“Kewaspadaan itu penting. Saya tidak ingin anggota saya ada korban lagi,†ujar Timur Pradopo kepada
Rakyat Merdeka seusai menghadiri Rapat Koordinasi di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, kemarin.
Bentuk kewaspadaan itu, lanjut Timur Pradopo, antara lain anggota polisi yang bertugas di lapangan tidak boleh sendirian.
“Minimal dua orang. Bila perlu tiga orang atau lebih,†katanya.
Berikut kutipan selengkapnya: Apa ada instruksi itu sudah diketahui semua anggota polisi?Sudah. Saya instruksikan agar lebih waspada. Nggak boleh lengah.
Apa disiapkan pasukan khusus untuk membantu anggota yang bertugas di lapangan?Sudah kami siapkan pasukan khusus untuk melindungi anggota polisi yang bertugas. Mereka pasti di-back up satuan yang sudah disiapkan tersebut. Ini dilakukan agar pelayanan terhadap masyarakat terus berjalan maksimal.
Apa yang dilakukan Kepolisian untuk mempercepat pengungkapan sejumlah kasus penembakan terhadap polisi?Tentu kami melakukan segala upaya untuk melakukan penelusuran kasus penembakan anggota kami di Pondok Aren, di Tangerang, dan di depan Gedung KPK.
Apa ada kesamaan modus dari kasus-kasus itu? Khusus yang terjadi di KPK fakta-faktanya lain dari kasus penembakan anggota polisi sebelumnya.
Di mana perbedaannya?Dari ditemukan selongsong dan anak peluru, jenis kalibernya lain. Kemudian sekarang ini kan sedang dilengkapi dengan keterangan saksi-saksi.
Bagaimana hasil tim untuk mengusut kasus ini?Tim ini lebih fokus untuk menyelesaikan kasus penembakan kepada anggota polisi. Kita tunggu saja hasilnya.
Pada kasus sebelumnya apa sudah ada hasilnya?Ya. Dua tersangka sudah jelas pada kasus penembakan sebelumnya. Keterangan saksi dan barang bukti terus kami selidiki.
Seberapa serius polisi mengungkap kasus ini?Ya, kami sangat serius kok. Kami ingin kasus penembakan di depan KPK dan penembakan anggota kepolisian yang sebelumnya bisa segera mungkin diselesaikan.
Kasus lain diungkap cepat, kenapa kasus yang menimpa polisi justru lambat?Semua kan memang butuh proses. Yang jelas kami terus lakukan langkah-langkah penelusuran itu.
Insya Allah bisa segera terungkap siapa pelakunya dan motifnya apa.
Apa ini terkait teroris, dendam pribadi atau apa?Semua bisa saja terjadi. Kemungkinan ini terkait teroris atau dendam pribadi bisa saja.
Tapi sekali lagi saya katakan mari kita tunggu saja fakta-faktanya.
Kenapa tidak langsung dibeberkan?Kami kan harus bicara sesuai fakta. Sebab, fakta-fakta itu semua yang bisa menjawabnya. [Harian Rakyat Merdeka]