KPK menggeber kasus suap Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Sidoarjo Selatan, Jawa Timur, Tommy Hindratno. Untuk melacak dugaan keterlibatan pihak lain, KPK menggelar rekonstruksi di tiga tempat, kemarin.
Rekonstruksi pertama diÂgelÂar di MNC Tower. Pada reÂkonsÂtruksi tersebut, tersangka Tommy dan James Gunardjo diÂbawa ke lantai lima Gedung MNC, Jakarta.
Di kantor Bhakti Investama itu, kedua tersangka yang dikawal lima polisi berÂsenÂjata lengkap dan delaÂpan peÂnyiÂdik KPK berÂseragam sipil, menÂjalani rekonÂsÂtruksi secara terÂtutup. Kepala Biro Humas KPK Johan Budi Sapto Prabowo mÂeÂngatakan, reÂkonstruksi bertujuan untuk meÂlengkapi materi perkara.
Namun, dia menolak memÂbeÂberkan substansi perkara yang diÂdalami KPK. Dia hanya meÂnyaÂtaÂkan, rekonstruksi dilakukan keÂdua tersanga secara marathon. PerÂtama di Gedung MNC. KeÂmuÂdian berlanjut ke Hotel Haris dan Rumah Makan Sederhana di kaÂwasan Tebet, Jakarta Selatan.
Sekalipun tak mau memÂbeÂberÂkan substansi rekonstruksi, seÂorang penyidik KPK mengÂgamÂbarkan, rekonstruksi di kantor Bhkati Investama yang memakan waktu tiga jam, difokuskan pada upaya melacak keterlibatan pihak lain. “Dari rekonstruksi itu dapat terlihat, siapa-siapa yang aktif daÂlam menyusun proses penyuapan tersebut,†ucapnya.
Tapi senada dengan Johan, sumÂÂber itu menolak merinci reÂkonsÂtrukÂsi tersebut. Ketika disoal tenÂtang dokumen apa saja yang disita dari hasil penggeledahan kantor Bhakti Investama, sumber menoÂlak memberi jawaban speÂsifik. “BaÂnyak dokumen yang diÂsita dan harus diperiksa,†katanya singkat.
Selebihnya, papar dia, reÂkonsÂtruksi di Hotel Harris, Tebet, JakÂsel, dilakukan untuk mengetahui, loÂkasi tersangka Tommy meÂngiÂnap selama berada di Jakarta. Di situ, penyidik ingin mendapat keÂpastian, siapa saja orang yang sempat bertemu dengannya.
Rekonstruksi di hotel yang berlangsung sore itu berlangsung cepat. Tersangka memeragakan adegan keluar lobi hotel lalu maÂsuk mobil. Tampaknya, adegan itu terkait dengan usaha tersangka yang didampingi ayahnya saat bergegas menuju rumah makan, tak jauh dari hotel tersebut.
Selanjutnya proses rekonsÂtruksi bergeser ke restoran SeÂderÂhana di Jalan A Syafei, Tebet. Di situ, Tommy sudah janjian beÂrÂtemu tersangka James Gunardjo, seseorang yang diduga sebagai peÂrantara suap itu. Tak lama seÂtelah ngobrol dan menyantap maÂkanan, James pun menyodorkan tas plastik hitam.
Di dalam kantong, terdapat map coklat yang menurut Johan berisi uang suap Rp 280 juta. Tapi belum sempat lama memegang kantong berisi uang, 10 personel KPK yang menyamar menggÂrebek tersangka.
Petugas menyangka, uang suap diberikan James untuk kÂeÂpenÂtiÂngan pengurusan restitusi pajak sebesar Rp 3,4 miliar milik objek paÂjak, PT Bhakti Investama. TanÂpa perlawanan, tiga orang yang diÂduga terlibat suap, dibawa maÂsuk mobil. Mereka dÂiÂgeÂlanÂdang ke kanÂtor KPK di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Sekalipun menolak memÂbeÂriÂkan keterangan terperinci, Johan memÂbenarkan bahwa penangÂkaÂpan dilakukan setelah petugas meÂngunÂtit pergerakan tersangka Tommy. Jadi menurut dia, sejak masuk hoÂtel, Tommy sudah dibuntuti.
Lebih jauh, ditanya apaÂkah KPK masih menelusuri duÂgaan keÂterliÂbatan petinggi Bhakti InvesÂtama, dia menolak memberi keÂteÂrangan. Dia beralasan, teknis peÂnyiÂdikan menjadi kewenangan penyidik.
Rekonstruksi kasus ini sediaÂnya dilakukan pada Kamis pekan lalu. Namun rekonstruksi batal karena KPK sibuk menggeledah sejumlah kantor terkait kasus korupsi GeÂdung Olahraga di Bukit HamÂbaÂlang, Bogor, Jawa Barat.
REKA ULANG
Dari Sidoarjo, Ditangkap Di Tebet
Sumber penyidik di KPK meÂnyatakan, Tommy Hindratno haÂnya seorang perantara. Jika meÂnilik pada posisinya sebagai Kasi Pengawasan dan Konsultasi PaÂjak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Sidoarjo Selatan, Jawa TiÂmur, dia diduga tidak relevan deÂngan transaksi suap di Jakarta.
Seorang pejabat di KPK meÂngatakan, Tommy diduga meÂmiÂliÂki peran memediasi antara terÂsangka James Gunardjo dengan para pemeriksa pajak PT Bhakti Investama di Jakarta. Tommy diÂsangka datang ke Jakarta untuk meÂnerima uang dari James. Nah, seÂlain bertemu James di Rumah MaÂkan Sederhana di Tebet, JaÂkarta Selatan, Tommy juga meÂmiÂliki agenda untuk meneruskan uang dari James ke para pemeÂrikÂsa pajak yang menunggu di tempat lain, yakni di hotel Harris.
Akan tetapi, skenario itu buyar setelah tim penyelidik KPK meÂnangkap James dan Tommy di RuÂmah Makan Sederhana pada Rabu, 8 Juni. Bersama seorang berinisial AH, Tommy digiring ke kantor KPK dan belakangan ditetapkan sÂeÂbagai tersangka. AH yang meruÂpaÂkan ayah Tomy, beÂlakangan dilepas.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto membenarkan ada pihak lain selain dua tersangka. Namun karena masih dalam peÂngembangan, dia tidak bisa menÂceritakan lebih rinci. “Mengenai adanya pihak lain, saya usulkan jangan ditanyakan dulu, karena masih belum bisa diungkapkan ke publik. Kita masih meÂngemÂbangÂkan,†ujar Bambang.
Pihak Bhakti Investama meÂmÂbantah James merupakan peÂgaÂwai mereka. Berdasar informasi yang dihimpun, James hanya broÂker yang tidak tercatat secara resmi dalam struktur perusahaan itu. Tapi, KPK masih getol meÂnelusuri dugaan keterlibatan piÂhak lain dalam kasus ini. Untuk itu, sederet keterangan saksi yang diduga mengetahui alur kasus ini, dihimpun penyidik KPK.
Kepala Biro Humas KPK JoÂhan Budi Sapto Prabowo meÂmasÂtikan, KPK masih melacak piÂhak-pihak lain yang diduga terÂlibat perkara suap ini. Upaya mengÂhimpun keterangan saksi-saksi itu, ditempuh agar peran orang-orang di balik para terÂsangka kasus ini terungkap secara gamblang.
Saksi-saksi yang dikorek keterangannya itu, tidak hanya berasal dari PT Bhakti Investama. Petugas dan staf pajak serta pihak swasta lainnya pun disasar. Pada Jumat 20 Juli lalu misalnya, KPK memeriksa lima saksi. Tiga diantaranya adalah staf Kantor PeÂlayanan Pajak (KPP) PerusaÂhaÂan Masuk Bursa (PMB). IdenÂtitas ketiganya adalah Agus ToÂtong, Hanis Masrokim dan Erizal.
Menurut Kepala Bagian PemÂberitaan KPK Priharsa Nugraha, satu saksi lainnya adalah staf FiÂnance PT Bhakti Investama dan seÂorang lagi dari pihak swasta berÂnama Ferry Syarifuddin. NaÂmun, Priharsa tidak mau meÂmaÂparkan maÂteri pemeriksaan saksi-saksi itu.
Sumber di lingkungan KPK menginformasikan, pemeriksaan lima saksi itu ditujukan untuk meÂÂnÂgetahui besaran retribusi paÂjak PT Bhakti Investama. Tapi lagi-lagi, Johan yang disinggung meÂngeÂnai hal tersebut tak mau berÂkomentar. Johan bilang, peÂmeÂrikÂsaÂan saksi ditujukan untuk meÂÂlengkapi materi berkas perÂkara teÂrÂsangka.
SeÂlain itu, ditujukan untuk meÂnelusuri keterlibatan pihak lain yang diduga terkait kasus ini. Tapi, dia belum mau menÂjelaskan apa motif peÂnyuaÂpan dan siapa pihak lain yang diduga meÂrancangnya.
Sebelumnya, KPK telah meÂmeriksa Antonius Tonbeng, KoÂmisaris Independen PT Bhakti Investama sebagai saksi.
Jangan Sampai Dibiarkan Lolos
Ruhut Sitompul, Anggota Komisi III DPR
Anggota Komisi III DPR RuÂhut Sitompul meminta KPK profesional menindaklanjuti hasil rekonstruksi kasus suap ini. Jika masih ada pihak lain yang diduga terlibat, KPK henÂdaknya segera menetapkan staÂtusnya sebagai tersangka.
“Ini kasus hukum yang senÂsitif. Jangan sampai ada yang diÂbiarkan lolos dari jerat huÂkum,†ucap anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat ini, kemarin.
Dia menilai, kasus ini diduga menyangkut mafia pajak. Jadi idealnya, diselesaikan secara komprehensif. Tidak boleh ada diskriminasi. Maksudnya, piÂhak-pihak yang diduga sebagai dalang di balik kasus ini henÂdakÂnya ditindak sesuai aturan yang berlaku.
Apalagi, sambungnya, duÂgaan bahwa tersangka Tommy dan James hanya sebagai peÂranÂtara dalam kasus ini, masih munÂcul. Dia yakin, KPK yang diduÂkung infrastruktur lengkap, mamÂpu menyelesaikan kasus ini.
Yang paling penting, peninÂdakan hukum yang dilakukan juga tidak menyalahi aturan. Jika seseorang yang diduga terÂlibat masalah ini ternyata tidak memenuhi unsur yang ditudÂuhÂkan, KPK hendaknya juga mau mengklarifikasi hal itu.
“Itu menyangkut nama baik seseÂorang. Jadi idealnya, semua langkah yang diambil harus terÂukur dan dilakukan secara hati-hati,†tuturnya.
Hal senada disampaikan angÂgota Komisi III DPR Eva KuÂsuma Sundari. Dia mengiÂngatÂkan KPK agar rangkaian pemeÂriksaan terhadap saksi-saksi henÂdaknya segera ditinÂdakÂlanÂjuti dengan temuan-temuan baru. Dengan begitu, dugaan keÂÂterÂliÂbatan pihak lain yang lebih tingÂgi dapat terbuka secara gamÂblang. “Siapa pun yang terÂlibat di situ hendaknya dibuka secara transparan. Jangan ada yang ditutup-tutupi,†tutur anggota DPR dari Fraksi PDIP ini.
Tinggal Cari Siapa Di Balik Penyuapan Itu
Iwan Gunawan, Sekjen PMHI
Sekjen Perhimpunan MagisÂter Hukum Indonesia (PMHI) Iwan Gunawan menyatakan, reÂkÂonstruksi menjadi tonggak daÂlam menentukan keberhasilan mengungkap suatu perkara. UnÂtuk itu, setiap rekonstruksi henÂdaknya dilakukan secara cermat.
Dia menjelaskan, rekonÂsÂtruksi adalah salah satu kunci yang jadi metodologi penyidik dalam mengungkap kejahatan. “Umumnya, keberhasilan peÂnyiÂdik mengungkap perkara berÂangkat dari kecermatan meÂreka melakukan rekonstruksi atau olah tempat kejadian perÂkara,†ucapnya.
Dari situ, benang merah suatu kasus bisa terlihat secara jelas. Dengan begitu, penyidik dapat menentukan arah penyidikan perÂkara secara cepat dan tepat. Di luar itu, pihak-pihak yang terlibat perkara akan kesulitan membangun alibi untuk meÂloloskan diri.
Yang paling penting dan kruÂsial, pasca rekonstruksi adalah, bagaimana penyidik memÂperÂtangÂgungjawabkan hasil olah TKP. “Jadi setelah tahapan reÂkonstruksi, bagaimana penyiÂdik menindaklanjuti kasus ini menÂjadi hal paling prinsip,†tandasnya.
Jika pengusutan perkara tidak menunjukkan kemajuan, maka rekonstruksi tudak ada artinya. Malahan, sambungnya, rekonsÂtruksi bisa dianggap gagal total. “Hal ini tentu sangat disayangÂkan,†ucapnya.
Namun, dia tetap menaruh haÂrapan besar bahwa penguÂsuÂtan kasus ini bisa berjalan cepat. Soalnya, perkara ini masuk kategori mudah. Ada tersangka penyuap dan orang yang meneÂriÂma suap. “Tinggal bagaimana penyidik mengembangkan, apa motivasi di balik suap dan siapa yang ada di belakang aksi suap terÂsebut,†tandasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: