WAWANCARA

Jenderal Timur Pradopo: Pengganti Ito Sumardi Pernah Jadi Kapolda

Rabu, 15 Juni 2011, 07:15 WIB
Jenderal Timur Pradopo: Pengganti Ito Sumardi Pernah Jadi Kapolda
Kapolri Jenderal Timur Pradopo
RMOL. Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengisyaratkan calon Kabareskrim untuk menggantikan Itu Sumardi pernah menjabat Kapolda.

“Kami masih menghimpun beberapa nama Kapolda. Sebab, salah satu syaratnya adalah per­nah menjadi Kapolda,” ungkap Kapolri, Jenderal Timur Pradopo.

Seperti diberitakan sebelum­nya, Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumardi dan Wakil Kabares­krim Polri Irjen Mathius Salem­pang memasuki masa pensiun Juni ini.

Dewan Jabatan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri akan merapatkan dan menentukan siapa pengganti pada dua posisi tersebut.

Timur Pradopo selanjutnya mengatakan, pihaknya sekarang ini belum bisa menyebutkan ca­lon Kabareskrim itu. “Sekarang ini masih dalam proses,’’ ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya;
 
Apa ada syarat yang lain?
Selain pernah menjadi Ka­polda, calon Kabareskrim harus memiliki acceptabi­litas dan akun­tabilitas yang kuat dalam meng­hadapi tantangan Bareskrim di masa mendatang.

O ya, bagaimana persiapan polisi terkait pengamanan saat vonis Abu Bakar Baasyir?
Saya rasa pengamanan tetap kita lakukan dan kami mengajak masyarakat untuk membantu pro­ses pengamanan ini se­cara utuh. Karena wa­laupu vonis tersebut dilakukan di Jakarta, tetapi wila­yah-wila­yah lain harus ikut mengamankan juga, baik dari masyarakat dan polisi.

Bagaimana de­ngan pesan sing­kat bernada ancaman 36 bom?
Kita tidak perlu waswas. Inti­nya bila ada permasalahan seperti itu, masyarakat diminta untuk segera melaporkan ke Polri apa­bila terjadi hal-hal yang men­curigakan.

Bagaimana perkembangan ditemukannya zat berbahaya so­dium sianida?
Kami sudah mengetahui motif tersangka teroris yang ditangkap beberapa hari menjelang sidang vonis Baasyir. Motifnya adalah hendak mera­cuni polisi.

Sementara memang demikian hasil pemeriksaan tersangka yang sudah diamankan. Akan ada per­kembangan dari penangkapan beberapa terduga teroris oleh Densus 88.

Anda menyakini ini adalah ben­tuk teror gaya baru?
Saya belum bisa menentukan apakah ini termasuk teror gaya baru atau bukan. Tentunya ada beberapa pengakuan dari hasil pemeriksaan dan nanti kita bukti­kan dalam pro­ses persi­dangan, dan saya kira akan terungkap di persidangan nanti.

Polri akan melakukan pe­nga­­manan lebih ketat?
Saya kira se­mua yang ber­kai­tan dengan ancaman ke­pa­da masyarakat dan Polisi, akan kita lakukan lang­kah-langkah pre­ventif.
 
Antisipasi Polri yang men­jadi target sasaran teroris?
Tentunya semuanya tergan­tung pada proses penyidikan se­karang. Terkait masalah anca­man-anca­man yang terjadi, kita melakukan langkah-langkah pe­negakkan hukum dibantu ma­sya­rakat. Se­lain itu, Polri mela­kukan de­teksi dini terkait anca­man yang ditu­ju­kan kepada ma­syarakat mau­pun kepada insti­tusi kami. Di­sam­ping itu, ma­syarakat juga kita kuatkan dalam berbagai kegiatan teru­tama ter­kait masalah kea­ma­nan dan ketertiban ling­kungan.
 
Artinya Polri sudah menge­ta­hui adanya ancaman sebe­lum­nya?
Kan begini, kami tahu adanya ancaman setelah penangkapan yang kami lakukan, lalu dikem­bangkan lebih lanjut. Jadi infor­masi ini bergulir dari proses pe­nyelidikan dan penegakan hukum yang kami lakukan.

Bagaimana dengan pencega­han­nya?
Saya kira kita ikuti perkem­bangan yang ada di masyarakat, intinya pengamanan bukan hanya dilakukan oleh polisi semata, te­tapi juga masyarakat ikut menga­mankan.   [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA