Yang baik itu mari kita pertahankan, dan yang tidak baik itu mari kita perbaiki bersama,†kata Amien Rais kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu, salah satu keberhasilan dari reformasi itu kokohnya integritas nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
“Persatuan dan kesatuan bangsa ini semakin kokoh. Ini salah satu yang sudah dicapai. Mari kita pertahankan yang sudah dicapai ini,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bukankah masih banyak gejolak di daerah-daerah?Itu riak kecil. Kita lihat di Timur Tengah dan di luar Timur Tengah banyak yang berantakan, karena mereka tidak kompak dan tidak bersatu ke dalam. Makanya mereka mudah dipecah dengan kekuatan luar.
Contohnya saja Mesir yang sekarang pecah, Suriah pecah, Irak pecah, Afghanistan pecah, Libya pecah. Iran juga sesungguhnya akan mengalami perpecahan. Nah Indonesia dari kemajemukan agama, suku, etnis, bahasa dan lain-lain, sebenarnya sangat rawan, tapi itu tidak terjadi.
Melihat itu, silaturahmi perlu kita lakukan terus sesama anak bangsa. Karena hanya dengan persatuan dan kesatuan itu kekuatan barat, koorporasi, neo-imperialisme tidak bisa otak-atik bangsa dan negara kita. Tapi sebaliknya kalau kita pecah di dalam, tanpa diundang pun mereka akan datang mengobok-obok kita. Makanya saya katakan reformasi cukup berhasil, sehingga kekuatan barat mental obok-obok bangsa kita.
Banyak kalangan mengatakan reformasi gagal, ini bagaimana? Saya kira sebelum reformasi pun sudah ada masalah, yakni 1 dolar AS mencapai Rp 15 ribu, ratusan manusia mati tanpa tanggung jawab, pers masih banyak yang diberangus, sentralisasi sangat luar biasa yang menyedot kekayaan dan sumber daya alam seperti drakula, dari Aceh sampai Papua.
Selain itu demokrasi hanya jadi olok-olokan saja. Kalau dibandingkan dengan itu, reformasi itu sudah membawa banyak perbaikan.
Tapi kan masih banyak masalah?Ya, saya juga sangat merasakannya. Ini yang saya bilang tadi masih ada sisi negatifnya itu. Yang belum baik ini, mari kita perbaiki.
Apa saja sisi negatif itu?Pertama, penegakan hukum yang masih nol, masih mengalami kebuntuan. Kedua, demokrasi serba uang dan ini terjadi dari pusat maupun daerah. Ketiga, pemulihan ekonomi hanya menguntungkan si kaya dan menyengsarakan si miskin.
Bagaimana solusinya mengatasi tiga masalah itu?Dari tiga hal tersebut menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk mengisi reformasi ini dengan berbagai macam perbaikan, agar masyarakat bisa sejahtera.
Oh ya, apa tanggapan Anda tentang capres yang sudah bermunculan sekarang ini?Saya rasa silakan saja kalau ada tokoh-tokoh masyarakat yang mampu dan mau maju dalam Pilpres 2014. Tapi nanti rakyat juga yang memilih.
Anda tak merasa risau dengan capres yang ada sekarang?Saya tidak pernah gusar, apakah tokoh itu laki-laki atau perempuan, sipil atau militer, tua atau muda, Jawa atau luar Jawa, terdidik atau tidak terdidik. Biar saja masyarakat yang menentukan pemimpinnya. Sebab, rakyat sekarang kan sudah cerdas. Mereka akan menyaring siapa yang layak memimpin negeri ini.
Apa Anda memiliki kriteria capres atau cawapres yang bisa jadi panduan bagi rakyat?Waduh, kalau saya sebutkan pasti banyak sekali. Tapi yang jelas pemimpin harus bisa sejahterakan rakyat dan melindungi segenap tumpah darah dan tanah airnya.
Apa Anda punya pandangan siapa yang akan maju di Pilpres 2014?Kalau saya justru membayangkan, bagaimana jika duet Prabowo-Hatta atau Jokowi-Hatta, atau juga sebaliknya ya (Hatta-Prabowo atau Hatta-Jokowi). Hatta memang satu-satunya capres PAN, tapi politik kan luwes. Jadi kalau PAN sampai ke dua digit, artinya 10 persen ke atas, akan mantap.
Menurut saya, kombinasi yang menarik itu ada dengan Pak Jokowi, Prabowo. Tapi dengan yang lain juga masih terbuka. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: