RMOL. Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD tidak pernah menyakiti Ketua Mahkamah Agung Harifin Tumpa dalam pernyataannya di media massa.
“Kalau merasa disakiti, itu perasaan Pak Harifin Tumpa saja. Saya tidak pernah menyakiti peÂraÂsaannya kok. Pernyataan saya hanya kritik biasa saja. Itu demi perbaikan penegakan hukum,†kata Mahfud MD kepada Rakyat Merdeka, Jumat (2/3).
Seperti diketahui, Harifin Tumpa dalam buku biografinya “Pemukul Palu dari Delta Sungai Walanea†menyebutkan merasa sakit hati atas pernyataan MahÂfud MD.
Perseteruan tersebut memunÂcak saat hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Syarifuddin diÂtangÂkap KPK tersangkut kasus suap. Muncul opini bahwa Ketua MA harus bertanggung jawab.
Harifin pun tidak terima atas pernyataan Mahfud di media massa bahwa penegak hukum khususnya dalam menciptakan peradilan yang bersih telah gagal total. Masyarakat tidak lagi mengÂhargai hakim.
“Mahfud MD ikut nimbrung dengan memberi pernyataan yang sangat menyakitkan lembaga peradilan,†kata Harifin Tumpa dalam buku biografinya.
Mahfud MD selanjutnya mengatakan, kenapa Harifin Tumpa beÂgitu sentiÂmentil atas perÂnyaÂtaannya. PadaÂhal, dirinya memang suka mengkritik memÂbangun lembaga tinggi negara lainnya.
“Saya sering mengÂkritik begitu ke lemÂbaga lain dan nggak apa-apa. Tapi keÂnapa Pak Harifin terlalu sentiÂmentil,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Barangkali ada sesuatu seÂlain kritikan yang Anda samÂpaikan?
Saya tidak tahu. Yang jelas, pejabat tinggi negara sering saya kritik. Misalnya, saya biasa mengÂkritik presiden dan pimpinn DPR. Bukan itu saja, saya juga mengkritik Komisi Yudisial dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Para pejabat yang dikritik, tidak apa-apa kok, biasa saja. Jangan lupa, MK juga sering dikritik habis oleh lembaga lain. Tapi saya biasa-biasa saja. Kritik itu bagus untuk introspeksi dan memperbaiki. Tidak ada yang salah kalau dikritik atau mengÂkritik.
Ketua DPR Marzuki Alie perÂnah mengatakan MK kekuasaanÂnya seperti Tuhan. Ada pula orang DPR mengatakan, MK leÂbih baik dibubarkan.
Bagaimana reaksi Anda?
Saya bersama teman-teman di MK tidak pernah mempersoalkan kritikan. Bagi saya, kritik itu untuk membangun. Harus meneÂrima kritikan dari siapa pun.
Anda juga sering mengkritik Marzuki Alie, apa tidak ada saÂkit hati?
Saya dengan Pak Marzuki Alie merasa biasa-biasa saja. Selalu bergurau kalau ketemu. Saling telepon kalau ada yang menarik untuk dibicarakan. Tidak ada rasa dendam apa pun, biasa saja.
Barangkali kritikan Anda terhadap MA terlalu pahit, seÂhingga Harifin Tumpa merasa sakit hati?
Kritikannya biasa saja. SeÂbenarnya hubungan saya juga sangat baik terhadap Pak Harifin. Saya dengan tulus dan jujur mengucapkan selamat purna tugas kepada beliau. Saya sangat menghormati beliau. Pak Harifin itu pejabat senior. Sudah lama berkecimpung di bidang hukum.
Dengan peristiwa ini, apa Anda tetap mengritik?
Ya dong. Sekali lagi saya tegasÂkan, kritik itu bagus untuk memÂbaÂngun bersama. Saya adalah peÂjabat generasi baru yang tidak seÂtuju dengan ewuh pakewuh atau riÂkuh. Tidak mau mengkritik lemÂbaga lain dengan alasan etika. Bagi saya, kita harus berani saling mengÂkritik agar perbaikan bangsa ini teÂtap berjalan dengan baik, seÂhingga lebih bermanfaat bagi rakyat.
Ada yang menilai seharusÂnya Anda tidak sering berkoar-koar di media massa, tanggaÂpan Anda?
Menyampaikan pendapat dan kritikan di media massa, apa salahnya. Saya juga bilang, sudah saatnya dibuka ruang untuk saÂling kritik dan mengkritik. Saya sering mengkritik dan juga sering dikritik. Mengkritik atau dikritik itu bukan kejahatan. Tapi itu sumber kemajuan. Tapi saya hormati catatan pak Harifin Tumpa sebagai teman. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: