WAWANCARA

Tjatur Sapto Edy: KPK Punya Bom Nuklir, Kok Cari Musuh Nyamuk

Senin, 12 September 2011, 01:49 WIB
Tjatur Sapto Edy: KPK Punya Bom Nuklir, Kok Cari Musuh Nyamuk
Tjatur Sapto Edy

RMOL. Komisi III DPR masih berbeda pandangan soal jumlah calon pimpinan KPK yang akan diseleksi.

Ada yang memegang teguh keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), yakni delapan orang. Tapi ada juga berasumsi calon pimpi­nan KPK yang dicari lima orang, sehingga pemerintah wajib me­nyerahkan 10 calon.

“Hari Senin (11/9) kami rapat untuk menentukan sikap, apa lang­sung melakukan seleksi ter­hadap delapan calon yang sudah diserahkan pemerintah itu, atau diminta 10 calon,’’ ujar Wakil Ke­tua Komisi III DPR, Tjatur Sapto Edy, kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, Jumat (9/9).

Berikut kutipan selengkapnya:

Bagaimana komposisi per­be­daan pandangan itu, apa lebih banyak mendukung delapan calon?

Belum diketahui. Itu kan masih perdebatan. Belum ada sikap resmi DPR.


Apa rapat Senin itu sudah di­pastikan ada sikap resminya?

Saya kira ya. Nanti hari Senin (12/9) kita rapatkan dulu.


Apa mungkin delapan calon itu dikembalikan ke pemerin­tah?

Ya, tunggu hasil rapatnya. Kita mau mendengarkan argu­men dari anggota Komisi III DPR tentang adanya pendapat calon pimpinan KPK itu 10 orang.


Kira-kira prediksi Anda ba­gai­mana?

Nggak bisa diprediksi begitu dong. Yang jelas, ada dua penda­pat. Pertama, delapan calon pim­pi­nan KPK segera diproses selek­sinya. Sebab, itu sudah berdasar­kan keputusan Mahkamah Kons­titusi (MK). Kedua, delapan ca­lon itu dikembalikan, dan minta calonnya 10 orang. Alasannya,  putu­san MK tidak berlaku surut. Sekarang ini belum ada sikap di Komisi III DPR.


Masalah ini kan sepele, ke­napa dibikin menjadi ribet, apa ini disengaja ya?

Nggak ada niat seperti itu. Yang pasti kami akan berbuat searif mungkin. Kami akan beru­saha menghasilkan pimpinan KPK yang baik. Nanti kita me­ngun­dang Pansel.


Kapan diundang?

Awal atau pertengahan Okto­ber. Kami undang PPATK untuk tracking. Kami juga minta masu­kan dari masyarakat. Begitu juga melakukan konsultasi dengan BIN.

Selain itu, kami cek kepada orang-orang yang mengetahui tentang calon pimpinan KPK itu. Pokoknya, dalam melakukan fit and proper test lebih lama bila diban­dingkan dengan Pansel. Kalau di Pansel 1 orang cukup 1-2 jam, kalau di Komisi III satu calon menghabiskan waktu 1 hari.

 

Kalau di Pansel mempertim­bangkan integritas, di Komisi III bagaimana?

Yang perlu diperhatikan tentu­nya soal track record, integritas, apa cita-cita  dan program besar­nya dalam pemberantasan ko­rupsi itu. Kalau hanya punya in­tegritas, tapi tidak punya cita-cita, pengetahuan dan visi, itu percuma. Ini akan masuk dalam visi kenegarawanan dan leader­ship.  Hal ini penting untuk me­nen­tukan warna KPK ke depan.


Warna seperi apa?

Ke depan kita menginginkan KPK bisa memberdayakan polisi dan jaksa. Bersatu padu mem­berantas korupsi. Pemberantasan korupsi akan bisa lebih cepat dilakukan.

Kemudian kita menginginkan ada penyelamatan keuangan negara yang besar. Kami ingin KPK ke depan punya roadmap yang jelas.


Kesannya KPK hanya me­na­ngani kasus suap saja?

Itu karena KPK tidak ada road­map. Kami ingin KPK itu gagah berani. Ibarat pendekar, KPK itu punya senjata bom nuklir, tapi kok cari lawan nyamuk. Seharus­nya kalau bom nuklir, jangan cari lawan lalat atau nyamuk.


Apa boleh calon pimpinan KPK sowan ke parpol?

Sowan kan gak apa-apa, nama­nya silaturahmi kan disarankan dalam agama. Barang siapa sering silaturahim, dijamin panjang umur dan banyak rejekinya.   [rm]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA