RMOL. “Ini baru dugaan yang saya baca di media massa. Tapi kalau informasi ini benar, seluruh pimÂpinan KPK sebaiknya munÂdur saja daripada meÂngorbankan haÂrapan masyarakat dan nama baik lembaga,†ujar sesepuh Polri, KomÂjen Pol (Purn) Noegroho DjaÂÂjoesman kepada Rakyat MerÂdeka, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kalau hanya sekadar meÂnaÂnyaÂkan kepada pimpinan KPK, itu wajar saja kan. Istilah protes ini kan asalnya dari penilaian meÂdia.
Ada dua penyidik yang menÂdaÂdak dikembalikan, apa ini meÂnyalahi etika dan aturan?
Ini permasalahan internal KPK. Tentunya hal ini sudah diÂperÂtimbangkan dan disesuaikan deÂngan aturan serta Undang-unÂdang yang berlaku. Tapi kalau beÂnar terjadi, ya itu namanya seÂweÂnang-wenang. Jelas akan memÂÂpengaruhi hubungan antar insÂtansi terkait.
Juru Bicara KPK mengaÂtaÂkan penarikan dua penyidik adaÂlah keinginan Mabes Polri, benarkah demikian?
Mengapa hal kecil harus diÂperbesar dan dipolitisir.
Ada sumber yang bilang peÂnyiÂdik mulai berseteru dengan AbÂraham Samad sejak AngeÂlina Sondakh dijadikan terÂsangÂka kasus Wisma Atlet tanÂpa proses ekspose terlebih dulu, tanggapan Anda?
Sumber yang mana. Dan apaÂkah informasi dari sumber itu beÂnar-benar valid. Jangan-jangan hanya untuk menyesatkan dan menÂdelegitimasikan KPK, khuÂsusnya Ketua KPK saat ini.
Didatangi para penyidik, kaÂbarnya pimpinan KPK terÂsingÂgung dan marah besar, mereka dianggap membangkang, apa koÂmentar Anda?
Saya rasa terlalu berlebihan. SeÂbaiknya masyarakat dan media mengawasi saja jalannya kasus-kasus yang tengah dalam proses perÂsidangan. Bila dalam perÂsiÂdangan ada hal-hal yang kurang teÂpat dan tidak sesuai dengan huÂkum acaranya, di situ peran masÂyarakat dan media harus meÂluÂrusÂkan. Ini untuk menghilangkan keÂcurigaan adanya intervensi dari pihak lain.
Lucunya, suasana dalam perÂsidangan biasa-biasa saja. Tapi justru di luar persidangan seÂolah-olah terjadi perang antara kubu pro dan kontra.
Pimpinan KPK berencana meÂmulangkan penyidik kasus cek pelawat, ini bagaimana?
KPK kan bukan suatu lembaga seperti TNI atau Polri. Setiap keÂputusan harus didasarkan keÂpada keputusan kolegial.
Penyidik independen diÂangÂgap solusi atas kurang meÂmaÂdainya SDM di KPK, menurut Anda?
Ini kan baru wacana. Perlu diÂkeÂtahui bahwa yang mengemban dan memiliki fungsi sebagai peÂnyidik adalah Polri. Ini sesuai deÂngan KUHAP. Kalau KPK meÂmpunyai wacana penyidik indeÂpenÂden, maka Undang-UnÂdangÂnya perlu direvisi dulu.
Ada pimpinan KPK yang merasa tersinggung ketika Abraham SaÂmad menetapkan Angie jadi terÂsangka, tanggapÂan Anda seÂlaku pemerhati hukum?
Dari mana Anda tahu bahwa meÂreka tersinggung. Juru bicaÂraÂnya saja mengatakan bahwa huÂbungan antar pimpinan KPK baik-baik saja.
Atas dugaan kisruh internal ini, perlukah KPK diaudit kiÂnerja?
Audit kinerja sebaiknya tidak diÂdasarkan karena adanya duÂgaan-dugaan seperti ini.
Menurut Anda, dari semua poÂlemik yang ada, hal apakah yang penting dilakukan KPK?
KPK harus kembali ke sejarah pembentukannya. Yaitu melaÂkuÂkan penindakan terhadap semua pelaku korupsi yang sangat maÂrak di negara ini tanpa dipeÂngaÂruhi dan intervensi dari pihak-pihak lain. Selama KPK masih teÂbang pilih dalam penanganan suatu kasus, maka selama itu kreÂdibilitas KPK akan hancur.
Ya siapa saja yang mempunyai kepentingan dengan cara memÂpengaruhi dan memanipulasi jaÂlannya penyidikan.
Soal revisi UU KPK yang diÂanggap membonsai kewÂenangÂan KPK, penilaian Anda?
Daripada Undang-Undang KPK direvisi, lebih baik keÂpoÂliÂsian dan kejaksaan yang diÂperÂkuat sehingga secara bertahap, fungsi, peran dan wewenang KPK dapat dialihkan ke Polri dan Kejaksaan.
Posisi Deputi dan Direktur PeÂÂnindakan masih lowong, siaÂpa yang cocok ditempatkan di sana?
Bisa dari unsur Polri, bisa juga dari kejaksaan. Yang penting memÂpunyai kemampuan di biÂdang penyidikan.
Penyidik memeriksa saksi kunci kasus Wisma Atlet di luar Gedung KPK, tepatkah itu?
Menurut hukum acaranya sih boleh. Tetapi tentunya sangat seÂlektif untuk menghindari keÂcemÂburuan dan penafsiran negatif. Yang penting jangan ada rekaÂyasa. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: