“Kami tidak khawatir dengan fenomena itu. Sebab, PPP tetap konÂsisten menjaga ideologi partai,’’ ujar Wakil Ketua Umum PPP, Chozin Chumaidy, kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, belum lama ini.
Chozin merasa yakin dengan kepemimpinan kolektif, PPP tidak akan kehilangan kader yang eksodus ke partai lain. KolekÂtiÂfiÂtas kepeÂmimÂpinan yang seÂlama ini dijaÂlanÂkan mampu menÂjaga identitas, integritas, dan ideoÂlogi partai serta menjauhkan partai dari politik transaksional.
“Perpindahan kader dalam duÂnia politik, itu hal biasa. Tetapi bila yang pindah partai itu pejabat publik, ini kurang etis dalam seÂbuah sistem demokrasi. ApaÂlagi perpindahan itu untuk meraih jabatan politik yang diÂinginÂkanÂnya,†paÂparÂnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Bagaimana PPP melihat kaÂder partai yang loncat ke partai lain?Seseorang yang pindah partai dalam dunia politik adalah hal yang biasa. Artinya, sepanjang kepindahannya itu tidak dalam kepentingan yang sifatnya prakÂtis pragmatis sesaat. UmpamaÂnya, orang pindah dari partai A ke partai B karena partai A tidak bisa lagi diharapkan untuk memÂÂperÂjuangkan kepentingan masyaraÂkat, itu tidak masalah. Saya kira fenomena itu tidak bisa kita hinÂdari. Ini harus diÂjadiÂkan insÂtrospeksi bagi masing-masing partai. Mengapa ada anggotanya yang gampang pindah.
PPP tidak khawatir ada kaÂderÂnya yang loncat ke partai lain?Insya Allah tidak khawatir. Sebab, kami melihat orang yang gabung di PPP ada semangat ideologinya. Jadi, PPP satu-satuÂnya partai Islam yang memperÂjuangkan kehidupan demokrasi, politik dan ketatanegaraan yang bermartabat. Melalui ideologi itu yang sebenarnya membuat kehiÂdupan kebangsaan kita menjadi bermakna, punya arti dan berÂkualitas dalam kehidupan ini.
Bagaimana caranya agar kaÂder PPP tidak loncat partai?Ada dua hal yang kita lakukan. Pertama, perkuat ideologi partai bahwa di PPP ini kita berjuang atas dasar ideologi Islam. Kedua, harus dilakukan pembinaan, khuÂsusnya dalam kehidupan kader PPP agar mendapatkan keÂsejahteraan. Jadi, kader-kader diberikan arahan peluang untuk mengembangkan potensi ekonoÂminya di daerah masing-masing.
Bagaimana dengan globaÂliÂsasi ideologi?Memang globalisasi ideologi itu cenderung pada pragmatisme dan sekularisme. Ini merupakan tantangan berat bagi PPP. Tapi PPP menjadikan Islam tidak hanya jargon atau slogan. Tetapi kami jabarkan dalam bentuk karya-karya nyata sesuai kebuÂtuÂhan masyarakat dan meningkatÂkan perekonomian masyarakat.
Apa PPP melakukan penguaÂtan internal?Kami terus melakukan konsoliÂdasi internal. Konsolidasi ini memang langkah yang harus kita lakukan untuk memperbanyak kader partai sebagai tenaga pengÂgerak partai. Selain itu, ada juga langkah yang paling sederhana yaitu melakukan silaturahmi seÂcara komprehensif. Artinya silaÂturahmi harus masif dilakukan oleh partai karena dengan cara itu kita bisa memberikan keyakinan kembali kepada masyarakat tentang apa yang dilakukan dan diperjuangkan.
Apa itu saja cukup?Konsolidasi yang dilakukan itu tidak hanya sekadar konsolidasi organisasi. Tetapi juga konsoliÂdasi program, konsolidasi wawaÂsan, dan juga konsolidasi kepeÂmimpinan.
Memang sisi kepemimpinan bisa menjaga pragmatisme poÂliÂtik di PPP?Kebetulan PPP dan partai poliÂtik dalam perkembangan politik ke depan tidak bisa mengandalÂkan pada seorang pemimpin saja. Tetapi kekuatan PPP itu adalah atas dasar platform politik dan visi dan misi PPP. Ini yang menÂjadi kekuatan PPP sebagai partai Islam yang memiliki inteÂgritas dan kaÂrakÂteristik partai politik yang mengusung rahÂmatan lil’alamin.
Bagaimana dengan suksesi Ketua Umum PPP?Sebetulnya perebutan jabatan ketua umum (ketum) tidak menÂjadi hal yang signifikan bagi PPP. Sebab, sebaik apapun keÂtum, tapi kalau tidak bisa memÂberikan jaminan bagi identitas dan karakÂteristik PPP dan tidak mampu menjaga kekuatan ideoÂlogi yang menjadi dasar prilaku partai, PPP tetap tidak akan diÂminati rakyat.
[RM]
BERITA TERKAIT: