WAWANCARA

Harry Azhar Aziz: Bertemu Taufik Kiemas Tidak Membahas Politik

Minggu, 12 Februari 2012, 09:30 WIB
Harry Azhar Aziz: Bertemu Taufik Kiemas Tidak Membahas Politik
Harry Azhar Aziz

RMOL. Ketua MPR Taufik Kiemas  bertemu dengan alumni Kelompok Cipayung  di Jakarta, Kamis (9/2). Antara lain Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Presidium KAHMI Harry Azhar Aziz, Achmad Basarah, dan Nurmansyah E Tanjung.

Harry Azhar Aziz mengakui, pertemuan seperti itu hal biasa. Tidak membahas politik praktis. Itu forum silaturahmi saja antara alumni Kelompok Cipayung dengan Taufik Kiemas.

“Beliau dulu anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan juga anggota ke­hor­matan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Acara itu hanya silaturahmi dan membicarakan kebangsaan,’’ papar Wakil Ketua Komisi XI DPR itu kepada Rak­yat Merdeka, di Jakarta, Jumat (10/2).

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa saja nilai kebangsaan yang dibahas itu?

Nilai pluralisme harus ditonjol­kan dalam negara yang bhineka tunggal ika seperti Indonesia. Ini untuk menjaga keutuhan dan semangat kebangsaan.

Kami membicarakan mengenai wacana kebangsaan dan komit­men kebangsaan.


Apa ya sih tidak berbicara soal politik?

Penguatan silaturahmi tetap kami kembangkan. Tapi tidak untuk hal yang berkaitan dengan politik praktis. Ini adalah soliditas untuk membangun moral yang bersih. Ini komitmen moral ke­tika dulu kami aktivis mahasiswa. Kami menekankan betapa pen­tingnya menonjolkan komitmen moral kebangsaan.


Beberapa alumni tidak ko­mit­men lagi, bagaimana tuh?

Ya. memang ada beberapa alumni yang dianggap menyim­pang dari moralitas. Kami ingat­kan komitmen awal seperti apa. Tapi kami tidak mendikte.

Komitmen moral terus digelo­ra­kan, sehingga ketika alumni Kelompok Cipayung itu menja­bat selalu terjaga tingkah laku­nya, sesuai dulu ketika menjadi aktivis di organisasi masing-masing.


Apa pertemuan itu memberi­kan masukan bagi pemerinta­han?

Tidak secara khusus. Harapan kami agar program pemerintah  fokus pada ideologi kesejahte­raan dan keadilan yang bersum­ber dari pilar berbangsa dan bernegara.

Kemudian bagaimana imple­men­tasi Pancasila dalam konteks keadilan, bagaimana bentuknya dalam program yang disusun. Apakah kita sudah pada posisi mendekati pada mensejahtera­kan rakyat, atau malah me­nyimpang.


Bagaimana dengan masalah korupsi?

Itu kan terkait tidak adanya clean governance, dan adanya pelanggaran aturan. Makanya komitmen moral itu harus di­perkuat.

KPK, kejaksaan dan  kepoli­sian harus berkomitmen untuk membersihkan institusinya. Se­telah itu melakukan pem­beran­tasan korupsi. Sebab, korupsi itu merupakan pelencengan tujuan untuk kemakmuran masyarakat. Mereka hanya memikirkan ke­pentingan pribadi atau kelom­poknya saja.


Apa rencana Forum alumni Kelompok Cipayung?

Kami terus mendiskusikan apa saja yang mungkin dilakukan dan apa yang tidak bisa kami lakukan. Beberapa hal dalam proses pem­bahasan yang sedang didiskusi­kan lebih lanjut. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA