“Tujuan utamanya agar setiap pilkada dan pemilu harus dilakukan secara demokratis. Tidak ada kecurangan,’’ kata Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani kepada
Rakyat Merdeka, Rabu (20/3).
Seperti diketahui, pasangan Effendi MS Simbolon dan Jumiran Abdi dari PDI Perjuangan menggugat hasil Pilkada Sumut ke Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (20/3).
Sebelumnya pasangan Rieke Dyah Pitaloka dan Teten Masduki dari PDI Perjuangan juga menggugat ke MK hasil Pilkada Jabar.
Puan Maharani selanjutnya mengatakan, masyarakat hendaknya tidak salah menafsirkan mengenai gugatan tersebut.
“Kami menggugat Pilkada Jabar dan Sumut bukan semata mencari kekuasaan,’’ ujar’Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR itu.
Berikut kutipan selengkapnya;
Apa yang dilakukan untuk menangkan gugatan itu? Tentu menghadirkan sejumlah saksi untuk mengungkapkan mengenai kecurangan. Kami tentunya mengawal proses tersebut.
Kenapa PDI Perjuangan tidak melakukan evaluasi saja?Kami selalu melakukan evaluasi dari seluruh hasil capaian yang didapat PDIP, termasuk yang kalah dalam pilkada.
Apa semuanya dievaluasi? Semua pilkada yang ada calon dari PDIP akan dievaluasi. Mulai dari yang berhasil maupun yang kalah. Kami akan menilai mana yang masih tetap bisa dipakai dan mana yang perlu ditingkatkan.
Bagaimana dengan Pilkada Jateng, apa bakal menang?Kami berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan kemenangan.
Sempat beredar isu Bibit merasa ditinggalkan PDIP, makanya dia loncat ke partai lain?Boleh-boleh saja mengatakan seperti itu, tapi kan dari awal pembukaan pendaftaran cagub dan cawagub di Semarang sampai penutupan Bibit sempat meminta orang atau staf untuk mengambil formulir. Tapi kemudian beliau malah tidak mengembalikan formulir tersebut dan bahkan tidak mengikuti proses penjaringan dan penyaringan.
Makanya kami beranggapan beliau tidak berkeinginan mendaftar dan maju Dalam Pilkada melalui PDI Perjuangan.
Apa alasan mendukung Ganjar Pranowo, bukannya Rustriningsih?DPP memiliki pertimbangan tertentu yang tidak bisa kami sampaikan ke publik.
Tapi proses penjaringan dan penyaringan itu sudah jelas, ada seperti psikotes, pendalaman track record dan penilaian loyalitas, pemantapan komitmen, bagaimana yang berkaitan dengan internal dan eksternal.
Memilih Ganjar sebagai cagub Pilkada Jateng, tentu itu hasil penjaringan dan penyaringan tersebut.
Bukankan Rustiningsih memiliki massa yang besar?
Massa yang cukup atau tidak itu kembali lagi kepada rakyat memilih. Semua orang boleh saja menginginkan untuk mendapatkan rekomendasi atau dicalonkan. Tapi kan kursinya hanya satu. Sementara yang mencalonkan itu banyak.
Makanya siapa yang tidak mendapat rekomendasi dari DPP harusnya legowo. Kemudian yang dapat rekomendasi harus berjuang untuk menang.
Apakah Rustiningsih tidak dapat rekomendasi karena pernah ikut Ormas Nasdem?
Tidak juga. Banyak hal yang menjadi pertimbangan kami. Bu Rustriningsih sudah menjadi Bupati dua kali dari PDI Perjuangan dan menjadi Wakil Gubernur Jateng, apakah itu bukan salah satu kesempatan yang diberikan kepadanya.
Kalau sekarang tidak, itu kan harusnya menjadi hal yang biasa saja.
Loh kenapa?Kami harus melakukan proses regenerasi dan kaderisasi. Buat saya kalau Bu Rustiningsih merasa memiliki pendukung yang banyak dan merasa dirinya masih berada di PDI Perjuangan.
Maka ayo dong kita sebagai sesama kader saling mendukung dan membantu untuk melaksanakan putusan DPP. Bukan malah mempertanyakan dan merasa disingkirkan.
Ini bukan masalah disingkirkan atau tidak, ini adalah mengenai bagaimana sesama kader bisa mengerti dan menghormati, mentaati keputusan yang sudah diambil DPP.
Tidak takut Rustriningsih akan loncat ke partai lain?
Itu kan proses kristalisasi atau proses dinamika yang terjadi di setiap parpol. Itu kembali kepada individu. Partai tentunya juga akan melihat apa tujuannya seseorang berpartai. Apa ingin mencapai posisi semata atau ingin memperjuangkan masa depan bangsa. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: