WAWANCARA

Erry Riyana Hardjapamekas: Penyidik KPK Masih Kurang Gara-gara PP Belum Terbit

Jumat, 30 November 2012, 08:25 WIB
Erry Riyana Hardjapamekas: Penyidik KPK Masih Kurang Gara-gara PP Belum Terbit
Erry Riyana Hardjapamekas

rmol news logo Penyidik KPK memang kurang. Tapi jangan dijadikan alasan mandeknya penuntasan kasus korupsi kakap, seperti kasus Bank Century. Pimpinan KPK hendaknya tidak kendur semangatnya memberantas korupsi di negeri ini.

Begitu disampaikan bekas Wa­kil Ketua KPK, Erry Riyana Har­djapamekas, kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, kemarin.

“Pimpinan KPK harus tetap kon­sisten menuntaskan ka­­sus korupsi kakap sesuai  atu­ran pe­rundang-undangan,” kata Erry.

Apalagi, lanjutnya, saat ini du­ku­ngan masyarakat begitu besar ter­­ha­dap KPK dalam memberan­tas ko­rup­si. Makanya, pimpinan KPK mau tidak mau harus tetap kuat dan be­rani menjalan­kan tugasnya.

“Dukungan yang luas itu ha­rus menjadi amunisi KPK men­jalankan tugasnya de­ngan in­tegritas tinggi tanpa in­tervensi pihak mana pun,” pa­parnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa solusi kekurangan pe­nyi­dik KPK itu?

Seperti dalam pidatonya, Pre­siden telah meminta perlunya Pe­ra­turan Pemerintah  (PP) me­nge­nai penyidik di KPK. Pe­nyi­dik KPK masih kurang gara-gara PP belum terbit. Makanya, pemerin­tah hendaknya segera menerbit­kan PP tersebut.  

       

Kira-kira kenapa belum di­res­pons dengan cepat perintah SBY itu?

Saya juga heran. Padahal, SBY kan sudah ngomong perlu dibuat PP. Seharusnya bisa dirumuskan de­­ngan cepat PP tersebut. Itu kan mu­dah, kecuali jika ada yang ke­beratan dari kementerian atau lem­baga lain di lingkungan pe­merintah.


Salah satu penyidik KPK yang mengudurkan diri meng­ung­­kap­kan keluh kesahnya ke publik, apa itu etis?

Seingat saya, sudah ada aturan atau kode etik pegawai yang meng­atur soal itu. Saya sendiri kaget mendengar berita itu. Saya tidak paham kenapa melakukan itu. Sepertinya sudah jadi tren saja ya.

   

Banyak yang mendukung KPK, tapi ada juga yang me­nye­rang KPK, komentar Anda?

Hal seperti itu terus berlanjut, karena semakin banyak pihak yang ditindak, maka akan sema­kin kuat serangan baliknya. KPK bersama penegak hukum lainnya harus saling membahu, memukul sera­ngan balik ini.

Apakah KPK mampu me­nuntaskan segudang kasus ko­rupsi?

Saya kira, hal itu menjadi tan­tangan bagi kita semua untuk te­rus bekerja bersama dan meng­awal keberlanjutan semua pro­gram pemberantasan korupsi, baik represif maupun preventif.

Saya akui, tugas para penegak hukum memang berat, namun se­lalu didukung masyarakat. Kan se­lama ini KPK mendapatkan du­kungan dari berbagai elemen ma­syarakat. Apalagi, banyak kasus besar yang sedang ditangani KPK seperti kasus Bank Century.

KPK terkesan takut me­nun­taskan kasus Bank Cen­tury, tanggapan Anda?

Tidak perlu takut. Sebab, KPK bergerak di jalur hukum. KPK itu  lembaga negara independen yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari penga­ruh kekuasaan mana pun.

Wajib diingat bahwa politisasi kasus hukum sangat berpotensi melemahkan integritas dan kre­dibilitas lembaga. Jangan sampai ada oknum yang menyeret KPK ke ranah politik, apa pun ben­tuknya.

Begitu juga kasus-kasus lain­nya, semua itu harus dituntaskan, ter­masuk kasus simulator SIM.

Apa Anda melihat kasus si­mulator SIM sulit dituntaskan?

 Tidak begitu. Saya yakin pe­nyidik KPK bisa menuntas­kan­nya. Upaya pemberantasan ko­rupsi yang dilakukan KPK sesuai dengan amanat Undang-Undang untuk menindak penegak hukum dan penyelenggara negara, wajib dilaksanakan apa pun konse­kuen­sinya, tentu dengan koordinasi dan komunikasi yang cukup.


Sebagai orang yang pernah memimpin KPK, apakah Anda pernah dimintai nasihat un­tuk menuntaskan kasus-ka­sus besar?

Saya pernah menjadi narasum­ber dalam program pengenalan pad­a awal pimpinan KPK mulai bertugas. Dimintai pendapat ke­tika berdiskusi dalam kesempatan buka puasa bersama lalu.

Namun sebagai wujud partisi­pasi masyarakat luas, saya pun siap mendukung KPK, sebagai lembaga dan bukan individu-in­dividu tertentu. Kapan pun kalau dibutuhkan.

   

O ya, beberapa waktu lalu, Anda memanjat gedung KPK untuk membentangkan span­duk, apa itu wujud dukungan ke­pada KPK?

Acara itu bagian dari rangkaian acara menjelang peringatan Hari Anti Korupsi  9 Desember nanti. Ini bukan inisiatif  KPK, melain­kan kerja sama KPK dengan ber­bagai pihak. Termasuk elemen masyarakat, ICW dan kawan-kawan.  Saya pun diminta elemen ma­­syarakat ini untuk memeriah­kan acara tersebut. Saya ini se­macam pelengkap penggem­bira saja, he-he-he.


Kenapa Anda member pesan berani, jujur, hebat ?

Pesan peringatan hari anti ko­rupsi kali ini adalah ‘berani jujur, he­bat’. Pesan lainnya, jika kita ju­jur dan berani, baru hebat. Jujur ta­pi tidak berani, belum hebat itu na­manya. Apalagi sudah tidak jujur, tidak berani pula, jauh dari hebat.


Apa reaksi pimpinan KPK atas aksi Anda itu?

Tentunya positif. Sebab, ketika me­nerima permintaan teman-te­man, saya mengajukan syarat ha­rus dengan persetujuan pimpinan KPK. Pak Zulkarnaen (wakil ketua KPK) menemui kami di atap lantai 9 ketika kami bersiap untuk meluncur. Ketika mendarat di area parkir juga disambut be­liau, bersama pak Bambang Wi­djojanto, Faisal Basri, dan lain­nya. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA