RMOL. Kondisi keamanan di Libya semakin membaik setelah terbentuknya Dewan Transisi Nasional. Namun pemerintah Indonesia terus memantau kondisi warganya di sana.
“Saat ini ada 10 WNI yang suÂdah dievakuasi ke KBRI Tunisia. Kondisi mereka sehat dan aman,†ungkap Juru Bicara KeÂmenterian Luar Negeri, Michael Tene, keÂpada Rakyat Merdeka, keÂmarin.
Seperti diketahui, 6 SeptemÂber 2011, Indonesia berhasil mengeÂvaÂkuasi delapan WNI dari Libya ke KBRI di Tunisia. Ke deÂlapan orang itu adalah Eliya binti Sana Darsilah, Roatinih binti Walir, Parni binti Mai Endi, Asiyah binti Ardi, Dian Yulianti, Kadmini binti Said Muhammad, Rosidah binti Sanawi, dan Eni binti Sair Bosar.
Michael Tene selanjutnya meÂngatakan, berdasarkan pantauan dan catatan terkini KBRI Tunisia, masih ada 23 WNI yang berada di Tripoli, Libya. Pemerintah Indonesia tidak membiarkan beÂgitu saja keberadaan 23 WNI terÂsebut. Namun melalui KBRI di Tunisia, pemerintah terus melaÂkukan komunikasi dengan 23 WNI tersebut.
“KBRI kita yang ada di TuÂnisia terus menjalin komunikasi deÂngan 23 WNI. Kami terus meÂmanÂtau. Kami menghimbau meÂreka untuk dievakuasi ke TuniÂsia,†ujar Tene.
Berikut kutipan selengkapnya;
Bagaimana proses evakuasi 10 WNI itu?
Sejak pecah pertempuran, DeÂwan Transisi Nasional meÂnguaÂsai Tripoli. Sejak itu sudah ada 10 WNI yang dievakuasi keluar Tripoli. Proses evakuasi dilakuÂkan dalam tiga tahap, yaitu tanggal 30 Agustus 2011 mengeÂvakuasi satu orang, tanggal 6 September 2011 mengevakuasi delapan orang dan tanggal 8 September 2011 mengevakuasi satu orang.
Proses evakuasi kita sesuaiÂkan dengan keadaan setempat, yang saat ini kondisinya sudah memÂbaik.
Kemungkinan besar kita akan mengevakuasi ke KBRI TuniÂsia beÂberapa orang dari 23 orang yang masih berada di Libya.
Apa benar pasÂÂpor 10 WNI itu berÂÂÂmasalah?
Ada beberapa dari mereka yang tidak memegang pasporÂnya masing-masing. Namun hal itu tidak masalah, karena kita sudah ada kerja sama antara peÂtugas KBRI di Tunisia dengan petugas Imigrasi di perbatasan Libya-TuÂnisia. Untuk itu meÂreka bisa menÂÂdapatkan izin meÂlintasi perÂbaÂtasan.
Bagaimana dengan kondisi keÂsehatan mereka?
Semuanya dalam keadaan seÂhat dan aman. Yakni 10 orang yang sudah di KBRI Tunisia dan 23 orang yang masih bertahan di rumah majikan mereka di Libya.
Kapan lagi ada evakuasi?
Dalam waktu dekat ini satu atau dua orang akan dievakuasi ke KBRI Tunisia. Namun sisanya masih ada yang ingin tetap berÂtahan di Tripoli.
Bagaimana WNI yang ingin tetap di Libya?
Memang keadaannya tidak seÂmua WNI ingin dievakuasi karena kondisi di Libya sudah semakin membaik. Mereka ingin tetap di Libya. Mereka ini tetap akan kita pantau kondisinya. Namun bagi mereka yang ingin dievakuasi, pemerintah Indonesia akan memfasilitasi proses evaÂkuasi ke KBRI Tunisia.
10 WNI itu akan dipulangÂkan ke Indonesia?
Hal ini masih dibicarakan keÂpada mereka. Apakah meÂnunggu situasi di Libya aman dengan tetap menunggu di KBRI Tunisia atau kembali ke Indonesia. Tapi saya belum bisa memastikan berapa yang ingin ke Indonesia.
Apa kendala evakuasi itu?
Sejauh proses evakuasi yang kami lakukan, kendala utamanya adalah kondisi keamanan. Sebab, proses evakuasi dilakukan dari jalan darat, tidak bisa lewat udara. Sebelum mereka melintasi perÂjalanan ke perbatasan Libya-Tunisia, tentunya kami harus meÂmastikan rute yang dilaluinya relatif aman.
Kendala lainnya masalah logisÂtik, seperti bahan bakar karena memang persediaan bahan bakar itu tidak mudah diperoleh di Tripoli. Namun kendala itu bisa diatasi. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: