WAWANCARA

Mahyuddin: Nggak Apa-apa Saya Disebut Ketua, Yang Penting Tak Terlibat

Rabu, 18 Januari 2012, 09:18 WIB
Mahyuddin: Nggak Apa-apa Saya Disebut Ketua, Yang Penting Tak Terlibat
Mahyuddin

RMOL. Ketua Komisi X DPR Mahyuddin mengaku santai saja dituduh Mindo Rosalina Manulang sebagai ketua dalam kasus suap wisma atlet SEA Games.

“Nggak apa-apa saya disebut ketua. Yang penting kan saya  saya tidak terlibat dan tidak meli­batkan diri terhadap kasus wisma atlet. Itu saja,” kata Mah­yuddin ke­pada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Menurut politisi Partai Demo­krat itu, sebagai Ketua Komisi X DPR yang membidangi pemuda dan olah raga, bisa saja disebut namanya sebagai ketua.

“Tapi ini sudah masuk ke ranah hukum. Tentunya perlu ditelusuri secara hukum,” ujarnya.    

Berikut kutipan selengkapnya:


Apa Anda tahu kenapa dise­but sebagai ketua?

Saya nggak tahu kenapa saya disebut ketua. Saya juga heran. Silakan saja disebut, itu kan hak dia.

Sepertinya Anda pasrah?

Lebih baik jangan berpolemik. Sebab, sudah masuk ke ranah hukum. Saya ini tidak melibatkan dan tidak terlibat dalam kasus tersebut.

    

Apa Anda tahu permasala­han ini?

Saya nggak tahu masalah itu. Saya juga nggak tahu kenapa dia bilang seperti itu. Nggak tahu saya apa dasarnya. Saya tahunya wisma atlet di anggaran saja, pem­­­bahasan formal saja.

Memang saya sebagai Ketua Komisi X DPR, itu benar. Tapi saya heran kenapa disebut ketua. Padahal, dalam kasus itu saya tidak mengetahui apa-apa. Ja­ngan asal menuduh dong.


Apa Anda melakukan perte­muan informal untuk proyek tersebut?

Tidak ada pertemuan informal pengaturan proyek. Salah itu. DPR hanya membahas pagu anggaran yang diajukan peme­rintah terkait pelaksanaan per­siapan SEA Games.


Apa Anda ke­nal Rosa?

Saya ti­dak mengenal dan tidak tahu Rosa. Justru saya tahu nama Rosa dari televisi saja. Saya pun tidak pernah ke­temu dengan dia.

Saya kira ja­ngan mendistorsi hukum. Semua­nya harus diseli­diki dengan data-datanya. Serah­kan saja ke pene­gak hukum.


Apa Anda siap diperiksa?

Kalau diperlukan tentunya saya sebagai Ketua Komisi X DPR siap dimintai penjelasan. Sebagai warga negara yang baik harus siap  menjelaskan soal me­kanisme anggaran. Lagipula ini sudah masuk ke ranah hukum. Semuanya perlu dibuktikan benar atau tidak terhadap semua tu­duhan itu.


Saat disebut Rosa seperti itu, Anda merasa kaget?

Kenapa harus kaget, saya santai saja kok. Kalau orang tidak merasa melakukan, ya tidak ka­get. Makanya saya pun tidak ka­get atas berita itu. Sekali lagi saya tegaskan, saya tidak melibat­kan diri dan tidak terlibat.


Apa sudah menduga sebe­lum­nya nama Anda bakal di­sebut?

Sebagai Ketua Komisi X DPR yang membawahi Kemenpora tentu sangat gampang orang untuk menyebut-nyebut. Tapi saya tidak terlibat dalam kasus wisma atlet.  Kami hanya  mem­bahas masalah olah raga dan menetapkan anggaran Kemen­pora. Hanya sebatas itu. Tidak ada yang lain.


Apa Anda mengetahui proses anggaran wisma atlet?

Saya hanya tahu wisma atlet di anggaran saja. Itu hanya pem­bahasan formal saja. Komisi X DPR tidak tesangkut kasus ini.  Sebab, kami hanya menetapkan anggaran saja.  Sedangkan pelak­sanaan anggaran ini diserahkan ke pemerintah.


Apa tahu aliran dana itu ke­mana saja?

Saya juga nggak tahu proses aliran dana tersebut. Sekali lagi saya katakan, kami hanya me­netapkan dan diserahkan ke pemerintah. Kami tidak menga­wasi secara teknis. Sebab, masa­lah teknis merupakan tugas Ba­dan Pemeriksa Keuangan. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA