WAWANCARA

Max Sopacua: M Nazaruddin Bukan Korban Politik Istana

Minggu, 19 Juni 2011, 00:59 WIB
Max Sopacua: M Nazaruddin Bukan Korban Politik Istana
Max Sopacua
RMOL.Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Angelina Sondakh dan Mirwan Amir diminta mengklarifikasi tuduhan terlibat dalam kasus Sesmenpora.

“Perlu secepatnya diklari­fi­kasi, sehingga persoalan ini bisa dibatasi perkembangannya,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Demo­­krat, Max Sopacua, kema­rin. Seperti diketahui, bekas Ben­dahara Umum Partai Demo­krat M Nazaruddin menuduh Ange­lina Sondakh, Mirwan Amir, dan Wayan Koster (anggota DPR dari Fraksi PDIP) terlibat dalam kasus Sesmenpora.

Max mengungkapkan, sebe­narnya cukup mudah melakukan klarifikasi. Sebab, dari internal Partai Demokrat sudah ada tim yang dibentuk semenjak kasus Nazaruddin merebak.

“Misalnya ada tim yang ber­bicara dengan Pak Nazar dan Bu Angie, itu gampang sekali  mela­kukan klarifikasi,” ujar anggota Komisi I DPR itu.

Berikut kutipan selengkapnya;

Apa Partai Demokrat tidak khawatir terhadap pernyataan Nazaruddin itu?

Saya kira dampak dari per­soalan Pak Nazar mengarah ke kiri dan ke kanan, termasuk inter­nal kami kena juga. Artinya, partai akan memanggil Ibu Angie dan Pak Mirwan untuk dimintai klarifikasi terkait per­nyataan Pak Nazar, apakah betul atau tidak. Jadi semuanya harus disertai de­ngan klarifikasi ter­hadap indi­vidu-individu yang disebutkan itu.

Bagaimana kalau tuduhan Nazaruddin itu benar?

Kita harus tetap menghargai praduga tak bersalah. Tapi inter­nal Partai Demokrat akan mem­bahasnya sebatas etika saja. Se­bab, kami tidak punya wewenang terkait dalam masalah hukum, itu ditangani oleh instansi terkait yang mempunyai otoritas.

Bagaimana dengan pernya­taan Nazaruddin bahwa dia korban politik dari Istana?

Terus terang saya tidak berpikir ke arah itu bahwa dia sebagai korban politik Istana, bukan se­perti itu. Namun yang kami ha­rap­kan adalah agar Pak Naza­ruddin cepat kembali, supaya semuanya bisa diselesaikan dan dibicarakan secara terbuka.

Apa Partai Demokrat sudah melarang agar Nazaruddin ti­dak mengeluarkan bola liar?

Kita sudah berhubungan de­ngan Nazar, tetapi karena jarak kami dengannya sangat berjau­han, maka hubungannya hanya sebatas telepon. Kalau dia tele­pon, baru kita bicara.

Cara dialog seperti itu tidak akan membuat permasalahan ini menjadi terang. Apabila dia da­tang, dialog terbuka akan kami lakukan oleh teman-teman untuk memberikan masukan kepada­nya. Di samping memberikan du­kungan terkait permasalahannya dengan lembaga hukum.

Apa Partai Demokrat beren­cana memanggil Nazar secara keras?

Saya kira urusan keras dan lembut itu urusan penegak hu­kum. Bukan urusan partai. Sebab, partai hanya pada batas etika. Apabila dia melanggar etika, dia akan kena sanksi seperti yang sudah diterimanya dari Dewan Kehormatan.

Apa Nazar melempar bola liar karena kecewa terhadap Partai Demokrat?

Rasa kecewa ketika seseorang dilengserkan dari jabatannya itu pasti ada, jadi itu hal yang lum­rah. [rm]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA