WAWANCARA

Chozin Chumaidy: Ideologi & Kepemimpinan Kolektif Cegah Eksodus ke Partai Lain

Jumat, 22 April 2011, 07:16 WIB
Chozin Chumaidy: Ideologi & Kepemimpinan Kolektif Cegah Eksodus ke Partai Lain
Chozin Chumaidy
RMOL. Petinggi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak merasa kebakaran jenggot dengan adanya fenomena perpindahan kader ke partai politik lainnya.     

“Kami tidak khawatir dengan fenomena itu. Sebab, PPP tetap kon­sisten menjaga ideologi partai,’’ ujar Wakil Ketua Umum PPP, Chozin Chumaidy, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, belum lama ini.

Chozin merasa yakin dengan kepemimpinan kolektif,  PPP tidak akan kehilangan kader yang eksodus ke partai lain. Kolek­ti­fi­tas kepe­mim­pinan yang se­lama ini dija­lan­kan mampu men­jaga identitas, integritas, dan ideo­logi partai serta menjauhkan partai dari politik transaksional.

“Perpindahan kader dalam du­nia politik, itu hal biasa. Tetapi bila yang pindah partai itu pejabat publik, ini kurang etis dalam se­buah sistem demokrasi. Apa­lagi perpindahan itu untuk meraih jabatan politik yang di­ingin­kan­nya,” pa­par­nya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Bagaimana PPP melihat ka­der partai yang loncat ke partai lain?
Seseorang yang pindah partai dalam dunia politik adalah hal yang biasa. Artinya, sepanjang kepindahannya itu tidak dalam kepentingan yang sifatnya prak­tis pragmatis sesaat. Umpama­nya, orang pindah dari partai A ke partai B karena partai A tidak bisa lagi diharapkan untuk mem­­per­juangkan kepentingan masyara­kat, itu tidak masalah. Saya kira fenomena itu tidak bisa kita hin­dari. Ini harus di­jadi­kan ins­trospeksi bagi masing-masing partai. Mengapa ada anggotanya yang gampang pindah.

PPP tidak khawatir ada ka­der­nya yang loncat ke partai lain?
Insya Allah tidak khawatir. Sebab, kami melihat orang yang gabung di PPP ada semangat ideologinya. Jadi, PPP satu-satu­nya partai Islam yang memper­juangkan kehidupan demokrasi, politik dan ketatanegaraan yang bermartabat. Melalui ideologi itu yang sebenarnya membuat kehi­dupan kebangsaan kita menjadi bermakna, punya arti dan ber­kualitas dalam kehidupan ini.

Bagaimana caranya agar ka­der PPP tidak loncat partai?
Ada dua hal yang kita lakukan. Pertama, perkuat ideologi partai bahwa di PPP ini kita berjuang atas dasar ideologi Islam. Kedua, harus dilakukan pembinaan, khu­susnya dalam kehidupan kader PPP agar mendapatkan ke­sejahteraan. Jadi, kader-kader diberikan arahan peluang untuk mengembangkan potensi ekono­minya di daerah masing-masing.

Bagaimana dengan globa­li­sasi ideologi?
Memang globalisasi ideologi itu cenderung pada pragmatisme dan sekularisme. Ini merupakan tantangan berat bagi PPP. Tapi PPP menjadikan Islam tidak hanya jargon atau slogan. Tetapi  kami jabarkan dalam bentuk karya-karya nyata sesuai kebu­tu­han masyarakat dan meningkat­kan perekonomian masyarakat.

Apa PPP melakukan pengua­tan internal?
Kami terus melakukan konsoli­dasi internal. Konsolidasi ini memang langkah yang harus kita lakukan untuk memperbanyak kader partai sebagai tenaga peng­gerak partai. Selain itu, ada juga langkah yang paling sederhana yaitu melakukan silaturahmi se­cara komprehensif. Artinya sila­turahmi harus masif dilakukan oleh partai karena dengan cara itu kita bisa memberikan keyakinan kembali kepada masyarakat tentang apa yang dilakukan dan diperjuangkan.

Apa itu saja cukup?
Konsolidasi yang dilakukan itu tidak hanya sekadar konsolidasi organisasi. Tetapi juga konsoli­dasi program, konsolidasi wawa­san, dan juga konsolidasi kepe­mimpinan.

Memang sisi kepemimpinan bisa menjaga pragmatisme po­li­tik di PPP?
Kebetulan PPP dan partai poli­tik dalam perkembangan politik ke depan tidak bisa mengandal­kan pada seorang pemimpin saja. Tetapi kekuatan PPP itu adalah atas dasar platform politik dan visi dan misi PPP. Ini yang men­jadi kekuatan PPP sebagai partai Islam yang memiliki inte­gritas dan ka­rak­teristik partai politik yang mengusung rah­matan lil’alamin.

Bagaimana dengan suksesi Ketua Umum PPP?
Sebetulnya  perebutan jabatan ketua umum (ketum) tidak men­jadi hal yang signifikan bagi PPP. Sebab, sebaik apapun ke­tum, tapi kalau tidak bisa mem­berikan jaminan bagi identitas dan karak­teristik PPP dan tidak mampu menjaga kekuatan ideo­logi yang menjadi dasar prilaku partai, PPP tetap tidak akan di­minati rakyat.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA