"Sukses menangkap Nazaruddin di Kolumbia, sebuah negeri yang sangat jauh, justru menguatkan kesan diskriminasi perlakuan terhadap para buron, terutama sejumlah koruptor yang sudah sangat lama lari dari Indonesia," kata anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo, petang ini.
"Bahkan, dalam dua hari terakhir ini, saya sudah dihujani pertanyaan dari berbagai kalangan; kalau koordinasi Polri dengan Interpol bisa begitu efektif menyergap Nazaruddin, mengapa Polri-Interpol terkesan begitu sulit menangkap Nunun Nurbaeti dan sejumlah buronan korupsi lain yang diketahui hanya bersembunyi di negara-negara di kawasan Asia Tenggara," sambung politikus Golkar ini.
Muncul kesan, untuk memburu Nazaruddin, para penegak hukum menunjukan kesungguhan dan bekerja all out. Sedangkan untuk memburu Nunun serta para buron lain, tidak ada kesungguhan.
"Publik (juga) masih ingat bahwa sudah beberapa kali Presiden membuat pernyataan tentang kasus Nazaruddin," terangnya.
"Karena itu, Polri dan KPK harus segera memberi penjelasan kepada masyarakat perihal pembedaan perlakuan ini. Masyarakat ingin tahu apa saja kesulitan Polri dan KPK dalam memburu para buronan korupsi lain," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: