BPJS Minim Sosialisasi, Petugas dan Pasien Sama-sama Bingung

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 06 Januari 2014, 22:46 WIB
BPJS Minim Sosialisasi, Petugas dan Pasien Sama-sama Bingung
rmol news logo Sejak 1 Januari lalu, seluruh rakyat Indonesia punya asuransi yang bernama Jaringan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, asuransi yang begitu besar, sangat minim sosialisasi. Gaungnya tidak terasa. Alhasil, rakyat yang mau berobat ke rumah sakit bingung, petugas rumah sakit juga bingung.

Sosialisasi yang agak gede cuma dilakukan Presiden SBY dua kali. Yaitu saat peresmian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial alias BPJS sebagai penyelenggaran JKN di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa lalu (31/12), dan tinjauan SBY bersama Ibu Ani Yudhoyono di Puskesmas Pucang Sewu dan RSUD Dr Soetomo di Surabaya, Sabtu lalu (4/1).

Sementara, sosialisasi yang dilakukan para menteri tidak terdengar. Yang ada hanya pernyataan-pernyataan singkat di media media soal sudah berjalannya BPJS dan diberlakukan JKS sejak tahun baru. Iklan-iklan layanan masyarakat, sebagai sosialisasi paling efektif, juga sangat jarang.

Akibat minimnya sosialisasi ini, banyak laporan menyebutkan pasien ditolak rumah sakit. Bukan hanya di daerah, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, yang merupakan RS rujukan pertama di Indonesia juga masih terjadi penolakan.

Sehati, seorang ibu yang datang berobat ke RSCM Senin kemarin kebingung saat ditanya jaminan apanya oleh pihak rumah sakit. Dirinya adalah pengguna Jamsostek yang sekarang berubah namanya menjadi BPJS Kenetagakerjaan. Sedangkan untuk berobat di rumah sakit harus menggunakan kartu BPJS Kesehatan yang dulunya bernama Askes.

“Kami pengguna Jamsostek. Cara ngurusnya sebenarnya belum ngerti. Katanya berubah menjadi BPJS, tapi ngurus sendiri dari Jamsostek ke BPJS  ke mana dulu saya nggak ngerti,” ucapnya.

Di dunia maya, minumnya sosialisasi BPJS ini jadi pembicaraan hangat. Banyak publik di twitter menyayangkan sikap pemerintah terlihat ogah-ogahan dalam mensosialisasikan ke masyarakat.

“Ironi BPJS Kesehatan. Petugas bingung tentang cara melayani, pasien bingun tentang cara dilayani. Lumayan nyambung bingungnya,” kicau BlogDokter dalam akun @blogdekter.

Seorang dokter dengan akun @hunbun6002 juga terang-terangan bingung bagaimana cara melayani di BPJS Kesehatan ini. Dia menyesalkan sosialisasi yang dilakukan pemerintah yang sangat minim.

“Kasihan teman-teman saya di RS pada binging sendiri. Untung saja saya lagi libur dalam dua hari ke depan,” kicaunya.

Akun @ellasyawie menilai, kebingungan dari pihak rumah sakit dan pasien karena iklan sosialisasi BPJS dan JKN tidak jelas. Sedangkan akun @siputriwidi menyarankan pemerintah melakukan sosialisasi di televisi pada prime time, agar banyak masyarakat yang melihat.

“Kenapa acara-acara berslot besar tapi nggak penting kayak d***** dan y** nggak dipake buat sosialisasi BPJS aja?” kicaunya.

Kalau mau lebih efektif, akun @dodypria menyarankan pemerintah melakukan sosialisasi lebih intens ke tempat-tempat umum dan pusat keramaian. “Sosialisasi #BPJS harusnya dilakukan di mall-mall, RS , pasar-pasar, terminal, universitas, dll tempat keramaian. Petugas BPJS/PT Askes harus aktif,” kicaunya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA