Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki anggaran tahun 2012 sebesar Rp 66 triliun. Tapi hingga pertengahan November 2012, baru 63 persen atau sekitar Rp 41 triliun yang dipergunakan (diserap).“Sebenarnya penyerapan di Kemendikbud itu sudah lebih tingÂgi di atas rata-rata penyerapan secara nasional sebesar 62 persen. Setiap minggu, terus saya moÂnitor,†kata Mendikbud M Nuh kepada Rakyat Merdeka, keÂmarin.
Selain melakukan monitoring, pihaknya juga rutin melakukan raÂpat pimpinan, salah satuÂnya membahas progres anggaran.
M Nuh mengaku, realisasi atau penyerapan anggaran hingga November meleset dari target awal sebesar 93 persen. Namun opÂÂtiÂmistis penyerapannya akan terus bertambah, mengingat masih banyak program yang sedang diselesaikannya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Target awal memang sekitar 93 perÂsen terserap hingga akhir NoÂvember. Tapi data yang kami miÂliki hingga 12 November 2012 suÂdah terserap sekitar 63 persen. Angka itu akan terus naik mengÂingat masih ada beberapa hari lagi. Nanti akan ketahuan di akhir November berapa persen angÂgaran yang sudah terserap.
Apa mungkin mencapai 93 persen seperti yang ditargetkan?
Saya perkirakan pada akhir NoÂvember bisa mencapai 70-80 persen. Jika dibandingkan deÂÂnÂgan penyerapan November taÂhun lalu, sudah naik. November tahun lalu hanya 52,8 persen.
Meski hingga November tahun lalu penyerapan mencapai 52,8 perÂsen tetapi pada akhir DesemÂber anggaran di Kemendikbud terÂserap 92 persen.
Melihat perÂtengaÂhan NoÂvemÂber tahun ini suÂÂdah menÂcapai 63 persen, maÂka peÂnyeÂrapan angÂgaran hingga akhir tahun 2012 bisa lebih dari 92 persen.
Berapa target hingga akhir tahun?
Kami sudah punya rencana sejak awal tahun, yakni 100 perÂsen terserap. Tapi realisasinya kaÂmi perkirakan bisa mencapai seÂkitar 94 persen.
Kenapa tidak bisa sampai 100 persen?
Agak susah menghabiskan hingga 100 persen karena ada efisiensi. Misalnya dalam pagu ada angÂgaran Rp 100 miliar untuk pemÂbangunan. Tapi setiap pemÂbaÂnguÂnan harus dilakukan tenÂder. DaÂlam tender biasanya ada yang menawar di bawah Rp 100 miliar.
Katakanlah ditawar Rp 90 miliar, berarti ada sisa atau pengÂheÂmatan sebesar Rp 10 miliar. Sisa Rp 10 miliar itu tidak boÂleh dipakai, harus dikembaliÂkan lagi ke negara dalam bentuk pengÂheÂmatan.
Kenapa setiap akhir tahun selalu ada lompatan penyeraÂpan tinggi?
Memang kami akui kalau DeÂsember atau akhir tahun itu ada lompatan, karena banyak pekerÂjaan fisik yang sedang dikerjaan. Penagihannya pada Desember. Mereka dibayar kalau pekerjaanÂnya selesai. Saat itulah banyak penyerapan.
Memangnya alokasi anggaÂran sebesar Rp 66 triliun itu unÂtuk apa saja?
Banyak sekali rinciannya. MuÂlai dari program kerja, gaji sebaÂgian guru, gaji pegawai, memÂbangun gedung.
Beasiswa saja taÂhun ini sudah Rp 8 triliun. Semua itu program kerja kami dan bisa dipertangÂgungÂjaÂwabkan.
Berapa penghematan tahun ini?
Kalau itu belum bisa saya kataÂkan, belum tahu berapa. Sebab, masih diproses. Akhir tahun, baru bisa dijelaskan.
Tahun ini naik Rp 4 triliun dari tahun sebelumnya. Untuk 2013 akan naik Rp 7 triliun, sehingga totalnya Rp 73 triliun.
Kenapa harus naik?
Anggaran untuk pendidikan itu selalu naik 20 persen dari total APBN. Kalau APBN naik, maka anggaran untuk pendidikan pun naik, itu sudah otomatis.
Berbeda dengan kementerian atau lembaga negara lainnya, jika ingin anggarannya naik harus minta dulu. Kalau kami kan nggak minta.
Kami nggak perlu lobi DPR untuk naikkan anggaÂran. Sebab, sudah otomatis rumus 20 persen dari total APBN. KaÂlau APBN turun, ya anggaran kita pun ikut turun. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: