“Ini serangan balik big fish mafia pajak. Muhaimin dipanas-panaÂsin untuk mengalihkan laÂporan saya terhadap tiga big fish mafia pajak ke KPK,†ujar Lily Wahid keÂpada Rakyat MerÂdeka, kemarin.
Adik kandung bekas PreÂsiÂden Gus Dur ini mengaku tak ingin mencampuri dugaan koÂrupsi yang terjadi di KemenaÂkerÂtrans.
“Dugaan korupsi Rp 1,5 miliar di Kemenakertrans bukan urusan saya. Saya ingin mengurus big fish mafia pajak,†kata bekas anggota Komisi I DPR ini.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa Anda berbalik arah, ini ada apa?
Keterangan tentang aliran dana mencurigakan senilai Rp 20 miliar yang mengalir ke rekening istri dan keluarga Muhaimin saya sampaikan setelah mendapat informasi di media.
Saya terkejut ketika Ketua PPATK, Pak Yunus Husein memÂbantah dan mementahkan inforÂmasi itu. Makanya, saya memoÂhon maaf kepada publik dan meÂrasa menyesal telah memberikan pernyataan yang tidak tepat, buÂkan berbalik arah.
Apa sebenarnya target Anda?
Tujuan besar saya adalah memÂbongkar big fish mafia pajak. MeÂreka telah merugikan negara ratuÂsan triliun rupiah setiap tahun.
Anda tidak melaÂkuÂkan upaya hukum terkait sejumlah seÂrangan yang dilanÂcarkanPKB?
Kalau soal itu, saya belum tahu. Saya kan belum dipanggil polisi. Kita tunggu saja perÂkemÂbangannya. Tapi kantor PKB saya minta untuk diaudit. Saya
yakin betul PKB tiÂdak punya uang seÂbaÂnyak itu, karena tidak ada sumber uang.
Menurut sejumlah kader PKB, pembangunan kantor itu diÂbiayai simpatisan dan sumÂbangan anggota-anggota DPR dan DPRD?
Anggota parlemen PKB di puÂsat dan daerah itu nggak sampai 1.000 orang. Cuma ada sekitar 700 orang di seluruh Indonesia. Berapa besar sih sumbangannya, kok bisa punya kantor begitu mewahnya.
Pada masa Gus Dur memang banyak teman pengusaha mauÂpun simpatisan yang memberi bantuan. Nah, kalau sekarang, siapa yang mau ngasih bantuan. Saya nggak yakin ketokohan Muhaimin bisa membuat PKB mendapat banyak banÂÂÂtuan dari maÂsyaÂrakat.
Bendahara DPW PKB Jawa Timur meÂnuding Anda meÂngÂgeÂlapkan uang seÂbesar Rp 300 juta?
Soal uang DPW Jawa Timur, itu hanya utang piutang biasa. Tahun 2007, saya meÂlakukan sholat istiÂghosah di 22 tempat di seluruh Indonesia, terkait lumÂpur Lapindo.
Istighosah tersebut bertujuan agar korban Lapindo tak dimanÂfaatkan pihak lain, karena konÂflikÂnya mulai memanas.
Awalanya, manajemen LaÂpindo ingin membantu pembiaÂyaan kegiatan tersebut. Karena mereka mengurungkan niatnya, saya merasa berÂtanggung jawab. Saya berupaya mengembalikan uang itu dengan cara mencicil. Jadi, nggak bisa dibilang kalau saya menggelapkan. Kan di situ jelas kegiatan dan pengalokasian anggarannya, bukan untuk priÂbadi saya.
Anda mengatakan konflik deÂngan PKB merupakan seraÂngan balik dari mafia pajak, apa maksudnya?
Jumat (9/9) saya mendatangi kantor KPK untuk melaporkan tiga big fish mafia pajak. Tidak sampai 24 jam setelah saya laÂporkan, saya langsung mendapat serangan balik.
Selain mengalihkan isu, konÂflik saya dengan PKB merupakan upaya pembungkaman agar saya disibukkan dengan persoalan lain. Karenanya, saya berharap, publik maupun kader PKB tidak terpancing dengan serangan balik atau pengalihan isu ini. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: