Menurut Abraham, selama ini proses pemberantasan korupsi di Indonesia berjalan tertatih-tatih. Apabila hal ini tidak diperbaiki, maka penyakit korupsi semakin menggila.
“Korupsi itu kan penyakit meÂnular, kalau tidak cepat penangaÂnannya, tentu menyebar luas. Ini yang tidak kita inginkan,†ungkap advokat asal Sulawesi itu.
Berikut kutipan selengkapnya;
Kenapa Anda kepingin menÂjadi pimpinan KPK?
Saya sejak1998 sudah aktif dalam dunia anti-korupsi. Visi misi saya ingin menegakkan huÂkum serta keadilan. Makanya saya terpanggil sebagai anak bangsa menegakkan hukum seÂcara transparan, akuntabel, dan tidak diskriminatif.
Penyakit korupsi sekarang seÂmakin parah dan menggelisahÂkan, perlu usaha serius mengatasi ini. Kalau tidak segera diatasi, tentu kita tidak menginginkan bangsa dan negara kita hilang.
Maksudnya?
Penyakit korupsi semakin kronis dan parah. Apabila tidak bisa ditanggulangi, tentu mengÂgeÂrogoti bangsa ini. Suatu ketika negara kita bisa hancur.
Sebagai anak bangsa, kita haÂrus menyelamatkan negara dan bangsa ini dari penyakit korupsi.
Sejak ada KPK, korupsi teÂtap menggila, apa yang kurang?
Yang bergabung di KPK harus orang benar. Apabila yang meÂlaksanakan ini tidak benar, maka upaya pemberantasan korupsi tidak bisa berjalan. Hukum tidak bisa ditegakkan.
Bukankah selama ini KPK sudah menangkap koruptor?
Ya benar. Namun harus ada upaya yang lebih maksimal lagi agar upaya pemberantasan koÂrupsi ini punya denyut, sehingga masyarakat merasakan efeknya.
Apa Anda tidak takut memÂbongkar kasus besar yang bisa saja berhadapan dengan peÂnguaÂsa secara politik dan ekoÂnomi?
Mereka semua adalah manusia, kenapa harus takut. Saya berkeÂyakinan, kita sebagai manusia hanya boleh takut kepada Tuhan. Kita tidak perlu takut bila sudah berada di rel benar. Rasa takut itu harus dihilangkan dalam proses pemberantasan korupsi.
Bagaimana dengan serangan balik koruptor?
Memang beberapa waktu lalu pernah terjadi kriminalisasi dan melemahkan KPK. Namun hal itu tidak boleh membuat kita taÂkut sedikitpun untuk memberanÂtas korupsi, karena hukum harus ditegakkan.
Menjelang seleksi di DPR, apa ada politisi menghubungi Anda?
Mungkin saya tidak dianggap, sehingga tidak ada politisi mengÂhubungi saya. Namun saya berÂsyukur. Sebab, kalau kita dihuÂbungi itu kan kurang elok. BiarÂkan kami independen dan menÂjaga jarak dengan semua orang yang berkepentingan.
O ya, bagaimana dengan waÂcana hukuman mati bagi koÂruptor?
Hal itu bisa dilakukan apabila ada konsensus bersama semua elemen masyarakat. Menurut saya, undang-undang yang ada seÂkarang ini sudah memadai, walaupun memang belum ideal.
Sebenarnya kita bisa melakuÂkan tindakan represif dan radiÂkal dalam pemberantasan koÂrupsi. Yang menjadi pertanyaan, mau atau tidak kita melakukan itu. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: