RMOL. Ketua MPR Taufik Kiemas bertemu dengan alumni Kelompok Cipayung di Jakarta, Kamis (9/2). Antara lain Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Presidium KAHMI Harry Azhar Aziz, Achmad Basarah, dan Nurmansyah E Tanjung.
Harry Azhar Aziz mengakui, pertemuan seperti itu hal biasa. Tidak membahas politik praktis. Itu forum silaturahmi saja antara alumni Kelompok Cipayung dengan Taufik Kiemas.
“Beliau dulu anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan juga anggota keÂhorÂmatan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Acara itu hanya silaturahmi dan membicarakan kebangsaan,’’ papar Wakil Ketua Komisi XI DPR itu kepada RakÂyat Merdeka, di Jakarta, Jumat (10/2).
Berikut kutipan selengkapnya:
Nilai pluralisme harus ditonjolÂkan dalam negara yang bhineka tunggal ika seperti Indonesia. Ini untuk menjaga keutuhan dan semangat kebangsaan.
Kami membicarakan mengenai wacana kebangsaan dan komitÂmen kebangsaan.
Apa ya sih tidak berbicara soal politik?
Penguatan silaturahmi tetap kami kembangkan. Tapi tidak untuk hal yang berkaitan dengan politik praktis. Ini adalah soliditas untuk membangun moral yang bersih. Ini komitmen moral keÂtika dulu kami aktivis mahasiswa. Kami menekankan betapa penÂtingnya menonjolkan komitmen moral kebangsaan.
Beberapa alumni tidak koÂmitÂmen lagi, bagaimana tuh?
Ya. memang ada beberapa alumni yang dianggap menyimÂpang dari moralitas. Kami ingatÂkan komitmen awal seperti apa. Tapi kami tidak mendikte.
Komitmen moral terus digeloÂraÂkan, sehingga ketika alumni Kelompok Cipayung itu menjaÂbat selalu terjaga tingkah lakuÂnya, sesuai dulu ketika menjadi aktivis di organisasi masing-masing.
Apa pertemuan itu memberiÂkan masukan bagi pemerintaÂhan?
Tidak secara khusus. Harapan kami agar program pemerintah fokus pada ideologi kesejahteÂraan dan keadilan yang bersumÂber dari pilar berbangsa dan bernegara.
Kemudian bagaimana impleÂmenÂtasi Pancasila dalam konteks keadilan, bagaimana bentuknya dalam program yang disusun. Apakah kita sudah pada posisi mendekati pada mensejahteraÂkan rakyat, atau malah meÂnyimpang.
Bagaimana dengan masalah korupsi?
Itu kan terkait tidak adanya clean governance, dan adanya pelanggaran aturan. Makanya komitmen moral itu harus diÂperkuat.
KPK, kejaksaan dan kepoliÂsian harus berkomitmen untuk membersihkan institusinya. SeÂtelah itu melakukan pemÂberanÂtasan korupsi. Sebab, korupsi itu merupakan pelencengan tujuan untuk kemakmuran masyarakat. Mereka hanya memikirkan keÂpentingan pribadi atau kelomÂpoknya saja.
Apa rencana Forum alumni Kelompok Cipayung?
Kami terus mendiskusikan apa saja yang mungkin dilakukan dan apa yang tidak bisa kami lakukan. Beberapa hal dalam proses pemÂbahasan yang sedang didiskusiÂkan lebih lanjut. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: