Masih ada menteri mendapatkan rapor merah. Presiden SBY pun kecewa.
SBY berharap dengan sisa waktu pemerintahan KIB Jilid II 23 bulan lagi, para menteri memÂperbaiki diri untuk mencapai target kerja yang sudah dibuat.
Begitu disampaikan Staf KhuÂsus Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi, Heru Lelono, keÂpada Rakyat Merdeka, kemarin.
“Saya rasa, siapa pun yang menjadi pemimpin pasti merasa kecewa dengan adanya menteri yang masih mendapatkan rapor merah,†katanya.
Seperti diketahui, Kepala Unit KerÂja Presiden bidang PengaÂwaÂsan dan Pengendalian PemÂbanguÂnan (UKP4) Kuntoro MangkusuÂbroto menyampaikan kepada SBY masih ada menteri dan menÂko yang mendapatkan rapor merah.
Heru Lelono selanjutnya meÂngaÂtakan, ketika SBY mendapatÂkan laporan dari UKP4 soal maÂsih adanya nilai merah bagi keÂmenÂterian, biasanya SBY langÂsung mengadakan rapat kabinet.
“Berarti itu sangat penting, dan tentunya beliau kecewa,†ujarÂnya.
Berikut kutipan selengkapnya.
Apa laporan terakhir ini sudah dibawa ke rapat kabinet?
Setahu saya belum. Sebab, wakÂtu itu ada tamu dari negara lain. Kemudian ada libur. Setelah itu Pak SBY juga ke luar negeri.
Pak SBY itu kan banyak kerÂjaan, hendaknya para menteri tiÂdak membuat pusing Presiden. CaÂranya, harus bisa mencapai target kerjaan secara maksimal.
Apa Presiden langsung me-neÂgur menteri itu?
Setiap rapat kabinet, beberapa staf khusus presiden itu juga ikut rapat kabinet. Saya juga ikut siÂdang kabinet. Tetapi untuk lapoÂran terakhir dari UKP4 ini saya rasa belum ada rapat soal itu.
Di saat rapat kabinet, jika ada hal penting, Pak SBY menegur menterinya yang mendapatkan raÂpor merah. Biasanya kami-kaÂmi ini disuruh keluar. Jika kami keÂluar, berarti ada yang sangat penÂting. Biasanya Pak SBY langÂsung menegur menterinya.
SBY hanya melakukan teÂguran?
Yang saya tahu seperti itu. Pak SBY juga memberikan solusi-solusinya.
Apa ada reshuffle kabinet?
Sebenarnya saya ini nggak seÂnang kalau ada reshuffle. Jika ada penilaian kurang atau belum diÂkerjakan oleh para menteri, saya menyarankan agar jangan memÂbuat reshuffle.
Kan waktu pemeintahan KIB Jilid II ini tinggal sebentar lagi. SeÂbaiknya para menteri itu memÂperbaiki dirinya dan mencapai target-target yang dibuatnya sendiri.
Kenapa sih masih ada menÂteri yang mendapatkan rapor merah?
Tugas Pak Kuntoro itu untuk meÂlototi kinerja menteri yang suÂdah dibuat oleh menteri itu senÂdiri. Setiap tiga bulan sekali ada peÂniÂlaian yang diserahkan ke SBY.
Pak Kuntoro itu tidak menilai seÂcara subyektif, tetapi para menÂteri itu diminta menyelesaikan tarÂget kerjaan. Pak Kuntoro itu meÂlototi apa yang dicapai dan yang tidak tercapai. Kinerja menteri yang dinilai Pak Kuntoro itu fakta.
Bisa disebutkan contohnya?
Misalnya, target yang dicapaiÂnya kurang dari 50 persen. Kalau ada rapor merah, hijau dan sebaÂgainya itu fakta kinerja menteri itu sendiri. Pak Kuntoro itu bukan menilai orangnya mampu atau tidak, bijak atau tidak.
Tapi hanya kinerja menteri saÂja. Pak Kuntoro itu itu tidak punya kewenangan untuk meÂnilai orang itu ngomong benar apa nggak.
Apa tanggapan menteri yang nilainya merah itu?
Biasanya para menteri itu meÂngatakan karena anggarannya belum turun atau belum disetujui, sehingga targetnya tidak tercapai. Pak Kuntoro penilaiannya sampai detail.
O ya, bagaimana tanggapan SBY soal ada kementerian kong kalikong dengan DPR seÂperti yang dilaporkan Dipo Alam ke KPK?
Saya tidak tahu Pak Dipo itu dapat datanya dari mana. Kami tidak pernah diajak bicara. Saya kira Pak Dipo juga sudah bicara bahwa hal itu atas inisiatifnya senÂÂdiri. Saya pikir, kalau jiwaÂnya untuk perbaikan, itu baik-baik saja.
Apa Dipo Alam melaporkan masalah itu ke Presiden?
Ini saya tidak tahu. Tapi kan suÂdah dijawab Pak Dipo bahwa itu adaÂlah inisiatif pribadi senÂdiri. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: