WAWANCARA

Michael Tene: Enam ABK Indonesia Dalam Kondisi Selamat

Selasa, 08 November 2011, 08:31 WIB
Michael Tene: Enam ABK Indonesia Dalam Kondisi Selamat
Michael Tene
RMOL.Pemerintah memastikan enam anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang sempat dibajak perompak Somalia dalam keadaan selamat.

Demikian diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene kepada Rakyat Merdeka, Senin (7/11).

Sebelumnya diberitakan, Ju­mat (3/11), perompak Somalia beraksi kembali. Sekarang gi­liran kapal berbendera Taiwan, Chin Yi We. Para ABK kapal ter­sebut berhasil melawan enam perom­pak Somalia yang bersen­jata. Ke­enam perompak tersebut ber­hasil dilumpuhkan dan di­buang ke laut.

Kapal tersebut berawak 28 ABK, antara lain enam warga China, delapan dari Filipina, enam dari Indonesia dan lima warga Vietnam.

Michael Tene selanjutnya me­ngatakan, pi­haknya mendapat informasi ada beberapa orang ABK yang me­ngalam luka-luka. Na­mun, belum bisa memastikan apakah mereka berasal dari Indonesia.

“ABK dari Indo­nesia dalam kondisi selamat. Soal  luka ringan itu, kami belum tahu siapa orang­nya,” ujar Tene.

Berikut ku­ti­pan seleng­kap­nya;

Bagaimana informasi ter­akhir?

Kami belum mendapatkan info detailnya. Sebab, kapalnya seka­rang masih berlayar. Info terakhir yang kami terima, hari ini para ABK mampu mengatasi para pembajak dan mem­bebas­kan ka­pal tersebut dari para pembajak. Sekarang kapal itu sedang ber­layar menuju kepu­lauan Sey­chelles dan dikawal kapal maritim yang ada di ka­wasan tersebut.

Apa kapal itu tidak rusak?

Informasi yang kami peroleh bahwa tidak banyak kerugian yang diderita. Ini artinya, ka­pal itu tidak mengalami keru­sakan.

Bagaimana masalah keama­nan WNI di perairan Somalia ke depan?

Ma­salah perampokan di ka­wasan Somalia itu bukan hanya masalah Indonesia saja. Tapi ma­salah internasional karena se­ba­gian besar kapal-kapal yang di­rampok di sana berasal dari ber­bagai negara. Begitu juga de­ngan para ABK-nya.

Masalah di kawasan tersebut sudah menjadi perhatian masya­ra­kat internasional. Memang su­­dah ada sejumlah langkah yang dilakukan. Misalnya pem­bentu­kan beberapa gugus tugas. Ke­mudian sejumlah negara mengi­rimkan kapal untuk membantu mengamankan wilayah itu.

Apa pihak swasta dilibat­kan?

Bukan hanya dari pihak pe­merintah saja yang menangani masalah itu. Tapi juga dari pi­hak swasta, seperti perusahaan-peru­sahaan pemilik kapal dan asu­ransi. Mereka punya ke­pen­ting­an untuk memastikan keamanan dari kapal yang ber­layar di wi­layah tersebut.

Kapal-kapal yang berlayar di kawasan laut Somalia, biasanya sudah memiliki semacam SOP (Standard Operating Proce­dure). Misalnya, jangan terlalu dekat dengan pantai, sehingga bisa memberikan info kepada gugus tugas yang ada di sana.

Ada yang menilai pemerin­tah terkesan lepas tangan, apa benar begitu?

Saya tidak setuju bila dikata­kan demikian. Kami bersama de­ngan masyarakat internasional berkerja sama dalam mengu­payakan keamanan di wilayah perairan lepas pantai Somalia. Termasuk mengatasi permasala­han di wilayah tersebut yang pe­merintahnya belum bisa mem­beri­kan keamanan. Intinya, upa­ya-upaya tersebut tidak bisa kita sendiri yang melakukannya. Se­bab, masalah ini menyangkut mas­yarakat internasional.

Apa Kemlu memiliki data WNI yang berada di kapal asing?

Kami tidak memiliki data me­ngenai hal tersebut. Yang jelas, banyak warga kita yang bekerja di berbagai kapal asing. [Harian Rakyat Merdeka]



Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA