sama mendukung pimpinan baru untuk Indonesia yang lebih baik. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA