WAWANCARA

Agung Laksono: Emisi Gas Rumah Kaca Bisa Turun 41 Persen

Sabtu, 01 Oktober 2011, 06:16 WIB
Agung Laksono: Emisi Gas Rumah Kaca Bisa Turun 41 Persen
Agung Laksono

RMOL. Perubahan iklim yang mengancam dunia  menjadi concern pemerintah. Melalui Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), pemerintah sedang berusaha dan mengantisipasi berbagai cara untuk menekan perubahan iklim. Langkah konkretnya melalui penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

“Ini sebuah sikap yang sangat menarik perhatian dunia karena sikap kita yang tegas,” kata Men­kokesra Agung Laksono seusai menghadiri rapat DNPI, di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, Presiden pada even G-21 di Pittsburg dan Konferensi Climate Change ke-15 di Copenhagen yang dilak­sa­nakan pada 2009 lalu secara tegas menyatakan bahwa Indone­sia akan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 26 persen dari business as usual pada tahun 2020.

Wakil Ketua Umum Golkar ini optimis, target penuru­nan emisi dari 26 persen ini dapat ditingkatkan menjadi 41 persen dengan dukungan internasional.  Apa saja hasil rapat DNPI? Beri­kut wawancara dengan Agung selengkapnya:

Rapat Koordinasi DNPI tadi membahas apa saja?

DNPI itukan badan yang di­bentuk berdasarkan keppres dan diketuai oleh Presiden. Wakilnya Menkokesra dan Menko Pere­konomian dengan Ketua Harian­nya Rachmat Witoelar. Anggota sejumlah menteri seperti Men­pera, Mentan, Menhut, Menkes, Menlu, Mendagri, ada juga BNPB (Badan Nasional Penang­gulangan Bencana), BMKG (Badan Meteorologi, Klimatolog dan Geofisika).

Nah dalam rakor DNPI tadi, presiden minta dibuat pencapaian sasaran secara aktual. Presiden memerintahkan agar dibuat time frame pencapaian sasaran secara aktual sampai dengan 2020 dan time frame tahunan agar upaya penurunan emisi dapat terukur. Pencapaian sasaran per tahun harus dapat diumumkan pada medio Desember. Jadi tiap tahun akan diumumkan, sehingga ma­sya­­rakat bisa mengikuti penuru­nan emisi GRK ini.


Program dan target DNPI sen­diri seperti apa?

Program DNPI itukan sudah mulai berjalan dan akan terus sampai tahun 2020. Indonesia dipandang sebagai salah satu negara yang menghasilkan gas emisi rumah kaca yang besar, tapi kita tidak seperti negara-negara lain yang belum apa-apa sudah merengek-rengek minta bantuan Internasional. Kita tidak. Dengan anggaran, program dan tenaga sendiri, kita punya pro­gram Emisi GRK akan turun hingga 26 persen pada 2020. Tapi itu baru dengan cara-cara biasa seperti penanaman pohon, dan lainnya. Namun 26 persen ini bisa diting­katkan menjadi 41 persen sean­dainya kita mendapatkan duku­ngan Internasional.


Untuk Tahun 2011 ini saja kira-kira sudah berapa persen emisi GRK yang bisa ditekan?

Ini nanti akan dilaporkan pada bulan Desember setiap tahun hingga 2020. Jadi datanya leng­kap. Untuk yang lalu saja, kalau mau lengkap informasinya ada di seribu satu buku yang nama­nya Indonesia Second National Communication, jadi segala macam data, serba serbi menge­nai climate change di Indo­nesia disitu. Dan nanti akan di­terbitkan seri ketiga, terus me­nerus akan diterbitkan.


Upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan untuk menu­runkan emisi GRK?

Bermacam-macam cara, mulai dari sektor kehutanan, transpor­tasi, industri, pertanian, dan ter­besar di sektor kehutanan. Misal­nya penutupan lahan-lahan kritis yang tadinya gundul di­ta­nami kembali, penanaman pohon ba­kau dan sebagainya. Itu semua merupakan upaya menu­run­kan emisi GRK dimana sektor kehu­tanan menyumbang terbesar sampai 250 persen.

Nah sejalan dengan itu pro­gram penanam pohon 1 miliar juga akan dijalankan terus. Ke­mu­dian Gerakan Indonesia Bersih juga mulai dijalankan ta­hun ini. Sasarannya tentu dimulai dari tempat kita bergiat dan berada, seperti sekolah-sekolah, rumah sakit, pasar, rumah-rumah makan dan ini secara massif dilakukan. Ini nanti punya andil cukup signifikan disamping mengubah wajah kita juga mem­berikan kontribusi besar dalam memelihara lingkungan sehingga punya pengaruh positif dalam antisipasi climate change.


Apakah semua kegiatan itu sudah tertuang dalam Rencana Aksi Nasional (RAN)?

Presiden sudah tandatangani Keppres mengenai RAN untuk aksi nasional pe­nurunan gas ru­mah kaca, seka­rang tinggal tunggu rencana aksi daerah di tingkat pemda. Target­nya tahun ini se­lesai. Dengan dukungan dan kerja sama daerah, gerakan aksi ini men­jadi massif dan menye­luruh.


Ada target khusus nantinya dalam rencana aksi daerah se­perti menekan peristiwa keba­ka­ran hutan?

Soal kebakaran hutan itu akan dilakukan langkah-langkah ter­sendiri bersama Menhut, Menteri Lingkungan Hidup, Mentan, Men­dagri, dan Menkokesra yang koor­dinir untuk kebakaran hutan ter­ma­suk di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah apalagi Sum­sel yang mau gelar SEA Games.


Harapan bapak sendiri atas rencana aksi ini?

Kita optmislah target penca­paian itu akan berhasil, ya Emisi GRK ini dululah. Saya optimis mengingat dukungannya cukup baik dari masyarakat, tinggal ditingkatkan saja dan dilakukan secara terus-menerus karena program in tidak hanya sampai 2014 saja tapi juga diteruskan oleh pemerintahan yang akan datang. Harus konsisten dan berkesinambunganlah.   [rm]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA