Kader Partai Golkar di wilayah Indonesia Timur diperkirakan memilih Jusuf Kalla (JK) bila maju dalam Pilpres 2014.
â€Apalagi di Sulawesi Selatan tentu dukungan ke Pak JK sangat sigÂnifikan. Ini tentu memÂpeÂngaÂruhi suara ke pak Ical (Aburizal Bakrie),’’ ucap Ketua Dewan PerÂtimÂbangan Partai Golkar, Akbar TanÂdjung, kepada Rakyat MerdeÂka, kemarin.
Untuk itu, Akbar meminta para pimpinan Partai Golkar di daerah harus bisa meyakinkan kepada kader dan simpatisan Partai GolÂkar untuk memberikan dukungÂannya kepada Ical.
“Hanya itu yang bisa dilakukan. Tidak mungkin lagi Pak JK dibujuk agar tidak maju dalam Pilpres 2014. Sebab, itu hak beliau. Apalagi, pak Ical sudah mempersilakan asal melalui partai lain,’’ paÂparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Berapa persen suara yang akan lari ke JK?
Saya tidak bisa menyebutkan persentasenya berapa. Saya haÂnya bisa katakan bahwa InÂdonesia bagian timur, khususnya SuÂlawesi Selatan, dukungan keÂpada Pak JK cukup banyak.
Kalau dari segi jumlah mutÂlakÂnya, suara Golkar ini lebih besar di Indonesia bagian barat seperti di Jawa. Karena itu, persentase suara yang lari ke JK belum bisa dihitung.
Kalau saya kan sudah jelas seÂsuai dengan keputusan Partai GolÂkar, itulah yang saya suarakan dan sampaikan kepada publik, khususnya jajaran Partai Golkar. Dengan harapan mereka mengÂikuti apa yang disampaikan pimÂpinan Golkar untuk memilih Pak Aburizal Bakrie.
Apa signifikan jumlahnya kader yang tidak loyal sama Ical?
Saya tidak bisa menggamÂbarÂkan statistiknya atau berapa jumÂlahnya. Tetapi dalam kunjungan di daerah-daerah, masih baÂnyak yang bertanya soal kemungÂkinÂan menang capres dari Golkar itu.
Secara resmi kader-kader GolÂkar di daerah terus memperÂjuangÂkan agar pak Ical mendapatkan suara besar. DPD-DPD punya tugas meyakinkan pemilih di daerah untuk tidak ragu-ragu meÂmilih Pak Ical.
Artinya, masih ada keragu-raguan dong?
Kalau melihat itu, ya terkesan seperti ada semacam keragu-raÂguan untuk menang. Tetapi saya selalu bilang bahwa ini tugas seÂmuaÂnya untuk menaikkan elekÂtabilitas calon presiden dari Golkar.
Bagaimana caranya?
Tentunya itu adalah kemamÂpuÂan pimpinan partai di daerah unÂtuk meyakinkan pada penduÂkung-pendukung Golkar agar memberikan dukungan kepada Pak Ical.
Anda yakin Ical menang?
Kalau soal keyakinan, saya tidak bisa mengatakan. Tetapi kaÂlau dari sisi elektabilitas partai, Golkar itu nomor satu dari berÂbaÂgai survei. Sedangkan kalau dari sisi capres, beberapa survei jusÂtru memunculkan nama Ibu MeÂgawati dan Pak Prabowo paÂling atas.
Karena itulah, partai harus beÂkerja keras menaikkan elekÂtabilitas capres dari Golkar. Idealnya kan elektabilitas capres itu lebih tinggi daripada elektaÂbilitas partainya.
Sudah menjadi putusan bahwa kewajiban kami memberikan dukungan kepada calon kami walaupun sebeÂlumÂnya Wantim Golkar pernah memÂpunyai pandangan atau pendapat tenÂtang proses seleksi atau pola seleksi tentang penetapan capres.
Setelah diputuskan dan DPP berÂpendapat sudah sah, maka kami tentu dalam posisi tidak memÂperÂpanjang persoalan itu.
Apa Ical takut ya kalau JK maju?
Kami harus tetap meyakini bahÂwa calon kami tidak akan terpengaruh. Kalau ada kader Golkar yang dicalonkan partai lain, maka pimpinan partai di daeÂrah harus tetap konsisten dan melaÂkukan komunikasi politik, terutama dengan jajaran partai unÂtuk tidak ragu-ragu memÂbeÂrikan dukungan kepada capres dari Golkar.
Kader Golkar harus meningÂkatÂkan program-program demi keÂpentingan rakyat, dengan haÂrapan rakyat akan memberikan keÂpercayaan terhadap Golkar. MaÂka kerja keras itulah yang harus dilakukan.
Apa mungkin JK memÂbaÂtalÂkan niatnya ikut Pilpres 2014?
Tergantung pada beliau. Tetapi yang kita tangkap bahwa JK meÂmang berkeinginan maju Pilpres 2014. Tidak mungÂkin dibujuk agar tidak maju. Sebab, Pak JK pernah mendengar ucapÂan Pak Ical bahwa kalau mau maju, silakan saja, tapi melalui parÂÂtai lain, sehingga JK tidak raÂgu-ragu mencalonkan. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: