“Selain masukan dari UKP4, survei itu bisa dijadikan acuan bagi Presiden dalam melakukan penilaian menterinya†ujar Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung.
Menurut bekas Ketua Umum Partai Golkar itu, survei LSI saÂngat obyektif dan independen. BuÂkan survei berdasarkan pesaÂnan pihak tertentu.
“Terkait tidak adanya nama menteri dari Golkar di survei LSI, silakan Tanya kepada LSI,†ujar bekas Ketua DPR itu.
Berikut kutipan selengkapnya;
Kenapa Anda ingin reshuffle kabinet?
Reshuffle ini harus dimaknai secara mendalam, yaitu untuk menÂjamin berjalannya pemerinÂtaÂhan lebih efektif dan kinerjanya meningkat.
Berdasarkan survei dan penÂdapat publik, diperlukan berbagai perubahan dan perbaikan di daÂlam pemerintahan. Salah satunya melalui reshuffle.
Apa sudah ada pembicaraan petinggi Partai Golkar dengan SBY?
Saya tidak tahu mengenai hal itu. Saya belum bertemu saudara Ical (Aburizal Bakrie).
Bukannya Partai Golkar khaÂwatir reshuffle kabinet?
Saya lebih setuju melihat maÂsalah reshuffle dari perspektif rasional dan obyektif saja. Tidak perlu melihatnya dari dimensi politik. Apabila tidak menggunaÂkan dua perspektif itu, lalu pakai perspektif mana.
Mari kita menggunakan keÂmamÂÂpuan leadership kita secara maksimal. Apalagi Presiden, setiap keputusan yang diambilÂnya memiliki dampak bagi maÂsyarakat.
Bagaimana kalau kader ParÂtai Golkar yang kena reshuffle?
Masalah reshuffle adalah hak prerogatif Presiden. Itu harus kita hormati. Kalau ada kader Golkar yang direshuffle, kami harus meÂnerima keputusan itu.
Kementerian mana saja yang perlu direshuffle?
Ada beberapa bidang yang harus menjadi fokus pemerintah, yaitu masalah ekonomi, infraÂstruktur, energi, dan pangan. SeÂlain itu ada juga masalah politik, terkait dengan penguatan kelemÂbagaan politik. Hal ini mengeruÂcut pada penguatan infrastruktur politik. Salah satunya penguatan partai politik. Kami mendorong partai politik lebih sederhana agar fungsi-fungsi yang dijalankan lebih efektif.
Selain itu?
Kita juga harus melakukan reÂformasi dalam birokrasi. Selama ini kita belum melakukan apa-apa dalam format birokrasi. Artinya para birokrasi belum bisa menjaÂlankan fungsinya dengan benar dan efektif. Soal pemÂbeÂrantasan korupsi agar berjalan efekÂÂtif, peÂnegakan huÂkum jaÂngan teÂbang pilih.
Artinya MenÂÂÂÂteri PemÂberdaÂyaÂan AparaÂtur NeÂgara dan MenÂÂÂÂkumÂham gagal?
Saya tidak seÂÂÂcara speÂsifik meÂliÂhat satu-per satu kiÂnerja menÂÂÂteri. Saya tidak mau diÂnilai subyektif dalam berkoÂmenÂtar. Kita lihat saja dari hasil survei LSI yang menyeÂbutÂkan kinerja delapan keÂmenterian yang tidak memuasÂkan. Itu bisa jadi bahan masukan kepada presiden.
Presiden perlu memperhatiÂkan opini publik?
Opini publik bisa dijadikan acuan bagaimana publik menilai sebuah kementerian. Itu bisa jadi bahan pertimbangan Presiden.
Kalau Presiden menganggap opini publik itu tidak penting dan mengambil keputusan lain, itu adalah hak beliau. Namun apabila keputusan itu tidak menyentuh jaminan efektifitas dan peningÂkatan kinerja pemerintahan ke depan, tentu keputusan itu tidak sejalan dengan keinginan masyaÂrakat. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: