Demikian diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene kepada Rakyat Merdeka, Senin (7/11).
Sebelumnya diberitakan, JuÂmat (3/11), perompak Somalia beraksi kembali. Sekarang giÂliran kapal berbendera Taiwan, Chin Yi We. Para ABK kapal terÂsebut berhasil melawan enam peromÂpak Somalia yang bersenÂjata. KeÂenam perompak tersebut berÂhasil dilumpuhkan dan diÂbuang ke laut.
Kapal tersebut berawak 28 ABK, antara lain enam warga China, delapan dari Filipina, enam dari Indonesia dan lima warga Vietnam.
Michael Tene selanjutnya meÂngatakan, piÂhaknya mendapat informasi ada beberapa orang ABK yang meÂngalam luka-luka. NaÂmun, belum bisa memastikan apakah mereka berasal dari Indonesia.
“ABK dari IndoÂnesia dalam kondisi selamat. Soal luka ringan itu, kami belum tahu siapa orangÂnya,†ujar Tene.
Berikut kuÂtiÂpan selengÂkapÂnya;
Bagaimana informasi terÂakhir?
Kami belum mendapatkan info detailnya. Sebab, kapalnya sekaÂrang masih berlayar. Info terakhir yang kami terima, hari ini para ABK mampu mengatasi para pembajak dan memÂbebasÂkan kaÂpal tersebut dari para pembajak. Sekarang kapal itu sedang berÂlayar menuju kepuÂlauan SeyÂchelles dan dikawal kapal maritim yang ada di kaÂwasan tersebut.
Apa kapal itu tidak rusak?
Informasi yang kami peroleh bahwa tidak banyak kerugian yang diderita. Ini artinya, kaÂpal itu tidak mengalami keruÂsakan.
Bagaimana masalah keamaÂnan WNI di perairan Somalia ke depan?
MaÂsalah perampokan di kaÂwasan Somalia itu bukan hanya masalah Indonesia saja. Tapi maÂsalah internasional karena seÂbaÂgian besar kapal-kapal yang diÂrampok di sana berasal dari berÂbagai negara. Begitu juga deÂngan para ABK-nya.
Masalah di kawasan tersebut sudah menjadi perhatian masyaÂraÂkat internasional. Memang suÂÂdah ada sejumlah langkah yang dilakukan. Misalnya pemÂbentuÂkan beberapa gugus tugas. KeÂmudian sejumlah negara mengiÂrimkan kapal untuk membantu mengamankan wilayah itu.
Apa pihak swasta dilibatÂkan?
Bukan hanya dari pihak peÂmerintah saja yang menangani masalah itu. Tapi juga dari piÂhak swasta, seperti perusahaan-peruÂsahaan pemilik kapal dan asuÂransi. Mereka punya keÂpenÂtingÂan untuk memastikan keamanan dari kapal yang berÂlayar di wiÂlayah tersebut.
Kapal-kapal yang berlayar di kawasan laut Somalia, biasanya sudah memiliki semacam SOP (Standard Operating ProceÂdure). Misalnya, jangan terlalu dekat dengan pantai, sehingga bisa memberikan info kepada gugus tugas yang ada di sana.
Ada yang menilai pemerinÂtah terkesan lepas tangan, apa benar begitu?
Saya tidak setuju bila dikataÂkan demikian. Kami bersama deÂngan masyarakat internasional berkerja sama dalam menguÂpayakan keamanan di wilayah perairan lepas pantai Somalia. Termasuk mengatasi permasalaÂhan di wilayah tersebut yang peÂmerintahnya belum bisa memÂberiÂkan keamanan. Intinya, upaÂya-upaya tersebut tidak bisa kita sendiri yang melakukannya. SeÂbab, masalah ini menyangkut masÂyarakat internasional.
Apa Kemlu memiliki data WNI yang berada di kapal asing?
Kami tidak memiliki data meÂngenai hal tersebut. Yang jelas, banyak warga kita yang bekerja di berbagai kapal asing. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: