Dalam pidatonya, Ketua Umum PDI Perjuangan ini mengungkapkan kekecewaannya mengapa Pancasila yang hari ini dirayakan kelahirannya dipisahkan dari sosok penggalinya sendiri, yaitu Bung Karno.
"Tidak bisa tidak, kita mesti bicara Bung Karno. Bukan karena beliau bapak saya, tapi justru sebagai penggali Pancasila dan sekaligus Proklamator bangsa," ungkap Mega.
Berdasarkan itu, dia mengajak setiap warga bangsa dan pemimpin bangsa Indonesia untuk mengkontemplasikan alur pikiran Bung Karno sejak tokoh pendiri bangsa itu masih berusia muda termasuk ketika di penjara dan dibuang.
Mega menggambarkan, perjuangan panjang disertai pemikiran yang berasal dari sanubari rakyat Indonesia bukan datang begitu saja. Tapi, gagasan sebuah bangsa merdeka dan kehendak menjadikan bangsa itu menjadi klenyataan untuk merdeka telah lama dipikirkan Bung Karno. Hal itu nampak ketika Bung Karno sampaikan pledoi berjudul "Indonesia Menggugat" di depan penguasa kolonial. Dengan demikian, menarik benang merah gagasan Bung Karno sangat penting dan menjadi keharusan.
"Bahwa Pancasila itu tak bisa dilepas dari Bung Karno. Itu harus dilakukan untuk menghindari bangsa dari berpikir instan dan seolah Pancasila itu sekali jadi bebas dan steril dari perenungan panjang Bung Karno," tutur Mega.
Dengan emosional dia mengertitik para penguasa Indonesia yang masih menempatkan Bung Karno di sudut gelap sejarah bangsa sendir.
"Akibatnya sosok Bung Karno menjadi kian asing di tengah bangsanya sendiri," ucapnya emosional.
[ald]
BERITA TERKAIT: