“Yang penting sekarang lakuÂkan perbaikan-perbaikan. Jangan sampai berkecil hati,†kata M Nuh kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Jumat (2/3).
Seperti diketahui, saat uji emisi, Kementerian Perhubungan menyatakan mobil Esemka tidak lulus uji emisi yang dilaksanaÂkan, Senin (27/2).
Berdasarkan surat keputusan AJ.402/17/6/DJPD/2012 dari Ditjen Perhubungan Darat, EsemÂka dinyatakan belum lulus uji emisi dan diharapkan akan kemÂbali untuk melakukan penguÂjian ulang.
M Nuh selanjutnya mengataÂkan, dalam dunia industri, hal semacam itu wajar-wajar saja. Anak-anak SMK yang terlibat langsung dalam pembuatan moÂbil tersebut harus segera memÂperbaiki kekurangannya. “Kan mereka sudah tahu letak kekuÂrangannya,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apakah Anda sudah memÂbaca hasil dari uji emisi terseÂbut?
Jujur saja, hingga kini saya belum membaca aspeknya apa saja yang menyebabkan nilainya belum masuk dalam persyaratan. Bagi saya, yang penting jangan sampai berkecil hati.
Dengan tidak berkecil hati, maka siswa-siswa ini segera meÂlakukan langkah beriÂkutÂnya. Saya rasa meÂreka sudah mengeÂtahui apa yang haÂrus dilakukan kaÂrena sudah mengeÂtahui letak kesalaÂhan produk terÂsebut.
Apa tidak lulus uji emisi ini saÂngat mengeÂceÂwakan?
Sama sekali tidak kecewa. ApaÂlagi masyarakat sangat antuÂsias untuk menggunakan mobil Esemka. Tentunya kita harus memÂÂberikan penghargaan dan dukungan penuh.
Kenapa Anda menilai ini tiÂdak mengecewakan?
Karena ini kan masih awal. Saya rasa harus bangga dengan produk dalam negeri. Apalagi yang dibuat anak-anak SMK. Perlu diingat juga, jangan dikira di industri lain pun tidak mengaÂlami hal yang sama.
Produk otomotif lain pun tiÂdak langsung jadi. Bahkan, keÂtika suÂdah masuk ke pereÂdaran dan dipaÂsarkan masih ada diÂtarik ulang.
Apakah mobil Esemka ini juga takut mengalami hal sama?
Tidak. Karena itulah perlu adanya ujian-ujian sebelum diÂproÂduksi secara massal. Produk lain yang sudah punya nama banyak juga yang mengalami keÂkuÂrangan.
Misalnya, ada keÂcacatan di baÂgian rem atau aspek lain. Maka akan ditarik ulang dari pereÂdaran.
Sedangkan mobil Esemka ini maÂsih tahap protipe. TentuÂnya harus terus dieÂvaluasi dan diÂbeÂtulÂÂkan. Bagi saya, tidak perlu dikait-kaitkan dengan yang aneh-aneh.
Kemendikbud tidak melakuÂkan koordinasi dengan KemenÂhub?
Pada aspek penilaian, kita tidak boleh melakukan intervensi apa pun. Misalnya, saya memberikan intervensi di bagian penilaian emisi untuk meluluskan produk mobil Esemka.
Hal semacam itu tidak boleh. Kita harus menjaga indpendensi dari tim atau lembaga yang meÂlakukan melakukan uji emisi itu.
Apa langkah yang dilakukan Kemendikbud?
Selain kita memÂberikan duÂkungan penuh, kita juga meÂminta kaÂwan-kawan dari ITB, ITS dan UGM untuk melakukan audit. Nanti hasilnya kita komÂbinasiÂkan dan konÂsoÂliÂdasiÂkan untuk meÂngeÂtahui titik-titik leÂmahnya.
Menurut saya itu seÂsuatu yang biasa-biasa saja. Yang penting siswa-siswa tersebut jangan samÂpai semangatÂnya surut. MaÂsyaÂrakat pun harus memÂberikan duÂkungan peÂnuh.
Kita juga melakukan kerja sama dengan salah satu badan riset. Makanya jika sudah masuk ke tahap itu, harus dilakukan oleh tenaga ahli di bidangnya.
Bukankah mobil Esemka suÂdah mampu menempuh bebeÂrapa kilometer?
Ya. Bahkan sudah jalan hingga beberapa ratus kilometer. Tetapi kalau sudah masuk pada aspek yang spesialis dibutuhkan yang spesialis juga.
Di situlah nanti kawan-kawan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga lain seperti BPPT (BaÂdan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) agar terus berkoordiÂnasi untuk memberikan saran-saran.
Saya pernah menyampaikan, tahun 2012 mobil Esemka haÂrus melalui berbagai tahapan ujian. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: