RMOL. Kalau tidak ada aral melintang, hari ini (14/3) pimpinan PSSI melaksanakan pertemuan rekonsiliasi di salah satu hotel di Jakarta.
Solusi yang ditawarkan meÂngaÂkui keberadaan Indonesia Super League (ISL). Tapi di bawah konÂtrol fedeÂrasi.
“Sekarang kami sudah memÂbuka pintu untuk ISL. Mari pulang ke rumah. Kalau ada atuÂran yang kuÂrang berkenan, mari kita sama-sama bahas. Cari jalan keluarnya. Kami kan sudah terbuka,’’ kata Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa yang terbuka itu?
ISL kami persilakan jalan terus. Tapi PSSI ikut mengontrol. Dengan pengakuan ini pemain-peÂmain yang ada di sana bisa memperkuat tim nasional.
ISL kita akui, tapi kan harus di bawah kontrol federasi. Sekarang terserah pimpinan ISL, apakah menerima hal itu.
Kira-kira bagaimana menuÂrut Anda?
Kami kira solusi ini terbaik. Sebab, pemain di ISL bisa masuk tim nasional.
Berarti pemain tim nasional bisa tambah kuat dong?
Ya. Sebab, semakin banyak pemain bisa diseleksi. Dalam regulasi FIFA kita hanya boleh ambil pemain dari kompetasi di bawah federasi. Sedangkan peÂmain dari kompetisi yang lain, tidak dibolehkan. Ini bukan peraÂturan PSSI. Larangan FIFA kan jelas, kalau pemain Timnas tidak boleh diambil dari kompetisi resmi. Kalau dipaksakan akan dihukum.
Bagaimana tanggapan Anda mengenai Kongres PSSI versi Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia?
PSSI itu punya aturan, namaÂnya statuta PSSI dan FIFA. Kalau mau ada pemilihan, syaratnya haÂrus sesuai dengan statuta. Kalau di luar itu tidak dibenarkan.
Kongres akan dilaksanakan 21 Maret 2012, ini berarti suÂdah dekat, apa yang Anda laÂkuÂkan?
Ya, silakan saja. Yang penting, kongres itu tidak sesuai dengan statuta PSSI.
Seharusnya tidak dilakukan. Ini kan organisasi olahraga sepak bola yang menjunjung fair play. Semuanya harus fair dengan keÂjujuran. Jangan keluar dari statuta PSSI.
Mari kita mendukung sepak bola demi merah putih. Presiden SBY sudah mengimbau agar seÂmua pihak berpikir demi keÂpenÂtingan bangsa.
Konflik PSSI sangat mempeÂngaruhi pemain, kenapa tidak dirembukkan saja?
Dengan konflik ini sudah jelas hak-hak pemain tidak bisa diÂpenuhi. Misalnya, dia layak jadi pemain nasional, tapi di komÂpetisi yang tidak di bawah fedeÂrasi. Artinya potensi dia tidak bisa kita manfaatkan. Ini berarti peÂmain dirugikan. TiÂdak ada yang untung dari ribut-ribut ini.
O ya, Asosiasi Pemain Sepak Bola Nasional Indonesia (APSNI) mau somasi Anda gara-gara menuduh pemain senior sudah terkontaminasi mafia, tanggapannya?
Saya tidak pernah menyatakan pemain senior tidak diturunkan saat bertanding dengan Bahrain gara-gara sudah terkontaminasi mafia. Saya nggak pernah ngoÂmong seperti itu. Itu fitnah terÂhadap saya. Banyak amat ya fitnah kepada saya.
Kalau tidak pernah ngoÂmong seperti itu, kenapa samÂpai diberitakan seperti itu?
Mereka mengatakan saya tulis itu di twitter. Padahal saya sama sekali tidak punya account twitter. Orang-orang mau memÂbentur-benturkan saya dengan pemain nasional.
Tujuannya apa?
Banyak orang yang terus beruÂsaha menghancurkan nama saya, nama keluarga saya.
Apa sudah dibantah?
Bagaimana saya mau membanÂtah, saya tidak pernah ngomong. Nggak pernah ngomong kok dipaksa membantah, nggak mungÂkinlah.
Apa yang Anda lakukan terÂhaÂdap rencana somasi APSNI?
Kan mereka tidak tahu, saya tidak ngomong gitu. Saya makÂlumÂlah. Siapapun akan marah kalo mendengar hal itu. Mereka kan nggak tahu itu fitnah keÂpada saya.
Selanjutnya apa yang Anda lakukan?
Saya sedang berpikir-pikir mengenai hal itu. Sudah terlalu banyak berita-berita yang nggak benar. Berita-berita tersebut saÂngat menyakitkan dan mengÂhanÂcurkan saya secara pribadi.
Masalah ini saya serahkan saja kepada bagian legal PSSI. Saya sudah pasrah dengan ini. Karena kalau saya tanggapi, saya jadi lelah dan bodoh. Biarin sajalah suka-suka orang, yang penting saya punya allah yang maha mengetahui. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: