WAWANCARA

Dipo Alam: Atasi Jumlah Penduduk Begitu Berat, Perlu Orang Tepat Jadi Kepala BKKBN

Minggu, 25 November 2012, 08:23 WIB
Dipo Alam: Atasi Jumlah Penduduk Begitu Berat, Perlu Orang Tepat Jadi Kepala BKKBN
Dipo Alam
rmol news logo Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam mengatakan, saat ini sedang memproses pengganti Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief yang sudah pensiun.

“Sekarang ini masih dalam pro­ses. Tunggu saja, nanti juga di­umumkan,” katanya kepada Rak­yat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui, saat ini telah terjadi kekosongan kepemim­pinan di BKKBN, setelah Kepala BKKBN Sugiri Syarief memasu­ki masa pensiun.

Posisi Kepala BKKBN ini cu­kup penting mengingat lonjakan penduduk dapat meningkatkan pengangguran dan tindak kejaha­tan atas minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan.

Dipo  menjelaskan, tugas ke­pa­la BKKBN cukup berat, sehingga diperlukan orang yang benar-benar tepat. Karena berdasarkan sa­saran kesertaan masyarakat ber-KB sebesar satu persen setiap ta­hun sebagaimana amanat Ren­cana Pembangunan Jangka Me­nengah Nasional (RPJMN)-harus dicapai. Jika tidak, penduduk In­do­nesia akan membengkak men­jadi 264,4 juta jiwa tahun 2015.

“Kita butuhkan yang benar-be­nar bagus. Karena tantangan kita ke depan cukup berat,” ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Siapa pengganti kepala BKKBN itu?

Setahu saya saat ini masih da­lam proses, kan tidak segampang itu, menentukan siapa kepalanya.

Kenapa?

Kan tugas BKKBN ini kan cu­kup berat dan tantangan Indone­sia juga besar. Maka dibutuhkan orang yang betul-betul tepat. Tunggu saja.

Masa nggak boleh tahu siapa orangnya?

Wah kalau itu nggak boleh dibe­ritahu atau dipublikasikan dulu.

Loh kok tidak bisa dipubli­kasikan?

Ya. Nggak etis dan layak saja dipublikasikan sekarang.

Apakah dari kalangan non dokter?

Wah, sekali lagi saya sampai­kan minta maaf saya. Itu kan se­dang berproses, sehingga saya ti­dak bisa sampaikan dulu.

Apa orang itu nanti mampu mengendalikan populasi pen­du­duk?

Ya. Kan BKKBN ini adalah upa­ya pengendalian populasi. Bayangkan kalau peningkatan jumlah penduduk tidak bisa di­kendalikan, tentu akan menim­bul­kan dampak-dampak buruk juga.

Apa orangnya lebih bagus dari sebelumnya?

Tentunya ke depan harus lebih bagus lagi, karena lembaga ini me­mang diperlukan dan mem­bantu kelancaran program-pro­gram pemerintah juga.

Kalau dari kalangan non dok­ter bagaimana?

Wah kalau itu saya tidak tahu.

Kalau program-program yang dilakukan oleh BKKBN ba­gaimana?

Program-program yang dija­lan­kan sekarang sudah bagus. Ta­pi tentunya kita harus tetap me­lakukan peningkatan.

Apa yang perlu diting­katkan?

Banyak juga. Paling tidak in­­ti­nya bagaimana BKKBN ini bisa lebih menekan lagi po­pu­lasi atau jumlah penduduk di In­donesia.

Tentunya dengan be­kerja sa­ma de­ngan kalangan da­lam ne­geri maupun luar negeri.

Memang saat ini kerja sama dengan luar negeri bagai­mana?

Saat ini sudah bagus. Kerja sa­ma yang dilakukan tentu sangat bermanfaat. Karena perlu kita sadari bahwa pengendalian pen­duduk ini tidak hanya tanggung jawab BKKBN. Kita ingin me­ngendalikan populasi kita agar bisa berada dalam posisi yang ideal. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA