Banyak pihak memuji solusi yang disampaikan Presiden SBY untuk menyelesaikan konflik KPK dengan Polri. Tapi sebaiknya pujian itu disampaikan setelah lima solusi itu dilaksanakan.
’’Solusi itu sangat tepat dan baÂgus. Tapi kita lihat eksekusinya nanÂÂti. Jangan sampai tidak dilakÂsaÂÂnakan,’’kata bekas Hakim Agung, Benjamin MangkoediÂlaÂga, kepada Rakyat Merdeka, di JaÂkarta, kemarin.
Lima solusi yang disampaikan SBY; Pertama, penanganan huÂkum dugaan korupsi Simulator SIM yang melibatkan Irjen Pol Djoko Susilo agar ditangani KPK dan tidak pecah.
Kedua, keingingan Polri untuk melakukan proses hukum terhaÂdap Kompol Novel Baswedan saÂya pandang tidak tepat baik dari seÂgi timing maupun caranya.
Ketiga, penugasan para penyiÂdik Polri di KPK selama empat taÂhun dan dapat diperpanjang deÂngan koordinasi dengan Kapolri. Keempat, revisi Undang-Undang KPK tidak tepat dilakukan saat ini. Kelima, KPK dan Polri diÂminta memperbaharui MoU dan dipatuhi serta dijalankan.
Benjamin Mangkoedilaga seÂlanÂjutnya mengatakan, Polri henÂdaknya menjadikan masalah ini sebagai cambuk untuk lebih proÂfesional ke depan.
“Polri seharusnya instrospeksi diri. Laksanakan semua solusi yang diÂsampaikan Presiden itu,’’ ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Perlu diserahkan secepatnya. Pidato SBY itu sudah jelas dan teÂpat. Polri harus mematuhi perÂnyaÂtaan SBY. Jangan sampai, keÂpoliÂsian tetap mengurusi kasus itu.
Anda yakin Polri mematuhi solusi yang disampaikan SBY itu?
Rakyat memantau secara terus menerus untuk eksekusi dari lima solusi itu. Jika tidak dilaksanaÂkan, tentunya rakyat bergerak laÂgi. Polri juga harus mencontoh paÂra seniornya di masa lalu.
Maksudnya?
Saya kecewa berat dengan juÂnior polisi sekarang. Kapolri dan Wakapolrinya sudah bagus. TeÂtaÂpi jajaran di bawahnya bersikap pengecut. Masa baru bintang dua saja sudah macam-macam.
Padahal dulu itu, polisi yang binÂtang dua, tiga, dan empat yang perÂnah menghadapi kasus huÂkum. Mereka berani dan siap mengÂÂhadapi pengadilan.
Ini berarti ada kemunduran. Saya sering berbicara dengan paÂra senior polisi baik bintang dua, tiga, dan empat.
Apa yang dibicarakan?
Mereka menyatakan para juÂniorÂnya sekarang ini terlalu beraÂni untuk melakukan penyimÂpaÂngan-penyimpangan. Selain itu, saya juga sering bertemu dengan para bekas Kapolri dan petinggi Polri lainnya.
Seperti Pak Bimantoro, Pak WiÂdodo, Pak Awaluddin Djamin, Pak Taufiqurrahman Ruki, dan lainÂÂnya. Mereka menginginkan polisi itu menempuh jalan yang lurus.
Memang setiap terjadi peraliÂhan jabatan kapolri selalu berÂgeÂjolak. Tapi gejolak yang terÂjaÂÂdi tiÂdak muncul ke luar. Tetapi yang saÂya tahu sekarang ini samÂpai ke luar.
Bagaimana pandangan Anda terkait sikap Polri yang memÂbuka kasus Kompol Novel BasÂweÂdan yang saat ini sedang berÂtugas di KPK?
Seperti yang dikatakan Pak SBY bahwa tindakan itu sangat tidak tepat. Ini aneh sekali karena Polri mengutak-utik Novel pada saat ini. Kenapa nggak diungkit persoalan rekening gendut yang melibatkan petinggi Polri saja.
Kejadian ini aneh dan janggal. Kejadian ini juga menunjukkan Polda Bengkulu saat Novel masih bertugas di Bengkulu, tidak cerÂmat dalam bekerja.
Kenapa Anda menilai Polda Bengkulu tidak cermat?
Novel itu kan dulu masuk PTIK. Masuknya Novel ke PTIK itu dicalonkan dari Polda BengÂkulu. Setiap yang dicalonkan ke PTIK itu harus punya track record yang bagus.
Berarti dulu itu Polda BengÂkuÂlu mencatat Kompol Novel memÂpunyai track record yang baÂgus, sehingga dididik di PTIK. KeÂnapa diloloskan kalau meÂmang paÂda saat itu track recordÂnya jeÂlek. Ini tanda keteledoran PolÂda BengÂkulu.
Kalau masuk ke PTIK itu track recordnya harus bagus. Berarti Novel itu track recordnya bagus kan. Namanya sudah bagus, keÂnaÂpa sekarang diungkit-ungkit.
Apakah ini bentuk pelemaÂhan terhadap KPK?
Bisa jadi seperti itu. Ini namaÂnya dendam institusi.
Saya kecewa berat dengan junior polisi sekarang.
O ya, bagaimana pendapat Anda terkait 28 penyidik Polri yang bertugas di KPK akan keluar dari kepolisian?
Itu hak mereka. Kalau katanya mereka mau dipecat secara tidak hormat, ya silakan saja. Tapi saya rasa, mereka bermanfaat untuk KPK. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: