Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Lily Wahid: Saya Ingin Bongkar Big Fish Mafia Pajak

Kamis, 15 September 2011, 03:44 WIB
Lily Wahid: Saya Ingin Bongkar Big Fish Mafia Pajak
Lily Wahid
RMOL.Lily Wahid menduga perseteruannya dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar gara-gara diprovokasi pihak luar yang ingin menghalangi pemberantasan mafia pajak.

“Ini serangan balik big fish mafia pajak. Muhaimin dipanas-pana­sin untuk mengalihkan la­poran saya terhadap tiga big fish mafia pajak ke KPK,” ujar Lily Wahid ke­pada Rakyat Mer­deka, kemarin.

Adik kandung bekas Pre­si­den Gus Dur ini mengaku tak ingin mencampuri dugaan ko­rupsi yang terjadi di Kemena­ker­trans.

“Dugaan korupsi Rp 1,5 miliar di Kemenakertrans bukan urusan saya. Saya ingin mengurus big fish mafia pajak,” kata bekas anggota Komisi I DPR ini.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa Anda berbalik arah, ini ada apa?

Keterangan tentang aliran dana mencurigakan senilai Rp 20 miliar yang mengalir ke rekening istri dan keluarga Muhaimin  saya sampaikan setelah mendapat informasi di media.

Saya terkejut ketika Ketua PPATK, Pak Yunus Husein mem­bantah dan mementahkan infor­masi itu. Makanya, saya memo­hon maaf kepada publik dan me­rasa menyesal telah memberikan pernyataan yang tidak tepat, bu­kan berbalik arah.

Apa sebenarnya target Anda?

Tujuan besar saya adalah mem­bongkar big fish mafia pajak. Me­reka telah merugikan negara ratu­san triliun rupiah setiap tahun.

Anda tidak mela­ku­kan upaya hukum terkait sejumlah se­rangan yang dilan­carkanPKB?

Kalau soal itu, saya belum tahu. Saya kan belum dipanggil polisi. Kita tunggu saja per­kem­bangannya. Tapi kantor PKB saya minta untuk diaudit. Saya

yakin betul PKB ti­dak punya uang se­ba­nyak itu, karena tidak ada sumber uang.

Menurut sejumlah kader PKB, pembangunan kantor itu di­biayai simpatisan dan sum­bangan anggota-anggota DPR dan DPRD?

Anggota parlemen PKB di pu­sat dan daerah itu nggak sampai 1.000 orang. Cuma ada sekitar 700 orang di seluruh Indonesia. Berapa besar sih sumbangannya, kok bisa punya kantor begitu mewahnya.

Pada masa Gus Dur memang banyak teman pengusaha mau­pun simpatisan yang memberi bantuan. Nah, kalau sekarang, siapa yang mau ngasih bantuan. Saya nggak yakin ketokohan Muhaimin bisa membuat PKB mendapat banyak ban­­­tuan dari ma­sya­rakat.

Bendahara DPW PKB Jawa Timur me­nuding Anda me­ng­ge­lapkan uang se­besar Rp 300 juta?

Soal uang DPW Jawa Timur, itu hanya utang piutang biasa. Tahun 2007, saya me­lakukan sholat isti­ghosah di 22 tempat di seluruh Indonesia, terkait lum­pur Lapindo.

Istighosah tersebut bertujuan agar korban Lapindo tak diman­faatkan pihak lain, karena kon­flik­nya mulai memanas.  

Awalanya, manajemen La­pindo ingin membantu pembia­yaan kegiatan tersebut. Karena mereka mengurungkan niatnya, saya merasa ber­tanggung jawab. Saya berupaya mengembalikan uang itu dengan cara mencicil. Jadi, nggak bisa dibilang kalau saya menggelapkan. Kan di situ jelas kegiatan dan pengalokasian anggarannya, bukan untuk pri­badi saya.

Anda mengatakan konflik de­ngan PKB merupakan sera­ngan balik dari mafia pajak, apa maksudnya?

Jumat (9/9) saya mendatangi kantor KPK untuk melaporkan tiga big fish mafia pajak. Tidak sampai 24 jam setelah saya la­porkan, saya langsung mendapat serangan balik.

Selain mengalihkan isu, kon­flik saya dengan PKB merupakan upaya pembungkaman agar saya disibukkan dengan persoalan lain. Karenanya, saya berharap, publik maupun kader PKB tidak terpancing dengan serangan balik atau pengalihan isu ini. [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA